Karena itu, ASN Solo mungkin mengalami keterlambatan dalam menerima gambar - WisataHits
Jawa Tengah

Karena itu, ASN Solo mungkin mengalami keterlambatan dalam menerima gambar

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO – Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota Solo, Jawa Tengah, harus menyelesaikan vaksinasi jika tidak ingin mendapat tambahan penghasilan (tamsil) mulai Agustus mendatang. Ketentuan ini ditegaskan dalam surat edaran resmi pada akhir Juni.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kepegawaian Daerah (BKPSDM) Kota Solo Dwi Ariyatno mengatakan dalam Surat Edaran Setda Kota Surakarta Nomor KS.00/0023/2022 tentang Percepatan Vaksinasi Covid-19 Bagi Pegawai Pemerintah Kota Surakarta pada 17 Juni 2022 Dijelaskan bahwa seluruh Kota Solo Pegawai pemerintah perlu menerima vaksin booster/dosis ketiga.

“SE sudah memiliki ini. OPD (Organisasi Perangkat Daerah) harus memiliki catatan 100 persen menerima vaksinasi booster untuk karyawan, ”katanya.

Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan angka vaksinasi booster di Kota Solo, khususnya di sektor pemerintahan, mengingat berbagai kegiatan sebelumnya sempat tertunda karena pandemi berangsur normal. Oleh karena itu, ASN yang tidak divaksinasi dapat tertunda dalam menerima gambar, dan bahkan sanksi penangguhan berlaku untuk ASN lain yang beroperasi di kantor yang sama dengan ASN yang tidak divaksinasi.

“Jika Anda menolak, manfaat berupa penghasilan tambahan tidak boleh dibayarkan. Jadi manggungnya tidak hilang, hanya ditunda sampai vaksinasi mencapai 100 persen di setiap OPD. Itu semacam sanksi sosial, kalau ada. “Orang tidak mau, otomatis bayar kantor tidak ada pemasukan tambahan,” tegasnya.

Namun, ada pengecualian, jika ASN tidak dapat divaksinasi karena alasan medis, mereka harus memiliki catatan medis dari dokter. Rekam medis akan menjadi pengecualian untuk penerapan direktif.

“Kebijakan ini berlaku untuk seluruh pegawai di lingkungan Kota Surakarta. Tidak hanya pegawai berstatus PNS, pegawai berstatus kontrak juga akan dianggap tidak dapat diperpanjang jika menolak suntikan booster tanpa alasan medis yang jelas,” ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan (DKK) Kota Solo Siti Wahyuningsih menambahkan, vaksinasi booster di Solo mencapai 58,23 persen pada pertengahan pekan lalu atau setara dengan 242.908 target vaksinasi. Adanya kebijakan ini tentu menjadi hal yang positif untuk mempercepat pemacu prestasi di Solo.

“Memang ada beberapa yang tidak divaksinasi. Jumlahnya kurang dari 100 orang. Kita sebagai aparatur negara harus menjadi contoh bagi masyarakat. Tidak perlu diburu,” katanya.

DKK mengharapkan kesadaran masyarakat untuk mengakses berbagai layanan vaksinasi. Pasalnya, seluruh Puskesmas di Kota Solo sudah melakukan vaksinasi Covid-19 setiap hari. “Sekarang kita optimalkan Puskesmas. Nanti kita juga akan coba buka (layanan vaksinasi) di tempat-tempat ramai,” ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga berencana membuka kembali layanan vaksinasi pada malam hari untuk mempercepat penurunan kinerja vaksinasi belakangan ini. “Jika dianggap perlu, Graha Wisata juga akan dibuka kembali,” ujarnya.

Source: ihram.republika.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button