Jamaah haji Indonesia menggunakan uang saku untuk membayar bendungan, berbelanja oleh-oleh, dan berbelanja kuliner—Halo Semarang - WisataHits
Jawa Tengah

Jamaah haji Indonesia menggunakan uang saku untuk membayar bendungan, berbelanja oleh-oleh, dan berbelanja kuliner—Halo Semarang

Halo Semarang – Jamaah haji Indonesia akan mendapatkan pengembalian uang saku atau biaya hidup sebesar 1.500 riyal atau setara dengan 6 juta rupiah. Uang ini diberikan saat jemaah tiba di asrama haji sebelum berangkat ke Tanah Suci.

Yaqub, seorang peziarah dari Demak, menceritakan bahwa uang yang diberikan oleh Kementerian Agama digunakan untuk membayar bendungan (denda) dan berkorban selama berada di Tanah Suci.

Yaqub yang pergi bersama istrinya juga menggunakan uang saku untuk kebutuhan tambahan membeli oleh-oleh untuk keluarganya di desa. “Selain untuk membayar bendungan dan qurban, kami juga menggunakannya untuk oleh-oleh saat pulang kampung,” kata Yaqub di Jeddah, Sabtu (23/7/2022).

Uhat Suhatma, komunitas asal Majalengka, Jawa Barat, juga punya cerita yang sama. Pengembalian uang saku digunakan untuk membayar bendungan dan pembuatan Qurban di Mekkah.

Hal senada juga diungkapkan Huda Arifin. Jemaat Jakarta Timur mengaku uang itu digunakan untuk membeli kambing untuk ibadah Qurban dan membayar denda (bendungan). Pasalnya, dia dan istrinya, Rach Alida Bahaweres, menunaikan ibadah haji terakhir.

“600 riyal untuk penyelesaian Bendungan Haji, 700 riyal untuk Qurban, kebetulan saya dan istri kemarin berkurban,” ujarnya seperti tertulis kemenag.go.id.

Aslam, komunitas dari Pati, Jawa Tengah, juga menggunakan hal yang sama. Dia dan istrinya menggunakan uang itu untuk membayar bendungan dan berkorban. Bahkan menurut pemkot pemilik gerai Sate Kambing, uang jajan mereka masih tersisa.

“Saya membayar pengorbanan Limangatus (500-red), Wedus Limangatus, untuk ibu Wollongatus. Begitu juga dengan rongatus lainnya,” ujarnya dalam bahasa Jawa.

Jamaah haji lainnya, Muhammad Julung Prastiono dari Tulungagung, Jawa Timur mengatakan, pelayanan, fasilitas, dan perbekalan yang diberikan Panitia Haji kepada masyarakat cukup banyak dan lebih dari cukup.

“Dari sapaan di bandara, di hotel hingga makanannya. Semuanya top markotop. Saya berharap kuota bisa ditambah tahun depan, tapi pelayanannya kalau bisa seperti ini terus atau lebih baik lagi,” kata Julung.

Seorang pecinta kuliner, Julung mengaku menghabiskan sebagian besar uang sakunya untuk wisata kuliner atau mencicipi berbagai makanan selama berada di Arab Saudi.

“Soal uang jajan, nama kami kelezatan kuliner, jadi uang itu digunakan untuk membeli berbagai jenis kuliner. Jika Anda makan kebulinya seminggu sekali, itu sudah cukup. Soalnya tiap pagi dan sore kurang (uang),” kata Julung sambil tertawa. (HS-08)

Source: halosemarang.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button