Menparekraf mengajak Politeknik Pariwisata Bali memastikan nama Ardika menjadi inspirasi - WisataHits
Jawa Barat

Menparekraf mengajak Politeknik Pariwisata Bali memastikan nama Ardika menjadi inspirasi

wisata desa, wisata berbasis masyarakat, budaya, tentunya kearifan lokal

Badung (ANTARA) – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengundang jajaran Politeknik Pariwisata Bali untuk mengesahkan nama tokoh pariwisata I Gede Ardika sebagai inspirasi karya terbaik.

“Bangunan ini memiliki nama yang sangat ikonik. Jadi hasilnya pasti fantastis. Jangan biasa-biasa saja,” kata Sandiaga Uno saat peresmian gedung pascasarjana Poltekpar Bali I Gede Ardika di Kabupaten Badung, Minggu.

Menurutnya, nama I Gede Ardika (alm) sebagai Menteri Kebudayaan dan Pariwisata di Kabinet Persatuan Nasional dan Kabinet Gotong Royong tidak boleh dijadikan nama gedung hanya sebagai bentuk penghormatan.

Namun yang lebih penting adalah berbagi inspirasi dan motivasi untuk menghasilkan karya-karya terbaik.

“Namanya (I Gede Ardika-red) sangat membanggakan kita, sehingga hasil yang keluar dari gedung ini patut dibanggakan. Gedung ini akan menjadi episentrum, seluruh dunia pariwisata akan melihat gedung ini,” kata Sandiaga Uno.

Baca Juga: Prodi ADH Poltekpar Bali Mendampingi Glamping Tour Group Bedugul

Baca Juga: Poltekpar Bali Terus Dukung Sumber Daya Manusia Desa Wisata Taro-Gianyar

Selain itu, lanjutnya, mengingat situasi saat ini pascapandemi COVID-19, pariwisata berkualitas dan berkelanjutan adalah yang dipikirkan I Gede Ardika lebih dari 20 tahun lalu.

“Kami berharap ini akan memperkuat daya juang kita untuk menciptakan peluang usaha dan lapangan kerja yang sebesar-besarnya, karena konsep Pak Ardika adalah wisata berbasis desa, budaya berbasis masyarakat, tentunya kearifan lokal,” ujarnya.

Sandiaga Uno menambahkan bahwa I Gede Ardika juga memiliki konsep kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, dan kerja benar. Kualitas ini menunjukkan hasil karyanya secara utuh.

“Saya harap ini tercermin dalam pemikiran yang akan keluar dari Gedung Pascasarjana I Gede Ardika,” ujarnya.

Politeknik Bali, lanjut Sandiaga Uno, harus mampu berinovasi, beradaptasi, berkolaborasi dan mengembangkan strategi pariwisata agar mampu bertahan di tengah pandemi COVID-19.

Baca Juga: Politeknik Pariwisata Bali Kaji Pengelolaan 50 Desa Wisata Percontohan

Baca Juga:Mahasiswa Poltekpar Bali Ciptakan Inovatif Sistem Informasi Desa Wisata

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno (tengah) didampingi Direktur Poltekpar Bali Drs. Ida Bagus Putu Puja, ST, M Kes saat peresmian Gedung Pascasarjana I Gede Ardika di Poltekpar Bali, Kabupaten Badung, Minggu (13/11) /2022). ANTARA/Ni Luh Rhismawati/am.

Dalam kesempatan itu, Sandiaga Uno juga memberikan pembekalan berupa pesan-pesan kepada mahasiswa Politeknik Pariwisata Bali yang menjabat sebagai Liaison Officer (LO) dalam rangkaian acara Kepresidenan G20.

“Ini adalah pengalaman yang sangat langka dan berharga bagi mereka untuk menimba ilmu tetapi juga keterampilan, jadi jangan disia-siakan,” ujarnya yang juga berbicara di depan dua perwakilan mahasiswa.

Direktur Poltekpar Bali Drs Ida Bagus Putu Puja, ST, M Kes mengatakan bahwa saya Gede Ardika bapak pendiri dari Politeknik Pariwisata Bali.

Ardika sebelumnya menjabat sebagai Kepala Pusat Pelatihan Pengembangan Pariwisata Bali (P4B) yang merupakan cikal bakal Poltekpar Bali dari tahun 1978 hingga 1985.

Baca Juga: Prodi Pariwisata Politeknik Bali dan Desa Jatiluwih Berkolaborasi Sukseskan JCW 2022
Baca Juga: Poltekpar Bali Tingkatkan Kompetensi Pelaku Pariwisata di Desa Celuk

Selama pengabdiannya di Bali, I Gede Ardika tidak hanya terlibat dalam pendirian Sekolah Pariwisata dan keanggotaan Komisi Pendidikan International Hotel Association, tetapi juga merintis pelaksanaan program Diploma 4 untuk mempersiapkan calon pemimpin di industri perhotelan. .

Program ini menawarkan pendidikan teknis serta keterampilan manajerial dan kepemimpinan dalam perspektif holistik di tingkat sarjana.

“Salah satu konsep beliau (Ardika-red) dalam pariwisata adalah pengembangan desa wisata, bahwa lingkungan dan budaya sebenarnya adalah aset dalam pembangunan pariwisata,” ujarnya.

Selain itu, nilai tambah budaya harus ada dalam pariwisata, dan pariwisata adalah bonus, bukan sebaliknya.

“Dengan kata lain, pariwisata memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat, bukan hanya memanfaatkan masyarakat untuk kepentingan pariwisata. Pariwisata harus diarahkan untuk mewujudkan kapasitas, pemerataan, keberdayaan, dan keberlanjutan dalam pengembangan masyarakat,” kata Puja.

Gedung Pascasarjana I Gede Ardika dibangun pada tahun 2019 dan selesai pada tahun 2021. Gedung empat lantai ini digunakan untuk layanan mahasiswa, ruang pertemuan, amfiteater, ruang kuliah, ruang ujian akhir dan kantin.

Baca juga: Kemenpar: Peluang Kerja Lulusan Pariwisata Semakin Meningkat

Reporter: Ni Luh Rhismawati
Penerbit : Budi Santoso
HAK CIPTA © ANTARA 2022

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button