KKP bekerja sama dengan FAO untuk mengembangkan desa nelayan pintar di Sumatera Selatan - WisataHits
Jawa Barat

KKP bekerja sama dengan FAO untuk mengembangkan desa nelayan pintar di Sumatera Selatan

ILUSTRASI. Konsep Kampung Perikanan Cerdas adalah menciptakan ekosistem yang terintegrasi bagi pelaku usaha perikanan dalam satu kawasan, mulai dari usaha produksi hulu hingga usaha pemasaran hilir.

KONTAN.CO.ID – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerja sama dengan Food and Agriculture Organization (FAO) mengembangkan Smart Fisheries Village (SFV) di Sumatera Selatan (Sumsel). Upaya ini dilakukan oleh Badan Penelitian dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kelautan dan Perikanan (BRSDM) KKP dalam rangka pengembangan kampung nelayan sebagai salah satu program prioritas KKP.

Kepala BRSDM I Nyoman Radiarta mengunjungi Desa Patra Tani di Kabupaten Muara Enim dalam kunjungan kerjanya ke Sumatera Selatan pada 1-3 Juli 2022 sebagai lokasi pengembangan SFV. Upaya pengembangan SFV di lokasi tersebut dilakukan oleh BRSDM melalui Balai Penelitian dan Penyuluhan Perikanan Perairan Umum Palembang (BRPPUPPP) di bawah pengawasan Pusat Penelitian Perikanan (Pusriskan) BRSDM.

Menurut Nyoman, SFV merupakan konsep pengembangan desa nelayan dan unit kerja berbasis penerapan benih unggul, teknologi informasi, komunikasi dan manajemen yang efektif, keberlanjutan dan peningkatan ekonomi, yang berada di tengah program desa budidaya dan desa inovasi/desa mitra.

“Konsep Kampung Perikanan Cerdas adalah menciptakan ekosistem yang terintegrasi bagi pelaku usaha perikanan dalam satu kawasan, mulai dari usaha produksi hulu hingga usaha pemasaran hilir,” kata Nyoman.

“Pengembangan SFV di Patra Tani bertujuan untuk memperkuat kemandirian desa berbasis usaha perikanan, sekaligus sebagai bentuk percepatan program prioritas yang telah disetujui oleh Menteri Kelautan dan Perikanan yaitu pengembangan desa budidaya berbasis kearifan lokal. ,” tambahnya.

Nyoman melanjutkan, dalam mengembangkan SFV, BRSDM bekerja sama dengan FAO di bawah program I-Fish, proyek bersama antara KKP dan FAO yang berfokus pada tiga produk ikan air tawar, yaitu belut, arwana, dan belida. Tujuan dari proyek ini adalah untuk memperkuat kerangka pengelolaan pemanfaatan berbagai sumber daya perikanan darat untuk meningkatkan perlindungan ekosistem perikanan darat yang bernilai tinggi dan keanekaragamannya di Indonesia.

Setidaknya ada empat komponen kegiatan utama yang menjadi perhatian, yaitu pengarusutamaan keanekaragaman hayati melalui pengembangan sumber daya dan pengelolaan kebijakan; konservasi dan pemanfaatan spesies ikan secara berkelanjutan; Pemantauan dan penilaian keanekaragaman hayati; dan pemantauan dan evaluasi proyek serta penyesuaian manajemen.

Pemerintah daerah (Pemda) mengapresiasi dan menyatakan dukungannya terhadap upaya pengembangan SFV di Patra Tani. Hal tersebut dimediasi dalam diskusi antara BRSDM dengan tim I-Fish FAO dan pemerintah daerah yang dihadiri oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Selatan, Widada Sukrisna, Kepala Dinas Perikanan Muara Enim. Bupati dan Kepala Dinas Pengembangan Kawasan Pariwisata Rifkih Alvin mewakili Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Muara Enim hadir. Pemerintah setempat berharap BRSDM, seperti nama situs aslinya, Desa Patra Tani, Kabupaten Muara Belida, dapat membudidayakan spesies ikan lokal dan unik dari Sumatera Selatan, yaitu ikan Belida, di situs ini. Tujuannya untuk melestarikan ikan asli yang dilindungi dan memiliki nilai ekonomi tinggi.

