Lima Tahun Berdagang di Pasar Seni dan Buku Velodrome Malang, Ini Kisah Pak Tauchid - WisataHits
Jawa Timur

Lima Tahun Berdagang di Pasar Seni dan Buku Velodrome Malang, Ini Kisah Pak Tauchid

WAKTU INDONESIA, MALANG – Tauchid telah menekuni bidang buku di pasar buku dan seni Velodrome Malang selama hampir 5 tahun. Pada tahun 2008 ia mulai menjual.

Toko Tauchid menjual berbagai jenis buku. Ada novel baru dan bekas, buku antik, buku perpustakaan dan zaman Belanda. Tauchid mengaku fokus tokonya adalah menjual buku biasa dan buku antik. Rilisan era kolonial Inggris khususnya biasanya dijual pada saat pameran atau kegiatan Tempo Doeloe. Buku-buku lain seperti buku sekolah dan kamus bahasa juga tersedia di toko Pak Tauchid.

“Sebagian besar novel yang digunakan adalah novel asli. Yang baru kebanyakan bajakan. Semuanya original, saya jamin 95% original dan bisa dilihat sendiri kondisinya,” imbuhnya. Selasa (18/10/2022).

Tauchid mengungkapkan, seluruh toko buku Velodrome Book and Art Market di Malang tergabung dalam Asosiasi Pasar Buku dan Seni. Asosiasi ini secara signifikan meningkatkan penjualan buku selain penjualan reguler dan penjualan online. Pemasok buku dari masing-masing toko juga berbeda-beda tergantung dari jenis buku yang dijual. Pak Tauchid mendapat supplier dari temannya sendiri khusus untuk buku baru. Juga banyak buku yang dibeli oleh orang yang ingin menjual buku lama yang masih bagus isi dan covernya.

Harga buku yang dijual Tauchid di toko bervariasi. Dari Rp 10.000 hingga Rp 25.000 untuk novel dan novel remaja. Seperti buku lainnya, harganya bisa Rp 30.000 hingga Rp 35.000 tergantung ketebalan buku.

“Tergantung minat masyarakat untuk mencari buku juga. Misalnya, satu set buku Harry Potter bisa sangat mahal. Semakin langka sebuah buku, semakin tinggi harganya.”

Tauchid juga mengeluhkan masih banyak masyarakat yang belum mengetahui pasar seni dan buku Velodrome. Ia berharap Pasar Buku dan Seni Velodrome semakin dikenal oleh warga sekitar Malang dan wisatawan dengan banyaknya kegiatan di sekitar pasar dan promosi yang baik. Tauchid mencontohkan bagaimana kegiatan pasar Minggu di Velodrome dapat membantu mendongkrak penjualan.

FYI: Sebelum pedagang pindah ke Pasar Buku dan Seni Velodrome pada tahun 1999, mereka banyak berjualan di depan kawasan stasiun kereta api Malang Kota Baru yang saat ini sedang dialihfungsikan menjadi tempat wisata kuliner oleh pemerintah kota. Pasar di dekat stasiun dapat menarik minat penumpang kereta api untuk melihat dan membeli untuk mengisi waktu sambil menunggu jadwal keberangkatan.

Kini para pembeli di Pasar Buku dan Seni Velodrome Malang tidak seramai dulu di stasiun kereta api. Pembeli yang datang juga dari berbagai usia. Kebanyakan pengunjung hanya datang ketika mereka perlu mencari buku pelajaran, terutama siswa.

**)

Dapatkan update informasi harian terpilih dari TIMES Indonesia dengan bergabung di Grup Telegram TI Update. Suka, klik tautan ini dan bergabung. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi Telegram di ponsel Anda.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button