Kisah Arif Mulyono dan Nur Laili Gowes, Purbalingga, Solo Demi Muktamar - WisataHits
Jawa Tengah

Kisah Arif Mulyono dan Nur Laili Gowes, Purbalingga, Solo Demi Muktamar

RADARSOLO.ID – Apa yang dilakukan pasangan asal Purbalingga ini sungguh kejam. Bagaimana tidak, Arif Mulyono, 48, dan Nur Laili, 45, memutuskan bersepeda dari Purbalingga ke Kota Bengawan untuk menghadiri Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48. Keduanya berjuang melawan kelelahan dengan menempuh jarak 195 kilometer.

SEPTINA FADIA PUTRI, Tunggal, radar tunggal

Pada Sabtu siang (12/11) pukul 11.44 WIB, Arif menginformasikan Jawa Pos Radar Solo sesampainya di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Keduanya beristirahat di Masjid Sudalmiyah Rais, salah satu masjid kompleks kampus setempat.

Rencana awal, Arif dan istrinya akan tiba di Solo pada Jumat sore. Namun, bersepeda panjang tidak selalu berjalan mulus. Setibanya di Wates, Kulonprogo, terjadi kerusakan pada ban sepeda yang harus segera diperbaiki. Keduanya kemudian memutuskan pada Jumat malam untuk bermalam di Jogjakarta.

“Baru tadi pagi (Sabtu) jam 5 pagi, setelah matahari terbit, kami melanjutkan perjalanan ke Solo. Sampai jumpa pukul 12:30 WIB di Solo. Cukup halus Alhamdulillah,” Nur Laili setuju Jawa Pos Radar Solo.

Tak satu pun dari mereka memiliki ekspresi lelah di wajah mereka. Sebaliknya, mereka terlihat bahagia. Ketika ditanya, apakah kamu tidak lelah? Keduanya dengan suara bulat menjawab tidak.

“Lelah hanya di jalan. Sekarang tidak terasa. Juga kemarin saat di Jogja kami bertemu dengan Pak Mu’ti (Sekretaris PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti). Kami juga bertemu dengan Pak Dahlan dan Pak Amien Rais ( Pimpinan Muhammadiyah) Beliau mengapresiasi kami bersepeda jauh-jauh dari Purbalingga ke Solo untuk Muktamar Muhammadiyah. Alhamdulillah rasanya enak,” kata Nur Laili.

Hanya Laili dan suaminya yang memulai perjalanan pada Kamis pagi (10/11) pukul 05:00. Keduanya sepakat untuk tidak tidur alias Gowes santai saja. Jika kamu lelah, berhentilah. Jika sudah larut malam, menginaplah. Toh keduanya sempat mampir di beberapa kota yang dilalui dalam perjalanan menuju Solo.

Maklum, Nur Laili dan Arif tergabung dalam komunitas sepeda mini Indonesia. Alhasil, keduanya disambut dan dihibur oleh sesama warganya di kota mana pun.

“Ini juga bentuk kami mentransmisikan Muktamar Muhammadiyah. Teman-teman komunitas tahu bahwa kami bersepeda ke konvensi. Ada Muktamar Muhammadiyah di Solo. Juga saat bepergian, saat istirahat minum, banyak orang yang bertanya. Karena kami memasang bendera Muhammadiyah di bagian belakang sepeda,” jelasnya.

Pertanyaan penting lainnya: Mengapa Anda memutuskan pergi ke Solo untuk menghadiri Muktamar Muhammadiyah?

“Sejak kami mengetahui akan ada muhammadiyah di Solo, saya dan istri ingin hadir sebagai pemandu sorak. Tapi karena kami suka naik sepeda, kami berpikir bagaimana cara bersepeda ke Solo, kan? Setelah berkonsultasi dengan Pengurus Daerah (PDM) Muhammadiyah Purbalingga, kami diperbolehkan naik sepeda dan mendapat surat rekomendasi. Sejak saat itu tersiar kabar di seluruh Muhammadiyah bahwa kami datang ke Solo naik sepeda,” tambah Arif.

Tepat kapan Jawa Pos Radar Solo Saat bertemu dengan Arif dan istrinya, hampir semua orang di kampus UMS menyambut mereka. Dimulai dengan tim keamanan kepada staf pendidikan kampus. Mereka mengucapkan selamat atas kedatangan mereka yang selamat dan sehat di kota Solo. Bahkan saat wawancara, Nur Laili beberapa kali mendapat telepon dari panitia kongres.

“Bagus sekali. Banyak orang baik yang membantu memudahkan perjalanan ini. Mungkin karena tujuan kami untuk menyebarkan Muktamar Muhammadiyah, jadi kebetulan atau tidak, kami selalu diberikan fasilitas selama perjalanan. Tidak ada kendala berarti,” sambungnya.

Setibanya di Solo, Arif dan Nur Laili diminta Panitia Penerima Kongres untuk terlebih dahulu mengunjungi Edutorium UMS. Kemudian keduanya mendapat tempat transit di Program Khusus SMA Muhammadiyah Al Kautsar Kartasura. Menjelang D-Day konvensi, Arif dan Nur Laili merencanakan tur kota Solo dan sekitarnya. Keduanya akan di solo sampai acara Kongres berakhir.

“Karena kami sama-sama berjualan Martabak, kami fleksibel dalam hal waktu. Kemarin saya menginformasikan kepada pelanggan bahwa Martabak awalnya sedang berlibur saat kongres. Alhamdulillah Pahami pelanggan,” tambahnya.

Akankah perjalanan kembali ke Purbalingga besok naik berdua juga?

“Yah, aku belum tahu. Bisa naik sepeda lagi, bisa diangkut dengan mobil. Ini adalah perjalanan terjauh kami dalam tiga tahun terakhir sejak kami mulai bersepeda sebagai hobi,” ujarnya. (*/Roti roll)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button