Masjid Raya Bandung, destinasi wisata religi di Jawa Barat - WisataHits
wisatahits

Masjid Raya Bandung, destinasi wisata religi di Jawa Barat

Masjid Raya Bandung, destinasi wisata religi di Jawa Barat
Harga tiket: Rp7.000 Jam operasional: 24 jam, Alamat: Jl.Dalem Kaum No.14, Balonggede, Kec. Regol, Kota Bandung, Jawa Barat; Kasus: Verifikasi lokasi

Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan sejarah. Bentuk bangunan peninggalan sejarah pun beragam, mulai dari monumen, candi, benteng, vihara, gereja hingga masjid. Salah satu masjid yang menyimpan cerita sejarah adalah Masjid Raya Bandung. Masjid ini cukup terkenal di kalangan wisatawan karena letaknya yang sangat strategis.

Sebagian besar wisatawan yang pernah berkunjung ke kota Bandung pasti pernah mengunjungi masjid ini, meski hanya di pelataran masjid. Kota Bandung sendiri terkenal dengan berbagai tempat wisata yang menarik. Wisatawan dapat menemukan tempat wisata dengan berbagai tema, tempat wisata kontemporer dan sejarah.

Masjid merupakan salah satu tempat wisata bersejarah yang masih dijadikan latar belakang selfie para wisatawan. Konstruksi masjid ini sangat artistik, sehingga tidak heran jika pelataran masjid tidak pernah sepi pengunjung. Sehingga masjid ini tidak hanya difungsikan sebagai tempat ibadah umat Islam saja, tetapi juga sebagai tempat wisata.

Sejarah Masjid Raya Bandung

Sejarah Masjid Raya BandungFoto oleh Abdillah Muhammad di Google Maps

Dalam sejarahnya, Masjid Raya Bandung dulunya bernama Masjid Raya Bandung dengan statusnya sebagai masjid di provinsi Jawa Barat. Pada tahun 1812, masjid ini pertama kali dibangun dengan pemindahan pusat kota Krapyak.

Sejak didirikan, masjid ini telah mengalami delapan kali renovasi pada abad ke-19. Saat itu, masjid tersebut terlihat sangat besar dengan bangunan khas Sunda.

Karena kemegahannya, seorang pelukis Inggris bernama W Spreat mengabadikan pembangunan masjid ini melalui lukisannya pada tahun 1852. Dari lukisan W Spreat, tampak atap limas tiga tingkat yang tinggi dan megah bentuknya.

Masyarakat setempat menyebut pembangunan masjid tersebut dengan istilah “bale nyungcung”. Istilahnya, bangunan masjid ini bisa digunakan untuk acara pernikahan. Pada tahun 1875 masjid ini mengalami perubahan dengan penambahan pagar tembok yang dipasang mengelilingi masjid dan pondasi agar terlihat lebih sempurna.

Masjid ini tidak hanya digunakan untuk acara pernikahan namun seiring berjalannya waktu masyarakat setempat juga sering menyelenggarakan berbagai acara keagamaan seperti Rajaban, perayaan Muludan, peringatan hari raya keagamaan Islam dan pengajian.

Pada tahun 1900, masjid ini dilengkapi dengan pawestren atau teras dan mihrab. Kemudian, pada abad ke-20, masjid agung ini mengalami lima kali renovasi lagi.

Hingga pada tahun 2001 masjid ini direnovasi kembali dan pada tanggal 4 Juni 2003 masjid ini diresmikan oleh HR Nuriana selaku Gubernur Provinsi Jawa Barat saat itu. Gaya bangunannya bernuansa Arab, menggantikan gaya bangunan lama yang lebih khas Sunda.

Tahun 2001 merupakan tahun perombakan terakhir Masjid Raya, termasuk bagian dari rencana Pemkot Bandung untuk membenahi kawasan Alun-alun Bandung.

Rencananya akan dibuat sebuah bangunan masjid besar yang akan menjadi satu kesatuan dengan alun-alun. Kedua bangunan tersebut tidak dapat dipisahkan dan ditata sedemikian rupa.

Meski demikian, fungsi alun-alun sebagai ruang terbuka untuk masyarakat umum tetap dipertahankan. Peletakan batu pertama untuk memulai proses pembangunan masjid berlangsung pada tanggal 25 Februari 2001 dan selesai dalam waktu 2 tahun 99 hari sehingga total menjadi 829 hari. Lebih dari 2 tahun menghasilkan masjid agung dengan tampilan yang berbeda.

