Jawa Barat

Para ahli mengatakan KTT G20 akan meningkatkan pariwisata dan meningkatkan devisa pemerintah

Pakar LPPM-IPB gelar KTT G20 untuk mendorong pemerataan ekonomi lintas wilayah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kelompok Dua Puluh atau G20 merupakan forum kerja sama dan diskusi internasional yang beranggotakan negara-negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Anggota G20 sendiri terdiri dari 19 negara dan satu lembaga negara Uni Eropa.

Tahun ini, Indonesia diberi kesempatan menjadi tuan rumah Presidensi G20. Amanat tersebut telah dilaksanakan sejak Desember 2021 dan akan berlangsung hingga November 2022.

Keberadaan G20 dipandang positif bagi berbagai sektor, salah satunya adalah sektor bisnis. Pernyataan ini juga disampaikan oleh Sekretaris Pusat International Center for Applied Finance and Economics (InterCAFE) LPPM IPB, yaitu Syamsul Hidayat Pasaribu.

Menurutnya, KTT (KTT) G20 sangat bermanfaat bagi Indonesia dari sisi ekonomi. Hal ini dikarenakan terdapat sejumlah kegiatan Presidensi G20 yang positif dan mengundang banyak delegasi antar negara.

Secara ekonomi hal ini meningkatkan penerimaan devisa negara karena mirip dengan kunjungan wisatawan, sehingga perlu adanya akomodasi yang tentunya membawa manfaat bagi Indonesia.

“G20 dipandang mirip dengan rangkaian acara olahraga internasional yang bisa meraup keuntungan sebesar Rs 1-2 triliun. Sangat mungkin terjadi,” kata Syamsul Hidayat Pasaribu.

Syamsul Hidayat Pasaribu mengatakan besarnya investasi atau uang yang dikeluarkan pemerintah dalam rangkaian acara G20 bisa mendatangkan manfaat hingga berlipat ganda. Ia menambahkan, sisi positif dari G20 adalah tidak fokus pada rangkaian acara hanya di satu sisi tempat tetapi di berbagai tempat lain seperti Bali, Papua, Jakarta, Bogor, Bandung dan sebagainya.

“Penempatan rangkaian G20 di seluruh Indonesia sangat baik untuk keadilan regional, sehingga penyelenggaraan KTT G20 ini akan berdampak baik secara ekonomi,” ujar Sekretaris InterCAFE Center LPPM IPB.

Ia menambahkan, G20 juga berdampak signifikan terhadap bagaimana perekonomian Indonesia dikelola, misalnya dengan meningkatkan penyerapan tenaga kerja, seperti penguatan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang berkembang berkat kerja sama antar negara tersebut.

“Saya berharap para pengambil keputusan politik dapat memanfaatkan momen ini dengan baik karena kontribusi internasional untuk Indonesia. Selain itu, tentunya sebagai tuan rumah rangkaian acara ini, Anda juga bisa mengangkat isu berupa masalah yang menjadi keresahan masyarakat. Itu bisa disesuaikan dengan kepentingan nasional,” kata Syamsul Hidayat Pasaribu.

Selain itu, Syamsul Hidayat Pasaribu berharap pemerintah dapat membangun hubungan kerjasama yang positif dan memberikan pengaruh yang baik antar negara untuk membuka akses pasar dan investasi di Indonesia.

Dia mencontohkan Indonesia bisa berinvestasi dengan Arab Saudi atau Turki, bahkan dengan Uni Eropa seperti Italia atau Spanyol, yang sebagai kemitraan ekonomi bermanfaat bagi perekonomian Indonesia.

Dalam keterangan lain, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga meyakini keberadaan G20 akan berdampak positif bagi perekonomian Indonesia. Dia mengatakan acara G20 akan menambah US$533 juta, atau sekitar Rs.7,4 triliun, ke PDB Indonesia.

Dijelaskan Syamsul Hidayat Pasaribu, Sri Mulyani juga yakin akan menghasilkan peningkatan konsumsi domestik hingga Rp 1,7 triliun dan mendorong investasi UMKM dalam negeri mengingat saat ini 80 persen investor global berasal dari negara-negara G20.

“Indonesia akan berperan dalam membentuk kebijakan pemulihan ekonomi global. Dengan membaiknya perekonomian dunia, maka kita akan mendapatkan efek positifnya, salah satunya ekspor yang akan meningkat tajam,” tutup Sri Mulyani.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button