Jawa Barat

IPB University Kenalkan Produk Olahan Buah Mangrove Jadi Sabun Cair Menjadi Biskuit

TRIBUNNEWSBOGOR.COM – Dosen IPB University Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) memberikan pelatihan pengolahan mangrove kepada warga Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi, Sumenep, Jawa Timur.

Pelatihan ini merupakan salah satu kegiatan program pengabdian kepada masyarakat bagi dosen yang kembali ke IPB University di desa (Dospulkam).

Anggota tim Dospulkam IPB University, Dr. Kustiariyah Tarman mengatakan, banyak produk yang dibuat dari olahan buah mangrove.

Ia mengatakan, mangrove bisa dibuat menjadi cookies, sirup, dan sabun cair. Ia juga memperkenalkan produk olahan berbahan spirulina, yaitu seacera (snack bar) dan sargatea (minuman).

Peserta terdiri dari ibu-ibu PKK, anggota Kelompok Pemantau Masyarakat (Pokmaswas) Reng Paseser dan aparat desa.

Lima mahasiswa IPB dari Departemen Pengelolaan Air (MSP) dan Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan (ITK) terlibat dalam kegiatan ini.

Kegiatan tersebut disambut baik oleh ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Tanjung. Masih baru bagi masyarakat untuk membudidayakan mangrove.

Pelatihan pengolahan yang dilakukan di desa ini adalah pengolahan rumput laut.

“Pelatihan pengolahan mangrove sangat diharapkan dari desa kami. Pasalnya, potensi mangrove yang ada tidak hanya dimanfaatkan sebagai pariwisata, tetapi juga sebagai nilai ekonomi langsung berupa produk,” kata Peni Kumalasari, Kepala Desa Tanjung.

Selain aspek pengolahan, dosen IPB University juga memberikan pelatihan kelembagaan dan kegiatan penanaman mangrove.

dr Fery Kurniawan, Ketua Dospulkam IPB University, berharap pelatihan ini dapat meningkatkan kesadaran akan mangrove.

Menurutnya, ekosistem mangrove memiliki manfaat langsung bagi kehidupan, terutama pendapatan.

Peneliti senior Pusat Studi Sumber Daya Pesisir dan Laut (PKSPL) IPB University menekankan bahwa melestarikan ekosistem mangrove berarti melestarikan jasa ekosistem. Ini berarti menjaga keberlanjutan pangan, pantai, dan wilayah pesisir.

“Kami berharap pelatihan pengolahan mangrove ini tidak hanya sampai di sini, tetapi berkembang menjadi produk lokal dari desa Tanjung. Nantinya bersama Pokmaswas Reng Paseser, Pemerintah Desa Tanjung dan IPB University akan dilanjutkan ke pelatihan pengolahan seperti kebutuhan packaging dan marketing,” tambah Dr Fery Kurniawan, Dosen IPB University dari Departemen MSP.

Hal senada juga disampaikan Didik, bendahara Pokmaswas Reng Paseser.

Ia mengungkapkan, hasil dari program Dospulkam tidak hanya berupa pelatihan, tetapi produk dapat dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat dikemas dan dijual.

“Paling tidak bisa dijual di kecamatan bahkan kabupaten. Kami bersyukur bisa dikenal secara nasional dan menjadi oleh-oleh saat berkunjung ke Desa Tanjung,” harapnya.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button