Menaikkan biaya haji bukan berarti membuat orang beralih ke umrah

TRIBUNJATENG.COMSEMARANG – Biaya penyelenggaraan Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) tahun 2023 diproyeksikan naik signifikan dibanding tahun 2022.

Biaya haji tahun lalu hanya Rp 39,89 juta.

Namun, pada 2023, biaya haji diperkirakan naik menjadi Rp 69 juta.

Biaya meningkat sebesar Rp 29,3 juta.

Jika dihitung, biaya umroh yang diusulkan akan meningkat 73,45 persen tahun ini.

Menurut Direktur Utama Kantor Haji dan Umrah PT ArBani Madinah Wisata atau lebih dikenal dengan ArBani Tour and Travel Umrah Semarang, Bayu Jalar Prayogo tidak akan mengganggu atau mempengaruhi niat masyarakat untuk menunaikan ibadah haji.

“Usulan biaya haji cukup tinggi. Tapi menurut saya ini tidak akan mengalihkan minat masyarakat untuk memilih umrah,” kata Bayu kepada Tribunjateng.com, Jumat (20/1/2023).

Ia menambahkan haji dan umrah memiliki perbedaan.

“Karena haji adalah kesempatan. Anda tidak bisa datang kapan saja. Berbeda dengan umroh. Umrah bisa dilakukan kapan saja,” jelasnya.

Di sisi lain, Ahyani, Kepala Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Jawa Tengah, juga mengingatkan bahwa ibadah haji merupakan kewajiban bagi orang yang mampu baik secara finansial maupun fisik.

Dengan niat tersebut, masyarakat tidak terburu-buru mengambil keputusan untuk membatalkan ibadah haji.

“Kami selalu mengimbau bahwa haji adalah kewajiban. Kalau sudah mendaftar, sebaiknya jangan dibatalkan,” ujarnya.

Calon jemaah haji asal Semarang yang enggan disebutkan namanya itu mengaku, tingginya usulan tarif baru haji tidak menyurutkan niatnya untuk naik haji, hanya menyurut.

Dia mengatakan bahwa jika Anda keluar dari haji dan menggantinya dengan umrah, Anda tidak dapat membatalkan kewajiban haji.

Source: news.google.com