Nikmati keindahan pemandangan alam berundak dengan Gunung Sumbing di Desa Wisata Sukomakmur Magelang - WisataHits
Yogyakarta

Nikmati keindahan pemandangan alam berundak dengan Gunung Sumbing di Desa Wisata Sukomakmur Magelang

Nikmati keindahan pemandangan alam berundak dengan Gunung Sumbing di Desa Wisata Sukomakmur Magelang

Laporan reporter Jogja Tribune Nanda Sagita Ginting

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG – Nikmati keindahan wisata alam yang tiada habisnya di Kabupaten Magelang.

Daerah ini diberkahi dengan topografi menakjubkan yang dikelilingi oleh lima gunung dan pegunungan antara lain Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Andong, Gunung Sumbing dan Pegunungan Menoreh.

Tak heran jika kemudian, kawasan yang dikenal sebagai situs Candi Borobudur ini juga menyimpan pemandangan alam yang memesona. Menciptakan balutan untuk destinasi yang dekat dengan alam tak kalah menariknya dengan wisata budaya.

Salah satunya adalah destinasi wisata alam Terasering Sitegong di Dusun Nampan, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang.

Berada di ketinggian 1.300 mdpl, destinasi alam ini menampilkan keindahan alam terasering pertanian dengan latar belakang Gunung Sumbing yang megah.

Baca Juga: Mengapa Prevalensi Hipertensi Cukup Tinggi? Demikian jawaban ahli endokrinologi RSA UGM

Dibutuhkan sekitar satu jam lebih untuk sampai ke tempat wisata di lereng Gunung Sumbing ini dari pusat kota Magelang.

Akses jalan menuju tempat wisata Terasering Sitegong ini tidak terlalu lebar, Anda hanya bisa menggunakan sepeda motor.

Pengunjung yang menggunakan roda empat atau mobil dapat melanjutkan perjalanan dengan ojek.

Setibanya di tempat wisata, pengunjung langsung disambut oleh keindahan Gunung Sumbing di kala cuaca cerah.

Dipadukan dengan penataan terasering yang asyik ditanami berbagai tanaman sayuran.

Destinasi Desa Wisata Sitegong Rini mengatakan Desa Wisata Sukomakmur digagas pada 2020.

“Desa wisata ini dikenal dengan Negeri Sayur. Namun Negeri Sayur sebenarnya adalah brand sebuah kecamatan, maka dari itu terciptalah nama Sitegong yang menggambarkan kondisi alam di sini yaitu berundak. Sudah dibuka untuk umum sejak 27 September 2020 saat masih pandemi,” ujarnya dalam pertemuan di lokasi, Senin (23/1/2023).

Ia mengatakan dulu Sitegong hanya digunakan sebagai pintu gerbang warga pertanian.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button