Pasar Krisak dan Ngadirojo yang menelan Rp 10 miliar akan dihidupkan kembali tahun ini - WisataHits
Jawa Tengah

Pasar Krisak dan Ngadirojo yang menelan Rp 10 miliar akan dihidupkan kembali tahun ini

Pasar Krisak dan Ngadirojo yang menelan Rp 10 miliar akan dihidupkan kembali tahun ini

Laporan wartawan TribunSolo.com Erlangga Bima Sakti

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri akan menghidupkan kembali dua pasar tradisional pada 2023.

Anggaran yang dihabiskan untuk revitalisasi adalah Rp 10 miliar.

Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengatakan, dua pasar tersebut adalah Pasar Krisak di Kecamatan Selogiri dan Pasar Ngadirojo di Kecamatan Ngadirojo.

“Anggaran per pasar Rp5 miliar, ada dua pasar yang direvitalisasi yakni Krisak dan Ngadirojo,” kata bupati kepada TribunSolo.com.

Joko Sutopo mengatakan pasar merupakan pusat ekonomi berbasis kerakyatan.

Di pasar tradisional, hasil bumi seperti hasil bumi masyarakat bertemu untuk diperjualbelikan.

Tujuan revitalisasi adalah upaya pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur ekonomi.

Sehingga kekuatan dan fungsi pasar tradisional menjadi lebih optimal.

Baca Juga: Sejarah Pasar Gede Solo: Pernah Terbakar Tahun 1999 Hingga Beralih Fungsi Jadi Tempat Wisata

“Ketika pasar bersih dan tertata dengan baik, otomatis potensi ekonomi akan mengikuti. Karena akan lebih aman dan nyaman. Reaksi pengunjung juga berbeda-beda,” jelasnya.

Jekek, sapaan akrabnya, mencontohkan: ketika pasar sedang sepi dan kacau, orang hanya datang ke pasar ketika ingin mendapatkan apa yang dibutuhkan lalu segera kembali.

Berbeda dengan pasar yang bersih dan tertata, termasuk pedagang yang baik bagi pengunjung, Jekek meyakini akan menjadi oasis baru dalam perekonomian nasional.

Selama revitalisasi, Jekek nantinya akan berkomunikasi dengan para pedagang.

“Aktivitas ekonomi harus terganggu dan masyarakat setuju. Kalau setuju kebijakan pemerintah harus diterima, maka kemungkinan ada penundaan atau penutupan,” kata Jekek.

Jekek memastikan hal-hal seperti ini jelas: Proses pengembangan pasar yang paling penting menurutnya adalah sosialisasi potensi dampak.

“Di Krisak, kepemilikan tanah jelas. Ini milik desa, tapi statusnya sudah dialihkan menjadi milik Kabupaten,” pungkas Jekek.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button