Ketua DPMPTSP: Besarnya minat investasi di Surabaya bisa bermanfaat bagi masyarakat lokal - WisataHits
Jawa Timur

Ketua DPMPTSP: Besarnya minat investasi di Surabaya bisa bermanfaat bagi masyarakat lokal

Manfaat investasi besar-besaran di Surabaya tidak hanya dirasakan oleh para pengusaha, tetapi juga oleh non-pengusaha di kota pahlawan. Sebab, setiap investor yang membuka atau mengembangkan usahanya di Surabaya diarahkan dan didorong untuk mempekerjakan tenaga kerja dari warga setempat, terutama untuk pariwisata atau hiburan.

Dewi Surya Wati, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Surabaya. Suarasurabaya.net, Jumat (19/8/2022) mengatakan, langkah tersebut bertujuan untuk menekan angka pengangguran di kota pahlawan. Selain tenaga kerja lokal, pihaknya juga selalu mengarahkan investor untuk melibatkan UMKM dalam memenuhi kebutuhan usahanya.

“Jadi mereka tidak ingin membuka toko di Surabaya, mereka ingin mendapatkan energi dari orang asing atau dari luar daerah. Sayang investasi mereka (investor) besar, tapi banyak warga kita yang menganggur karena tidak dilibatkan. Selain produk yang mereka tawarkan kepada konsumen, kami juga selalu merekomendasikan menggunakan UMKM lokal, seperti mungkin handuk, sandal, selimut dan lain-lain untuk bisnis tipe hotel, ”katanya setelah menyelesaikan program Semanggi Suroboyo akan memiliki Suara Surabaya Center.

Selain memberikan pelayanan perizinan usaha, permodalan dan pengelolaan investasi, Dewi mengatakan DPMPTSP juga menjembatani investor dan instansi terkait dalam pemberdayaan warga dan UKM.

“Misalnya kita bisa membantu di hotel dengan komunikasi dengan Dibudporapar (Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga dan Pariwisata). Kalau urusan transportasi, ya dengan Kementerian Perhubungan dan sebagainya. Jadi kita semua marketing untuk mengenalkan para pekerja ini,” jelasnya.

Kota Surabaya tercatat sebagai daerah realisasi investasi terbesar kedua di Indonesia dengan kinerja Rp 29,22 triliun pada tahun 2021. Dibandingkan tahun 2020, terjadi peningkatan sebesar 32 persen.

Terdapat lima sektor dominan yang memberikan kontribusi nilai kinerja investasi terbesar di Kota Surabaya pada tahun 2021. Pertama adalah sektor yang meliputi perumahan, kawasan industri dan perkantoran. Kedua, sektor pengangkutan, pergudangan dan telekomunikasi dan sektor ketiga yaitu hotel dan restoran. Sektor keempat adalah perdagangan dan perbaikan, dan sektor terakhir adalah industri logam dasar, barang, logam, non mesin dan peralatan.

Kontributor terbesar adalah kawasan perumahan, industri dan perkantoran yang realisasi investasinya mencapai Rp 13,96 triliun. Sedangkan kontribusi terkecil terdapat pada sektor perdagangan dan perbaikan dengan realisasi sebesar Rp 1,63 triliun.

Dewi menjelaskan, banyaknya realisasi selain infrastruktur, tata kota, transportasi dan SDM di Surabaya yang menarik investor untuk berinvestasi, juga ada beberapa pengusaha atau investor yang belum melaporkan LKPM (Laporan Kegiatan Investasi).

Perlu diketahui bahwa LKPM merupakan laporan perkembangan realisasi penanaman modal dan permasalahan yang dihadapi oleh pelaku ekonomi, yang harus disusun dan disampaikan secara berkala.

“Ternyata banyak dari mereka (pengusaha/investor) tidak mengerti LKPM. Bisa jadi mereka yang tidak melapor (LKPM-nya) pada tahun-tahun sebelumnya dengan benar akhirnya akan melapor kembali pada tahun 2021. Itu salah satu yang membuat track record realisasi investasi kami sangat besar,” ujarnya.

Kedepannya, Ketua DPMPTSP mengatakan akan lebih gencar menyebarluaskan informasi tentang LKPM agar lebih banyak orang, terutama pemangku kepentingan bisnis, memiliki pemahaman yang lebih baik. Selain itu, juga akan meningkatkan penerapan perizinan berusaha berbasis risiko melalui sistem Online Single Submission (OSS). Karena masih banyak pemilik usaha besar yang berjuang untuk mendapatkan izin, terutama yang terkait dengan izin lokasi.

Di sisi lain, Ignatia Martha Hendrati dosen perencanaan pembangunan UPN Surabaya yang juga hadir mengisi acara “Semanggi Suroboyo” mengungkapkan, perkembangan investasi di Kota Surabaya justru semakin positif pascapandemi. Selain meningkatkan lapangan kerja dan pendapatan masyarakat, pertumbuhan ekonomi tentunya akan meningkat.

“Jadi teorinya kalau banyak investasi, akhirnya peluang masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan akan semakin besar. Ketika banyak orang bekerja, pendapatan dan daya beli mereka otomatis meningkat. Nah, itulah yang disebut roda ekonomi, yang terus berputar dan membaik,” katanya.

Namun, Ignatia Martha menjelaskan apakah pembukaan lapangan kerja bisa dilakukan tidak hanya oleh pengusaha besar tetapi juga oleh usaha kecil menengah seperti UMKM. Namun, ia juga berharap agar Pemkot Surabaya tetap dapat menjunjung tinggi tradisi pelibatan warga sekitar sebagai bagian dari investasi Kota Pahlawan.

“Artinya kita tidak hanya melihat ukuran perusahaan, tetapi juga bagaimana upaya mereka (pengusaha) menciptakan lapangan kerja dan masyarakat memiliki keinginan untuk terlibat,” tambahnya. (Faktur)

Source: www.suarasurabaya.net

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button