KNKT umumkan hasil investigasi kecelakaan maut di Bukit Bego - WisataHits
Jawa Tengah

KNKT umumkan hasil investigasi kecelakaan maut di Bukit Bego

Kecelakaan bus di Tebing Bego, Bantul, Yogyakarta yang menewaskan 14 orang dan melukai 33 orang lainnya. Kecelakaan itu terjadi pada Minggu, 6 Februari 2022. (Sumber: Kompas TV/Michael Aryawan)

penulis : Redaktur KompasTV | Penerbit : Hariyanto Kurniawan

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap hasil investigasi kecelakaan bus wisata di Tebing Bego, Bantul, Yogyakarta yang menewaskan 14 orang dan melukai 33 orang. Kecelakaan itu terjadi pada Minggu, 6 Februari 2022.

Dalam forum diskusi bertajuk “Keselamatan Bus Pariwisata di Indonesia” yang digelar di Yogyakarta, Rabu (30/11/2022), Plt Kepala Subkomite Kecelakaan Lalu Lintas Jalan dan Investigasi Kecelakaan Transportasi (LLAJ) KNKT Ahmad Wildan mengatakan, peristiwa maut itu bermula ketika seorang bus bernomor polisi AD 1507 EH diberangkatkan dari Sukoharjo, Jawa Tengah, untuk tour ke berbagai lokasi di Yogyakarta.

Melewati jalur Patuk Dlingo yang geometri jalannya dipenuhi tanjakan dan kelokan, pengemudi memilih gigi 3 dan sering mengerem panjang untuk menghindari kendaraan menabrak tebing atau jatuh ke jurang.

Baca Juga: Fakta Baru Kecelakaan Bus Wisata Tabrakan Tebing di Bukit Bego, Bantul

Mendekati lokasi kecelakaan di Bukit Bego, pengemudi merasa rem servis tidak berfungsi dan mencoba untuk pindah ke gigi rendah tetapi malah masuk ke posisi gigi netral hingga akhirnya lepas kendali.

“Posisi gigi netral ini meningkatkan kecepatan kendaraan. Saat itu, pengemudi hilang kendali dan menabrak tebing,” kata Wildan.

Wildan juga menyatakan tim investigasi KNKT telah memeriksa kendaraan bus tersebut. Akibatnya, tidak ditemukan masalah kegagalan rem yang relevan. Artinya sistem pengereman bekerja dengan baik dan tidak ada kebocoran atau masalah lainnya.

Namun KNKT menemukan fakta lain, yakni banyak bodi kendaraan yang keropos sehingga mudah hancur saat terjadi tabrakan. Kondisi ini diyakini telah menyebabkan banyak kematian.

“Body bus keropos, jadi bisa berubah bentuk jika terjadi benturan ruang bertahan hidupyang meningkatkan kematian dan membunuh banyak korban,” kata Wildan.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button