Ngeri, Tiba-tiba Ada Retakan Tanah di Jalur Pendakian Gunung Salak ke Gunungputri Bogor - Pojoksatu.id - WisataHits
Jawa Barat

Ngeri, Tiba-tiba Ada Retakan Tanah di Jalur Pendakian Gunung Salak ke Gunungputri Bogor – Pojoksatu.id

POJOKSATU.id, BOGOR – Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP), bersama Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (BTNGHS), menemukan dua lokasi retakan tanah di jalur pendakian Gunung Salak dan Pangrango.

Kepala BBTNGPP Sapto Aji Wibowo mengumumkan retakan tanah di jalur pendakian Gunung Salak dan Pangrango berada di dekat Cisalada dengan lebar 1 meter dan panjang 100 meter.

Ia menduga retakan tanah di jalur Gunung Salak dan Pangrango tersebut akibat gempa awal pekan ini yang berpusat di Kabupaten Cianjur.

BACA JUGA: Camat Keren Kabupaten Bekasi Berkolaborasi Bantu Korban Gempa Cianjur

“Rabu lalu kami menemukan empat rombongan jemaah dari wilayah Rarahan dan Cianjur Kota dan kami langsung diimbau untuk segera turun melapor ke Cibodas Resort,” kata Sapto, Jumat (25/11).

Sapto mengatakan tidak hanya retakan tanah di jalur pendakian Gunung Salak dan Pangrango, di Gunungputri terdapat titik retakan tanah sepanjang 7 meter di blok Romusa dan longsor di blok Tanah Merah selebar 8 meter dan tinggi sekitar satu meter. 3 meter.

Menurutnya, saat shelter dalam kondisi baik, gapura pertama ambruk di salah satu tiang.

BACA JUGA: Update Korban Gempa Cianjur, BNPB: Sebanyak 310 Orang Meninggal Dunia Hingga Saat Ini

“Kondisi longsoran di dua jalur pendakian relatif rendah karena masih banyak pepohonan yang masih sangat bagus. Namun, untuk sementara kegiatan pendakian dan wisata di Air Terjun Cibeureum Cibodas akan kami hentikan sementara hingga kondisi kondusif, gempa susulan, dan longsor terjadi,” katanya.

Sementara itu, Koordinator Geologi Pusat Vulkanologi dan Siaga Bencana Geologi (PVMBG) Gempa Bumi dan Tsunami Supartoyo mengatakan kawasan Gunung Salak merupakan gunung api tipe C yang terakhir meletus sekitar abad ke-17.

“Tapi kita perlu belajar lebih banyak tentang retakan tanah di jalur Gunung Salak dan Pangrango. Misalnya kalau banyak mata air panas, bisa karena aktivitas gunung berapi, manifestasi panas bumi pada patahan,” ujarnya.

(Rishad Noviansyah/Pojokbogor)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button