Memasuki Puncak Hujan, BPBD mengingatkan Sukoharjo untuk waspada terhadap bencana alam - WisataHits
Yogyakarta

Memasuki Puncak Hujan, BPBD mengingatkan Sukoharjo untuk waspada terhadap bencana alam

Memasuki Puncak Hujan, BPBD mengingatkan Sukoharjo untuk waspada terhadap bencana alam

Krjogja.com – SUKOHARJO – Curah hujan diperkirakan akan terus meningkat di bulan Januari ini. Masyarakat diminta waspada terhadap bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang. Beberapa daerah telah dilanda bencana alam sehingga menimbulkan korban jiwa.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo, Ariyanto Mulyatmojo mengatakan, pada Rabu (01/04), curah hujan meningkat pada Januari. Diperkirakan puncak hujan akan terjadi dalam dua bulan ke depan. Hal ini berdampak pada kerentanan terhadap bencana alam seperti banjir, tanah longsor dan angin kencang.

Kerentanan terhadap bencana alam hampir merata di seluruh wilayah Kabupaten Sukoharjo. Kerentanan ini sudah dipetakan BPBD Sukoharjo karena bencana alam sulit diprediksi. Karena itu, masyarakat diminta tetap waspada.

“Diperkirakan Januari ini akan menjadi puncak hujan dan curah hujan akan terus meningkat hingga bulan depan. Kami akan terus memantau perkembangan cuaca dan berkoordinasi dengan BMKG,” ujarnya.

BPBD Sukoharjo mengacu pada prakiraan cuaca berdasarkan data BMKG sebagai lembaga resmi yang ditunjuk pemerintah. Hal ini dilakukan sebagai sumber informasi yang dapat diperhitungkan. Informasi ini juga dibagikan kepada publik.

“Wilayah yang terancam bencana alam tidak hanya di bantaran sungai dan tebing. Tapi semua, mengingat angin kencang bisa terjadi dimana saja dan kapan saja tanpa bisa diprediksi. Termasuk di tengah kota yang terkena dampak kerusakan akibat angin kencang,” lanjutnya.

Catatan BPBD Sukoharjo menunjukkan bahwa pada tahun 2022, sebagian besar dari 12 kecamatan di Kabupaten Sukoharjo mengalami bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang. Sebagai akibat dari insiden ini, kerusakan properti yang signifikan disebabkan.

Bencana alam terbaru melanda delapan desa di Kabupaten Bulu pada akhir 31 Desember 2022 berupa angin kencang. Akibatnya, ratusan rumah warga mengalami kerusakan ringan, sedang, dan berat.

Data dari BPBD Sukoharjo menunjukkan total 223 rumah rusak di Desa Gentan dengan rincian 194 rumah rusak ringan, 29 rusak sedang, di Desa Kamal total 85 rumah rusak, 75 rusak ringan, 9 rusak sedang dan 1 rusak berat. rusak. di Desa Karangasem sebanyak 48 rumah rusak, 39 rusak ringan dan 9 rusak sedang, di Desa Ngasinan sebanyak 5 rumah rusak, 4 rusak ringan dan 1 rusak sedang, di Desa Bulu sebanyak 179 rumah rusak, 162 rusak ringan dan 17 rusak sedang, di desa Di Tiyaran, total 22 rumah rusak, 19 rusak ringan dan 3 rusak sedang, di desa Pelanggan, total 19 rumah rusak, 19 rusak sedang dan di Kedungsono desa, 2 rumah rusak, 1 rusak ringan dan 1 rusak sedang.

Menurut data, sebanyak 583 rumah rusak. Rinciannya, 494 rumah rusak ringan, 88 rumah rusak sedang, dan 1 rumah rusak berat.

“Bencana banjir terjadi di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo, seperti di Kecamatan Grogol dan Kabupaten Mojolaban,” lanjutnya.

BPBD Sukoharjo turun untuk melakukan pengawasan melalui penerjunan petugas gabungan dengan relawan dan masyarakat. Pemantauan dilakukan dengan melibatkan pemerintah desa dan kecamatan setempat.

“Kami memantau titik-titik rawan. Ini termasuk memetakan dan meminta informasi kepada penduduk setempat tentang apakah ada retakan di tanah di perbukitan. Karena itu bisa memicu longsor,” ujarnya.

BPBD Sukoharjo menangani longsor dengan sangat serius untuk meminimalisir korban jiwa. Karena daerah perbukitan sangat rawan. Warga setempat dan masyarakat setempat telah disosialisasikan untuk mencegah longsor, salah satunya dengan gerakan menanam pohon. Hal ini memungkinkan akar pohon untuk menahan kemungkinan tanah longsor.

“Dari lereng bukit kami pantau dan itu termasuk cuaca karena juga ada dampaknya. Karena curah hujan yang tinggi berdampak pada kemungkinan longsor,” lanjutnya.

Komandan SAR Sukoharjo Widodo mengatakan masyarakat perlu menahan air saat curah hujan meningkat. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kecelakaan air.

“Aktivitas penangkapan ikan di Sungai Bengawan Solo perlu dibatasi karena debitnya tinggi dan arusnya sangat deras serta berbahaya. Anak-anak juga harus dijauhkan dari sana,” katanya.

Widodo mengatakan, SAR Sukoharjo bersama jajaran terkait turun untuk memantau kawasan tersebut. Pasalnya, peningkatan curah hujan berdampak sangat kuat terhadap kerentanan terhadap bencana alam.

“Curah hujan yang tinggi juga meningkatkan kerentanan bencana alam banjir dan tanah longsor. Tetap waspada dan petugas sudah turun ke bawah untuk melakukan pengawasan,” lanjutnya.

Untuk mengantisipasi kasus kecelakaan air, SAR dan BPBD Sukoharjo telah menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk penanganan seperti perahu karet, pelampung dan lain-lain. Peralatan beroperasi penuh dan beroperasi setiap saat.

“Termasuk, kami sedang berkoordinasi dengan aparat di beberapa daerah dengan objek wisata pantai dan air untuk memantau aktivitas masyarakat Sukoharjo yang berwisata ke sana. Kalau terjadi apa-apa, bisa ditangani dengan cepat,” sambungnya. (Mumi)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button