Musim kemarau, 4 desa di lereng Merapi Klaten ini mulai minta tetes air - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

Musim kemarau, 4 desa di lereng Merapi Klaten ini mulai minta tetes air – Solopos.com

Musim kemarau, 4 desa di lereng Merapi Klaten ini mulai minta tetes air – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Ilustrasi Air Bersih Menetes (Solopos-Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, Klaten — Sejumlah desa di Kecamatan Kemalang sudah mulai mengajukan permohonan air bersih ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten. Sejauh ini, BPBD telah mengirimkan tak kurang dari 14 tangki air minum ke wilayah kecamatan di lereng Gunung Merapi.

Kepala Kedaruratan dan Logistik BPBD Klaten, Rujedi Endro Suseno, mengatakan 14 tangki air bersih telah dikirim ke sejumlah desa di Kabupaten Kemalang. Desa-desa tersebut adalah Desa Kendalsari (6 tangki), Sidorejo (3 tangki), Tlogowatu (3 tangki) dan Tangkil (2 tangki). Pengiriman air bersih sudah berlangsung sejak pekan lalu.

PromosiJos! Petani dan peternak Klaten bisa menjadi pendukung kedaulatan pangan

Rujedi menjelaskan, pemerintah kabupaten telah mengalokasikan anggaran untuk menyiapkan upaya bantuan air bersih bagi daerah-daerah yang mulai mengalami krisis air minum.

“Anggaran yang disiapkan sekitar 350 juta rupiah. Jika Anda memikirkannya, itu sudah cukup untuk jatuh 800 tangki air bersih,” kata Rujedi Solopos.comSenin (29/8/2022).

Kepala BPBD Klaten Sri Winoto mengatakan, permohonan air bersih ke BPBD Klaten belum lama ini diajukan sejumlah desa. Kondisi ini sangat berbeda dengan musim kemarau 2021, ketika sejumlah desa mulai mengajukan bantuan air bersih sejak Juni hingga sekitar Oktober 2021.

Baca juga: Masih Murni! Kualitas air di Umbul Klaten adalah Jos

“Mungkin kondisi saat ini karena musim kemarau yang kering” [masih turun hujan saat memasuki kemarau] sehingga suplai air di waduk masih mencukupi. Perluasan sumur Pamsimas akan semakin mengurangi kebutuhan air bersih pada musim kemarau. Aliran air dari mata air Bebeng [sumber mata air dari wilayah Cangkringan, Sleman] yang mengalir hingga ke hulu Klaten di Sidorejo, Balerante dan Panggang [Kecamatan Kemalang] lancar”, Winoto.

Winoto juga menjelaskan, hingga saat ini pemerintah Kabupaten Klaten belum menetapkan status siaga darurat kekeringan karena belum ada acuan penetapannya. Salah satunya, belum ada surat dari BMKG yang menjadi acuan Pemkab untuk menetapkan status tersebut.

“Kami masih menunggu referensi yang akan menjadi dasar penetapan. Sementara itu, kami memenuhi persyaratan pengajuan permintaan jatuh air bersih dari kepala desa,” katanya.

Source: www.solopos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button