Penataan ini menghasilkan sebuah bangunan masjid dengan halaman hijau yang juga merupakan alun-alun kota Bandung dan berganti nama menjadi Masjid Raya Bandung. Proses pemugaran Masjidil Haram selesai pada 13 Januari 2004. Selain berganti nama, masjid ini juga menyandang gelar Masjid Provinsi.

Bangunan masjid megah ini mampu menampung jamaah dengan kapasitas 12.000 hingga 14.000 orang. Setelah direnovasi, total luas masjid menjadi 23.448 meter persegi dan memiliki luas bangunan sekitar 8.575 meter persegi. Saking luasnya, tak heran jika masjid megah ini disebut Masjid Provinsi Jawa Barat.

Objek wisata Masjid Raya Bandung

Daya Tarik Masjid Raya BandungGambar oleh Jelajahi Indonesia di Twitter

Bangunan masjid terkenal di Kota Bandung ini dirancang oleh seorang arsitek ternama bernama Ir. H. Arie Atmadibrata, Prof. Dr. Slamet Wirasonjaya, Ir. H. Nu’man dan Ir. H. Keulman.

Jembatan yang menghubungkan alun-alun dengan masjid ini merupakan salah satu bangunan yang dipertahankan dari bangunan masjid lama. Jembatan tersebut memiliki dinding berbentuk sisik ikan yang berada di depan masjid dan melintasi jalan di sisi barat alun-alun.

Bentuk atap Masjid Raya Bandung diubah dari atap limas yang sebelumnya terbentuk menjadi bentuk kubah besar dengan bentuk setengah bola dan berdiameter 30 meter sekaligus berfungsi sebagai kubah utama.

Menariknya, kubah utama dibangun menggunakan konstruksi tipe space frame dan kemudian ditutup dengan bahan metalik yang dipanaskan dengan suhu tinggi. Selain memiliki kubah utama, masjid ini juga memiliki dua kubah yang lebih kecil masing-masing setinggi 25 meter dan diletakkan di atas bangunan tambahan.

Tak berbeda dengan kubah utama, dua kubah yang lebih kecil juga dibangun dengan konstruksi tipe space frame namun ditutup dengan bahan transparan agar cahaya bisa masuk ke dalam masjid.

Bangunan tambahan didirikan di atas tanah lama alun-alun di depan sisi barat masjid. Bangunan ini dilengkapi dengan sepasang menara.

Sepasang menara Masjid Raya Bandung setinggi 81 meter mengapit bangunan utama masjid yang bisa dinaiki pengunjung. Masjid bagian dalam memiliki dua bagian, yaitu ruang dalam yang luas di bagian depan untuk tempat pernikahan, kegiatan pengajian atau tempat peristirahatan pengunjung dan ruang utama untuk sholat.

Ruang utama terletak terpisah dari ruang depan dengan jembatan penghubung dimana ruang wudhu berada di bawah. Mengenai interiornya, bangunan masjid ini didesain menggunakan ornamen ukiran bernuansa Islami yang dibalut dengan seni budaya Sunda.

Dinding masjid terbuat dari batu alam berkualitas tinggi. Tempat parkir kendaraan ditempatkan di basement dengan taman di bagian atasnya. Taman ini digunakan sebagai ruang publik di mana orang bisa berkumpul.

Menariknya, wisatawan bisa melakukan aktivitas menarik di masjid ini menikmati pemandangan kota Bandung dari ketinggian. Turis naik ke lantai 19.

Alamat, lokasi rute dan tiket masuk

Alamat Masjid Raya BandungGambar oleh Jelajahi Indonesia di Twitter

Lokasi masjid yang banyak diminati wisatawan ini sangat strategis karena berada di pusat kota Bandung provinsi Jawa Barat tepatnya di ruas Jalan Asia-Afrika. Lokasi masjid ini persis di seberang Alun-Alun Kota Bandung yang penuh dengan rumput sintetis hijau.

Tidak jauh dari masjid terdapat dua bangunan megah yaitu hotel Preanger dan gedung Merdeka. Kedua bangunan tersebut sangat melekat pada catatan sejarah pada tahun 1955 selama konferensi Afro-Asia.

