Pakar UGM: Resesi untuk ditonton tapi jangan terlalu khawatir - WisataHits
Yogyakarta

Pakar UGM: Resesi untuk ditonton tapi jangan terlalu khawatir

Wartawan Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Pengamat ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Amirullah Setya Hardi, SE, Cand.Oecon., Ph.D mengatakan, ancaman resesi ekonomi perlu diwaspadai.

Meski demikian, Pemprov DIY harus tetap optimis.

Alasannya: Ia melihat optimisme dalam perekonomian DIY. Optimisme ini terlihat dari tingginya jumlah pengunjung ke DIY.

Bahkan, dia memprediksi kunjungan wisatawan ke DIY akan terus berlanjut hingga akhir tahun.

“Kunjungan pariwisata masih tinggi dan ini akan terjadi di akhir tahun. Kalau indikatornya orang datang ke Jogja, sebagai salah satu penggerak ekonomi di Jogja, saya kira kita masih punya optimisme,” katanya, Jumat (28/ 10/2022).

Baca Juga: Tips Mengelola Investasi Di Tengah Kemungkinan Resesi Ekonomi

Menurut dosen FEB UGM ini, DIY adalah melting pot, jadi apapun di luar DIY punya nilai ketika masuk ke Yogyakarta.

Itu karena DIY memiliki daya sentuh yang cukup baik untuk mengemas produk yang layak jual.

Keunggulan ini harus dimanfaatkan oleh Pemprov dan Pemkot DIY agar barang dan jasa tersebut bisa dijual kepada wisatawan.

“Inflasi akan menurunkan daya beli masyarakat, tapi bagi pariwisata sepertinya tidak terlalu berpengaruh. Karena jika ingin berwisata, Anda harus memiliki budget yang berbeda dengan konsumsi sehari-hari. jadi mereka tetap mengeluarkan uang untuk DIY,” jelasnya.

Karena DIY merupakan daerah tujuan wisata, pihaknya mendorong masyarakat Yogyakarta untuk menjadi tuan rumah yang baik.

Hal sederhana yang bisa dilakukan orang adalah tidak bepergian saat high season.

Baca Juga: Bahaya Resesi, BEI Ajak Masyarakat Revisi Rencana Keuangan dan Mulai Investasi

“DIY kecil, masyarakat bisa menampung wisatawan. Itu juga tidak umum. Padahal, untuk pariwisata, ini bukan hanya peran pemerintah, tapi juga perlu didukung oleh masyarakat,” lanjutnya.

Selain pariwisata, ada optimisme karena DIY tidak terlalu bergantung pada bahan baku di luar DIY.

Beberapa barang dibuat di DIY.

Hal ini dapat meringankan kesulitan impor akibat pelemahan rupiah.

“Jika rupiah yang sudah diimpor melemah, ini akan berdampak pada produksi. Resesi ekonomi ini tidak dapat diabaikan, tetapi jangan terlalu khawatir. Karena jika Anda terlalu khawatir, itu akan memengaruhi harapan kami dan keputusan yang kami buat tentang mereka,” tambahnya. (tribunjogja.com)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button