Yogyakarta

Pasar Mempersempit Pintu Masuk Keraton Cirebon Kanoman, Tim Perpustakaan Kerajaan: Kebijakan Kolonial Belanda

BondowosoNetwork.com – Seharusnya, akses jalan menuju tempat-tempat bersejarah yang mempengaruhi budaya dan peradaban bangsa sangat mudah dan lebar.

Maka untuk pergi ke tempat bersejarah ini banyak dikunjungi orang untuk mempelajari lebih dalam tentang sejarah bangsanya sendiri.

Namun, tidak demikian halnya di pintu masuk Keraton Kanoman Cirebon, melainkan dipersempit oleh pasar yang ramai pengunjung.

Baca juga: Jangan Pernah Masuk Gerbang Istana Ini Jika Belum Membaca Syahadat Om Hao: Syarat Utamanya

Akibatnya, tidak banyak orang yang mengunjungi tempat bersejarah ini karena mungkin akan terganggu oleh lalu lintas orang-orang pasar.

Mas Farihin, dikutip Jaringan Bondowoso dari kanal YouTube Tanah Jawa, anggota tim Perpustakaan Keraton Kanoman Cirebon, mengatakan sebenarnya lokasi pasar tersebut tidak.

Bahkan hingga saat ini, keberadaan pasar di depan pintu masuk Keraton Cirebon-Kanoman masih menjadi polemik atau masalah.

Baca Juga: MITOLOGI JAWA Asal Usul Keraton Mataram Pegasus Bernama Kuda Sembrani Setelah Tragedi Jatuhnya Banyu

Menurut Mas Farihin, desain pasar ini merupakan bagian dari kebijakan kolonial Belanda, dan sebenarnya tempatnya tidak di depan pintu masuk Keraton Kanoman.

Penjajah Belanda sengaja menempatkan pasar di depan pintu masuk Istana Kanoman untuk memutuskan hubungan antara raja dan rakyatnya.

Meski pasar merupakan mata pencaharian masyarakat, hal ini mempengaruhi akses jalan menuju Keraton Kanoman di Cirebon.

Baca Juga: Inilah Istana Kerajaan Laut Selatan, Terbentang dari Ujung Barat Hingga Bali

Sayangnya, jalan yang ditempati pasar tersebut merupakan satu-satunya akses menuju situs Keraton Kanoman Cirebon.

Seperti yang dijelaskan Mas Farihin, banyak dari Pinageran atau Istana Pangeran Kanoman yang menjadi pemberontak melawan pemerintahan kolonial Belanda saat ini.

Karena pemberontakan, penjajah Belanda memindahkan pasar di depan pintu masuk Keraton Cirebon-Kanoman dan mendirikan pembatas antara raja dan rakyat.

Baca Juga: Misteri Istana Majapahit yang Hilang Terungkap, Di Mana Lokasi Sebenarnya?

Menurut Mas Farihin, para pangeran yang memberontak terhadap penjajahan Belanda itu kebanyakan berasal dari Keraton Kanoman.

Misalnya Mbah Muqoyyim, Kiai Ismail, adik Mbah Muqoyyim, Pangeran Raja Kanoman, Pangeran Raja Kabupaten rata-rata berasal dari Keraton Kanoman.

Mas Farihin menambahkan, dampak pasar bisa dirasakan di depan pintu masuk Keraton Kanoman Cirebon.

Baca Juga: Hutan Ini Milik Kerajaan Laut Selatan, Om Hao menyebutnya sebagai Gerbang Timur Istana Ajaib

Salah satunya, masyarakat semakin malas dan ragu untuk datang ke keraton Kanoman Cirebon.

Sehingga tidak ada minat masyarakat terhadap tempat wisata bersejarah yang aksesnya sulit dilalui.

Keberadaan pasar di depan pintu masuk Keraton Kanoman merupakan hasil dari pembagian kerajaan di masa lalu.

Baca juga: Jejak Prabu Tawang Alun di Istana Macan Putih, Bekas Kerajaan Diduga Lokasi KKN di Kampung Penari

Padahal sebenarnya sudah ada perpecahan di dalam kerajaan jauh sebelum penjajah mendirikan pasar di pintu masuk Istana Kanoman.

Mas Farihin menjelaskan, pasar di depan pintu masuk Keraton Kanoman menjadi hasil pembagian karena banyak warga Pinanger yang memberontak melawan penjajah Belanda.

Pemberontakan terjadi karena kekuasaan dibagi untuk memungkinkan VOC menyerbu tubuh kerajaan, yang kemudian menguasai perdagangan.

Baca Juga: Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Kunjungi Keraton Yogyakarta di Hari Pertama Lebaran

Orang Pinangeran, yang tidak mau berdamai dengan VOC, memilih keluar dari Istana Kanoman dan bertengkar dengan siswa dan masyarakatnya.***

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button