Bahkan, bentangan jalan Asia-Afrika seolah menjadi saksi bisu ketika para pemimpin negara-negara yang ditempatkan di Asia dan Afrika berbaris dari asrama, Hotel Homman, menuju tempat konferensi, Gedung Asia Afrika. .

Karena letak Masjid Raya Bandung yang strategis, wisatawan tidak akan kesulitan menemukan lokasinya. Dari Bandara Internasional Husein Sastranegara, wisatawan bisa naik mobil atau kotor melalui Jl Maleber Utara dan Jl Abdul Rahman Saleh. Setelah itu lanjutkan melalui Jl. Pajajaran hingga Jl. Cicendo kemudian ikuti rute Jl. Asia Afrika.

Kegiatan yang menarik untuk dilakukan

Kegiatan Masjid Raya BandungFoto oleh Udan Wadiman di Google Maps

1. Doa berjamaah

Masjid ini merupakan masjid yang aktif digunakan sebagai tempat ibadah umat Islam. Oleh karena itu, wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung sering datang ke masjid tersebut untuk mengikuti sholat berjamaah. Masjid yang buka 24 jam sehari ini juga bisa digunakan oleh wisatawan yang ingin sholat malam.

Tempat wudhu di masjid megah ini berada di bawah jembatan yang menghubungkan musala utama dan mushola depan yang umumnya digunakan untuk mengadakan kegiatan. Anda tidak perlu khawatir karena sama seperti masjid lainnya yang tempat wudhu wanita dan pria dipisahkan satu sama lain.

2. Berburu Foto

Selain sebagai tempat ibadah umat Islam, lokasi Masjid Raya Bandung yang berada persis di seberang alun-alun ini bisa dikunjungi wisatawan dari berbagai agama. Namun, wisatawan non muslim hanya mengunjungi pelataran masjid atau alun-alun untuk hunting foto. Selain masjid, background foto di alun-alun juga beragam.

Anda bisa melihat bangunan hotel, masjid dan dua menaranya, serta bangunan lain di sekitarnya dalam satu frame. Bandung Town Square selalu ramai dikunjungi wisatawan karena merupakan jantung kota Bandung. Sedemikian rupa sehingga tempat ini menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi wisatawan saat berkunjung ke Kota Bandung.

3. Duduk di Alun-alun Masjid Raya Bandung

Kegiatan lain yang sering dilakukan wisatawan adalah duduk di rumput sintetis alun-alun. Rerumputan di alun-alun depan Masjid Raya Bandung selalu dipenuhi pengunjung yang duduk bahkan berbaring. Rerumputan juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang melintas.

Meskipun rumput jenis ini sintetis, namun teksturnya sangat lembut sehingga aman digunakan untuk duduk atau rebahan. Luas hamparan rumput yang diletakkan di areal persegi tersebut kurang lebih 4.300 meter persegi. Pola rerumputannya sangat menarik dengan garis-garis diagonal berwarna hijau tua dan hijau muda.

Fasilitas yang tersedia di kawasan wisata

Fasilitas Masjid Raya BandungFoto oleh Yan Dharma di Google Maps

Karena merupakan tempat ibadah sekaligus tempat wisata, Anda tidak perlu khawatir dengan fasilitas yang disediakan oleh masjid cantik ini. Bagi umat Islam, di dalam masjid terdapat ruangan khusus untuk wudhu dengan tempat terpisah antara laki-laki dan perempuan. Selain itu, ada juga mushola yang juga dipisahkan untuk pria dan wanita.

Terdapat kamar mandi dan WC di area dalam masjid dengan lokasi terpisah. Masjid ini sering menyelenggarakan pengajian dan program keagamaan lainnya sehingga umat Islam dapat mengikuti program tersebut dengan menyesuaikan jadwal mereka. Tempat parkir sepeda motor, mobil dan bus tersedia di basement masjid dan cukup luas.

Saat berkunjung ke Kota Bandung, Masjid Raya ini bisa dijadikan sebagai destinasi unggulan karena letaknya yang strategis dan sangat Instagrammable sebagai tempat hunting foto. Anda juga bisa duduk di rumput sintetis di area persegi. Karena berada di kawasan Jl. Asia-Afrika, wisatawan bisa menyusuri jalan tersebut.

Source: www.itrip.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button