Majene mengusulkan menunggang kuda jingkrak sebagai warisan budaya - WisataHits
Jawa Barat

Majene mengusulkan menunggang kuda jingkrak sebagai warisan budaya

Mamuju (ANTARA) – Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat Majene akan mengusulkan “Messawe Saeyyang Pattu’du” atau menunggang kuda jingkrak sebagai salah satu warisan budaya nusantara.

“Kami akan mengusulkan pementasan ‘Messawe Saeeyang Pattudu’ ke Kementerian Hukum dan HAM sebagai warisan budaya takbenda,” kata Bupati Majene Andi Achmad Syukri saat membuka pertunjukan Messawe Saeyyang Pattu’du di Stadion Prasamya Mandar, Kamis.

Bupati mengatakan penampilan Messawe Saeyyang Pattu’du akan menjadi bagian dari Majene’s Jubilee (HJM) dan akan gencar dipromosikan ke seluruh nusantara.

Ia berharap semua pihak mendukung, mulai dari desa, kelurahan, kelurahan, kecamatan dan pemangku kepentingan terkait.

Baca Juga: 1001 Sandelwood Horse Parade, Tempat Wisata di Pulau Sumba

Baca Juga : Tempat Wisata Kuda Pernikahan, Tempat Wisata Bandung

“Ini merupakan dorongan yang sangat baik untuk melestarikan kekayaan budaya Mandar ‘lita pembolongatta’ atau tanah air kita, kekayaan luar biasa yang bisa menjadi ikon budaya,” kata Andi Achmad Syukri.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Majene, Afiat Mulwan mengatakan perayaan Messawe Saeyyang Pattu’du akan menjadi rutinitas tahunan dan konsep acaranya akan semakin berkembang di tahun-tahun mendatang.

“Ini akan menjadi ikon pariwisata unggulan di Majene karena akan menjadi magnet bagi pengunjung. Tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan dan mempromosikan ada di Disbudpar, namun diperlukan keterlibatan semua pihak,” kata Afiat Mulwan.

Lebih dari 90 kuda dan 32 kereta atau kereta berpartisipasi dalam perayaan Messawe Saeyyang Pattu’du tahun ini.

Bupati Majene beserta wakil bupati, unsur forkopimda setempat dan camat, serta lurah dan lurah se-Kabupaten Majene masing-masing terlihat menunggangi “messawe” atau kuda.

Ketua TP PKK, Wakil Ketua TP PKK, Ketua DWP serta setiap pimpinan OPD dan kepala seksi menggunakan bendi yang dihias sejelas mungkin.

Dalam perjalanannya, rombongan disambut antusias oleh masyarakat.

Selain itu, banyak kuda “Pattudu” atau kuda penari bersama dengan “Parravana” atau pemain rebana menawarkan atraksi yang sangat menarik, sehingga mendapat tepuk tangan dari penonton.

Pada kegiatan ini, Bupati Majene Andi Achmad Syukri menyerahkan ratusan bendera merah putih ke kecamatan dalam mendukung pelaksanaan gerakan 10 juta bendera merah putih Kementerian Dalam Negeri.*

Baca Juga: Atraksi Kuda Lumping Terancam Punah

Wartawan: Amirullah
Penerbit: Erafzon Saptiyulda AS
HAK CIPTA © ANTARA 2022

Source: www.antaranews.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button