Hujan disertai angin kencang melanda Kulon Progo, seekor sapi dikabarkan mati tertimpa pohon kelapa - WisataHits
Yogyakarta

Hujan disertai angin kencang melanda Kulon Progo, seekor sapi dikabarkan mati tertimpa pohon kelapa

Hujan disertai angin kencang melanda Kulon Progo, seekor sapi dikabarkan mati tertimpa pohon kelapa

Laporan wartawan Jogja Tribune Sri Cahyani Putri Purwaningsih

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO – Seekor sapi dilaporkan mati setelah tertimpa pohon kelapa yang tumbang akibat hujan deras dan angin kencang di Kabupaten Kulon Progo pada Selasa sore (31/1/2023).

Hewan peliharaan Warno, warga Sogan, Kapanewon Wates, mati saat terjadi gangguan di Paingin, warga Keboan, Desa Karangwuni, Kecamatan Kapanewon.

Aris Widiatmoko, Koordinator Special Rescue Satlinmas (SRI) Wilayah V Kulon Progo membenarkan kejadian tersebut.

Baca Juga: Usai Ajang ATF 2023, Paket Wisata Budaya Diharapkan Bisa Tingkatkan Jumlah Wisman

“Memang terjadi hujan sekitar pukul 15.00 WIB siang ini disertai angin kencang. Akibatnya, seekor sapi tertimpa pohon kelapa yang tumbang di Keboan,” kata Aris.

Ia melanjutkan, keberadaan sapi yang tertimpa pohon kelapa yang tumbang itu, berawal dari informasi warga sekitar.

Selain itu, personel SRI Wilayah V Kulon Progo melakukan pengecekan ke lokasi kejadian dan menemukan sapi tersebut telah mati.

Terkait kejadian lain akibat hujan disertai angin kencang, SRI Wilayah V Kulon Progo belum menerima laporan.

“(Kejadian) lainnya Tidak ada laporan data yang masuk di sepanjang pantai selatan Kulon Progo,” ujarnya.

Menurut prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), cuaca buruk akan terjadi beberapa hari lagi di pesisir Kulon Progo.

Untuk itu, warga dan pengunjung kawasan pesisir selatan Kulon Progo diimbau untuk lebih waspada terhadap gelombang tinggi yang disertai hujan dan angin kencang.

“Waspada dan dalam cuaca buruk kami diimbau untuk menghindarinya dan jika ada kejadian akan segera dilaporkan ke pihak terkait,” imbau Aris.

Di lokasi yang sama, Warno pemilik ternak mengalami kerugian hingga Rp 15 juta akibat kejadian tersebut.

Sehingga ia berharap agar daging sapi yang mati tersebut dapat ditebus.

“Bisa diuangkan dengan menjual ke pedagang daging karena awalnya saya beli (sapi) sekitar Rp 15 juta,” ujarnya.

Awalnya, menurut Warno, warga di Sentolo ribut soal sapi itu.

Baca Juga: Kapan Puasa dan Idul Fitri 2023? Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadan pada 23 Maret dan Idul Fitri pada 21 April

Sistem hooligan adalah beternak dimana pemilik ternak mempercayakan pemeliharaan ternaknya kepada pawang ternak dengan imbalan sebagian keuntungan.

Setelah melahirkan anaknya yang berumur 3 bulan, induk sapi tersebut mengadu ke Painin, warga Dusun Keboan, Desa Karangwuni, Kapanewon Wates.

“Sudah seminggu ini (Dusun Keboan) di sini. Saya sedikit kaget ketika diberitahu (sapi mati) karena sedang tidur,” ujarnya. (scp)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button