Mengunjungi Kampoeng untuk reklamasi air berlabuh mengubah ekskavasi tambang menjadi cagar alam - WisataHits
Yogyakarta

Mengunjungi Kampoeng untuk reklamasi air berlabuh mengubah ekskavasi tambang menjadi cagar alam

PANGKALPINANG, KOMPAS.com – Provinsi Bangka Belitung merupakan salah satu dari tiga penghasil timah di Indonesia. Padahal, provinsi ini merupakan penghasil timah terbesar di Tanah Air.

Dilihat dari masa lalu, timah telah ditambang di provinsi Bangka Belitung sejak abad ke-17.

Dari pertambangan tradisional hingga modernitas seperti sekarang ini. Mulai dari pertambangan hingga tanah dan air.

Baca Juga: Nama Desa di Yogyakarta Berasal Dari Nama Pangeran Dalem dan Keraton

Lahan pertambangan biasanya meninggalkan celah-celah. Tentu ada kalanya penambangan ini tidak bisa lagi ditambang.

Lalu bagaimana dengan sisa-sisa penambangan? Untuk apa itu digunakan?

Minggu lalu, Kompas.com berkesempatan melihat langsung salah satu bekas tambang yang saat ini sedang dialihfungsikan menjadi desa reklamasi oleh PT Timah Tbk (TINS) di Pangkalpinang.

Ambil penerbangan sekitar satu jam dari Bandara Soekarno Hatta menuju Bandara Depati Amir, Pangkalpinang. Kemudian dilanjutkan dengan wisata pantai kurang lebih 1 jam dan tiba di Desa Reklamasi Perairan Berlabuh di Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung.

Saat Anda memasuki Kampoeng Air Jangkang Reklamasi, Anda tidak akan menemukan pembangunan perumahan atau pun tembok beton.

Ini adalah rumah panggung khas Melayu, dengan latar belakang danau hijau.

Lahan seluas kurang lebih 36,6 hektar ini akan dikelola oleh anak perusahaan TINS ​​bernama PT Timah Agro Manunggal (TAM) untuk mengimplementasikan konsep tersebut menjadi destinasi wisata. ekowisata.

Baca Juga: Nama Desa di Yogyakarta yang Kembali ke Profesi Abdi Dalem Keraton

Source: regional.kompas.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button