Melindungi hutan dengan membiakkan lebah madu - WisataHits
Jawa Tengah

Melindungi hutan dengan membiakkan lebah madu

Lubuklinggau, Sumsel (ANTARA) – Budidaya lebah madu tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi penduduk kawasan hutan, tetapi juga manfaat ekologis, karena kegiatan tersebut memerlukan konservasi dan pengayaan populasi pohon dan tumbuhan berbunga untuk menjaga ketersediaan pakan lebah.

Mendirikan peternakan lebah madu dapat membawa manfaat ekonomi dan lingkungan bila dilakukan dengan teknik pertanian berkelanjutan.

Kesatuan Pengelola Kehutanan (KPH) Lakitan Bukit Cogong berupaya mendorong pemanfaatan praktik budidaya lebah madu yang berkelanjutan melalui pembentukan LBC Pusat peternakan lebah di Desa O Mangun Harjo, Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan.

Kepala KPH Lakitan Bukit Cogong Edi Cahyono mengatakan, pendirian pusat penangkaran lebah madu tersebut antara lain karena minat masyarakat untuk mencari madu di hutan dapat mengancam populasi lebah di habitatnya.

“Kalau perkembangannya lama, kalau hanya 10 galur tidak akan berpengaruh, tapi kalau berkembang semua atau lebih banyak akan merusak hutan itu sendiri. Jadi kita sedang mempertimbangkan bagaimana kita bisa mengembangkan hasil perbanyakan (lebah) yang tidak mengambil dari hutan,” kata Edi, Senin (25 Juli).

Pendirian pusat penangkaran lebah madu trigonumPada tahun 2017, tim KPH Lakitan Bukit Cogong mempelajari teknik budidaya dan penangkaran lebah madu di Bogor, Jawa Barat.

Keinginan KPH Lakitan Bukit Cogong untuk memiliki fasilitas penangkaran dan penangkaran lebah madu tanpa sengat Trigona baru bisa terwujud pada akhir tahun 2020 dengan dukungan Program Investasi Hutan (FIP) 2 yang dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Di atas lahan seluas enam hektar milik Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, KPH Lakitan Bukit Cogong menggunakan lahan seluas sekitar dua hektar untuk membangun Pusat Peternakan Lebah Trigona, yaitu Heterotrigona itama dan Kantor Tetragonula.

Untuk memenuhi kebutuhan makan lebah, jenis tumbuhan berbunga yang menghasilkan nektar dan polen, misalnya Antibodi leptopus atau air mata pengantin dan pejalan atau bunga Batavia ditanam di daerah itu. Juga pohon yang terbuat dari damar seperti pohon mangan dan manggis.

LBC Pusat peternakan lebah punya 40 sekarang tumpul (kotak sarang) spesies lebah Heterotrigona itama dan 62 tumpul jenis lebah Kantor Tetragonula.​​​

Edi menjelaskan selain produksi benih lebah madu, LBC Pusat peternakan lebah juga didirikan untuk menawarkan fasilitas wisata pendidikan.

Meskipun belum diluncurkan secara resmi, menurut LBC Pusat peternakan lebah menerima kunjungan dari beberapa lembaga dan sekolah dan memungkinkan siswa untuk melakukan latihan langsung.

Edi berharap peternakan lebah akan berusaha trigonum Pusat Penangkaran Lebah LBC dapat terus berkembang untuk mendukung upaya peternakan lebah dan pelestarian hutan.

usaha masyarakat

Kelompok Tani Hutan Wana Lestari yang didukung oleh KPH Lakitan Bukit Cogong telah menjalankan usaha peternakan lebah madu sejak November 2021 Api mellife di Desa Rejosari, Kabupaten Musi Rawa, Provinsi Sumatera Selatan.

Ketua KTH Wana Lestari Gunawan mengatakan Selasa (26 Juli) bahwa dirinya bersama empat anggota KTH dan lima orang dari KPH telah menyelesaikan pelatihan peternakan lebah di Jambi sebelum membuka usaha peternakan lebah madu.

KTH Wana Lestari mendirikan usaha peternakan lebah madu dengan dukungan dari FIP 2 dan KPH Lakitan Bukit Cogong. Mereka mendirikan operasi pembiakan dengan 20 koloni lebah.

Bisnis KTH Wana Lestari semakin berkembang. Kelompok tani sudah memiliki 239 kotak koloni lebah madu.

Gunawan dan 14 anggota KTH Wana Lestari telah menikmati hasil dari usaha peternakan lebah madu.

KTH Wana Lestari dapat menghasilkan 300kg hingga 500kg madu dengan 239 koloni lebah madunya dalam masa panen 15 hingga 20 hari. Jika cuaca mendukung, kelompok tani dapat memanen lebih banyak tanaman.

KTH Wana Lestari memasarkan madunya melalui dua jalur. Mereka menjual madu dengan harga Rp 50.000 per kg ke KPH Lakitan Bukit Cogong dan memasarkan madu langsung ke konsumen dengan harga Rp 70.000 per kg.

Menurut Gunawan, perusahaan budidaya lebah madu membantu anggota kelompok yang mayoritas petani sawit dan karet untuk meningkatkan pendapatan.

“Dengan peternakan lebah madu ini tentunya kita akan meningkatkan hasil panen untuk kebutuhan sehari-hari,” kata Gunawan, pria Jawa Tengah yang berimigrasi ke Musi Rawas pada 1985.

“Kalau dibandingkan dengan pendapatan sawit dalam satu semester, bisnis lebah madu sepertinya jauh lebih menguntungkan,” ujarnya.

KTH Wana Lestari juga berencana untuk mendirikan usaha peternakan lebah madu dan memperluas pasar produk madu mereka yang saat ini terbatas.

Gunawan berharap pemerintah dan instansi terkait lainnya dapat membantu kelompok tani mengembangkan usahanya dan memberikan dukungan kepada pemangku kepentingan peternakan lebah madu, khususnya dalam pemasaran produk.

Selain Musi Rawas, kelompok tani di Kalimantan, Sumatera, dan Papua juga melakukan budidaya lebah madu tanpa sengat untuk meraup keuntungan ekonomi dari hasil hutan bukan kayu sekaligus mendukung upaya perlindungan lahan hutan.

Dengan mengembangkan budidaya lebah madu, pemerintah dapat mendorong partisipasi aktif warga dalam upaya pengelolaan konservasi sekaligus membantu masyarakat di sekitar kawasan hutan meningkatkan kesejahteraannya.​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​ Se

Baca juga:
Budidaya madu trigona di tambang batu hijau
Budidaya lebah trigona mendukung perlindungan hutan

Penerbit: Maryati
HAK CIPTA © ANTARA 2022

Source: www.antaranews.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button