Spectrum - Mendorong produk bendera Garut berkibar di dunia - WisataHits
Jawa Barat

Spectrum – Mendorong produk bendera Garut berkibar di dunia

Garut (ANTARA) – Sejarah Kabupaten Garut di Provinsi Jawa Barat seolah tak ada habisnya, baik itu cerita wisata alam, budaya, keragaman kuliner, hingga potensi produk khas yang dibuat oleh keahlian warganya.

Kini Kabupaten Garut punya cerita baru tentang sebuah desa yang sebagian besar penduduknya berwiraswasta sebagai pengrajin bendera khususnya pembuatan bendera merah putih dan sejenisnya seperti spanduk.

Kawasan tersebut bernama Kampung Babakan Sari di Desa/Kecamatan Leles, yang letaknya tidak jauh dari Jalan Raya Garut-Bandung atau jalan utama menuju kawasan perkotaan Garut. Ada 3.500 orang menjalankan toko bendera di desa.

Menurut Ketua Himpunan Pengrajin Bendera Merah Putih Kabupaten Garut, Rhamdan Zaelani, disebut Desa Bendera karena sebagian besar penduduk suatu desa merupakan pelaku Usaha Bendera yang telah digeluti di Desa Babakan Sari secara turun temurun.

Awalnya pembuatan bendera hanya dilakukan oleh enam orang pada tahun 1957, kemudian berkembang dan berkembang. Selama ini, seluruh warga satu desa menjalankan pabrik bendera dengan produktivitas satu orang yang bisa memproduksi 800 bendera per hari.

Produk bendera merah putih dan atribut lainnya dari desa ternyata tidak hanya dijual di Garut, tetapi telah memenuhi permintaan pasar di ibukota bahkan memenuhi permintaan pasar dari Sabang hingga Merauke.

Adanya keistimewaan desa tersebut mendorong sebagian pemerintah kabupaten dan provinsi Jawa Barat serta kepolisian untuk mendirikan tugu peringatan Tugu Pengrajin Bendera Merah Putih Garut Asli Garut. Tugu peringatan itu hanya didirikan di pojok kanan depan Alun-Alun Leles yang diresmikan langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Senin, 22 Agustus 2022, dihadiri para pengrajin bendera dan unsur pimpinan daerah setempat.

Dalam kesempatan tersebut Gubernur menyampaikan bahwa keberadaan Tugu bukan hanya sekedar bangunan yang menunjukkan kawasan sebagai tempat banyak perajin bendera merah putih, tetapi lebih dari itu.

Tugu peringatan tersebut dapat menjadi pengingat dan penyemangat agar insan-insan yang berkecimpung di industri bendera terus semangat berkarya, berinovasi dan tetap mengibarkan bendera di pelosok tanah air.

“Suatu kehormatan, Kabupaten Garut, sebagai daerah penghasil kerajinan, pengrajin UKM Bendera Merah Putih yang pernah berkunjung ke nusantara. Kita hormati, kita hormati dengan Tugu Pengrajin Bendera Merah Putih di Kabupaten Leles,” kata Ridwan Kamil.

berinovasi

Kang Emil, demikian ia biasa disapa, mengaku tertarik dengan Garut. Selain sebagai kakek Garut, ternyata Garut memiliki kekhasan atau konon memiliki keahlian khusus di masing-masing daerah.

Misalnya di Banyuresmi ada desa tukang cukur yang semua penduduknya adalah tukang cukur yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, khususnya Jakarta, termasuk Tukang Cukur Presiden Republik Indonesia asal Garut.

Kemudian ada desa bendera, sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai pengrajin bendera yang kegiatannya memproduksi bendera untuk kebutuhan pasar seluruh daerah di Indonesia setiap hari. Kegiatan manufaktur jauh lebih sibuk menjelang perayaan Hari Kemerdekaan 17 Agustus.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil (kedua dari kiri), Bupati Garut Rudy Gunawan (kanan), Irjen Pol Suntana Polda Jabar (ketiga dari kiri), dan Kapolda Garut, AKBP Wirdhanto Hadicaksono (kanan), berfoto bersama di peresmian Monumen Pengrajin Bendera Merah Putih Asli Garut di Lapangan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (22/8/2022). ANTARA/Feri Purnama spesialis bidang tertentu perlu didorong agar usahanya dapat berkembang dan merevitalisasi perekonomian masyarakat Garut, terutama setelah sekian lama didera pandemi COVID-19.

Keunggulan Garut dibandingkan daerah lain adalah daerah ini memiliki tenaga ahli tertentu. Ada Kampung Domba Garut, Kampung Cukur Asgar, dan Kampung Kerajinan Bendera Merah Putih. Semua tenaga ahli profesional di bidang ini mampu menggerakan perekonomian dan membanggakan Garut.

Emil memberikan masukan kepada para perajin Bendera Merah Putih agar tidak hanya bisa membuat bendera Indonesia untuk kebutuhan dalam negeri tetapi juga membuat kreasi lain yang bernilai eceran.

Perajin bisa membuat berbagai pernak-pernik, patung kecil, atau pernak-pernik lainnya yang dipadukan dengan bendera merah putih sebagai produk utama warga desa bendera.

Pengrajin bisa mendapatkan penghasilan tambahan dengan membuat berbagai kreasi, sehingga tidak hanya mengandalkan penjualan bendera merah putih yang selama ini menjadi fokus bisnis mereka.

Perajin dapat merintis dan membuat perhiasan, patung kecil dengan bendera, dan miniatur. “Terjemahkan ke dalam semua jenis piduiteun (yaitu uang)” katanya.

Bendera internasional

Desa bendera memiliki potensi besar karena sudah saatnya diversifikasi produknya, untungnya bisa menembus pasar ekspor. Jumlah pengrajin saat ini sekitar 3.500 orang. Dengan banyaknya pengrajin, mereka siap menyediakan produk untuk pasar luar negeri. Pengrajin Garut juga telah memberikan bendera merah putih saat tim olahraga Indonesia berlaga di luar negeri.

Kang Emil bersedia mendorong para perajin bendera di Kabupaten Leles untuk berinovasi dan memperluas penjualan ke luar negeri. Dia berjanji akan membuka pasar dan mempekerjakan orang yang bisa memberikan pelatihan dan memahami jenis bendera yang ada di luar negeri.

Dalam hal ini, Garut menjadi pemasok utama bendera dunia. Alhasil, para penghuni Fahnendorf akan menikmati kehidupan yang diimpikan banyak orang saat ini.

“Kehidupan desa, mata pencaharian kota, bisnis global,” kata Kang Emil.

Berita ini disiarkan di Antaranews.com dengan judul: Dorong produk bendera Garut untuk mendunia

Source: jabar.antaranews.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button