Sebelumnya, pengembangan SFV selama dua tahun terakhir di Patra Tani BRSDM telah menerapkan inovasi Kawasan Khusus Konservasi dan Refugia Ikan (SPEECTRA), yang memiliki fungsi ganda sebagai cadangan produksi ikan, stok karbon, dukungan ketahanan pangan, dan penyediaan ikan hewani. program anti stunting protein, pencegahan kebakaran, dan suaka perikanan buatan untuk pemijahan, perumahan, dan pengumpulan ikan.

SPEECTRA direncanakan dalam pengembangannya sebagai kawasan perikanan terpadu berbasis edutourism. Sedikit demi sedikit, SPEECTRA dibangun sebagai percontohan sejak tahun 2019 dengan luas 5 ha. Dalam proses pengembangannya, BRPPUPP bekerjasama dengan unit pelaksana teknis BRSDM lainnya yaitu Balai Penelitian Perikanan Budidaya Air Tawar Bogor dan Penyuluhan Perikanan (BRPBATPP) Bogor, serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) melalui Standar Instrumen LHK Palembang. Pusat Aplikasi dalam upaya , pakan alami dan kontribusi petani ikan lokal.

Dalam rangkaian kunjungan kerja tersebut, Kepala BRSDM membagikan 5.000 ekor ikan (Helostoma temminckii) di kolom SPEECTRA, didampingi Kepala Pusriskan Yayan Hikmayani, Plt. Kepala Pusat Penelitian Kelautan Rudi Alek Wahyudin, Kepala BRPPUPP Zulkarnaen Fahmi, Kepala Dinas dan tim iFish FAO. Harapannya, bibit yang disimpan akan menjadi indukan baru dan dapat menghasilkan bibit yang banyak di masa depan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat sekitar Sungai Muara Belida.

Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono gencar menggalakkan pembangunan desa nelayan sebagai salah satu program prioritas KKP. Menurutnya, pembangunan tersebut bertujuan untuk memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat dan mendorong pembangunan di berbagai daerah.

Bazar dan donor darah

Dalam kunjungannya ke Sumsel, Kepala BRSDM juga mengunjungi Bazar Hasil Perikanan BRPPUPP dengan memperkenalkan 14 UMKM yang didukung oleh Unit Penyuluhan Perikanan BRPPUPP Palembang. UMKM yang berpartisipasi mewakili empat wilayah binaan yaitu Kota Palembang, Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kabupaten Banyuasin. Pelaksanaan bazar merupakan salah satu upaya dan strategi pemasaran produk perikanan dan kampanye konsumsi ikan UMKM.

Pada kesempatan tersebut juga dilakukan donor darah yang dihadiri oleh Kepala BRSDM, staf BRPPUPP, masyarakat sekitar, serta peserta dan pengunjung bazar. Bazar dan donor darah ini digelar dalam rangka memperingati Hari Koperasi Nasional, Bulan Berkah Pancasila dan Hari Donor Darah Internasional.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada panitia dan staf BRPPUPP serta peserta Bazaar yang berasal dari kelompok masyarakat binaan Satminkal Penyuluh BRPPUPP Palembang yang turut memeriahkan acara pada kesempatan tersebut. KKP mendorong setiap pegawai untuk terlibat dalam kegiatan produksi, pengolahan, pemasaran, termasuk promosi hasil perikanan, baik secara berkelompok maupun dalam fasilitas koperasi bagi pegawai untuk membantu meningkatkan kesejahteraan,” kata Nyoman.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita

Source: pressrelease.kontan.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button