Hai! Meskipun ekstraksi cuan dari ulat sutra, pria ini tidak meninggalkan profesinya yang mulia
INDOZONE.ID – Jika kebanyakan orang memilih beternak sapi, kambing, kerbau atau ternak lainnya, namun tidak bagi Paulus Andik Dwi Cahyono. Warga Jalan Teratai, Desa Songgokerto, Kota Batu, Jawa Timur ini lebih memilih beternak ulat sutera.
Sempat iseng atau mencoba mengisi waktu luang di awal pandemi Covid-19 pada Maret 2020, Andik yang sebelumnya seorang pembuat tie dye menjadi tertarik untuk beternak ulat sutera setelah melihat tetangganya bahkan menggunakan usaha ternak ulat suteranya tetap bertahan di tengah pandemi.
Andik menghasilkan uang dari budidaya ulat sutera (Hasan Syamsuri/Z Creators)
Andik juga membuat ternak ulat sutera untuk mendukung usaha tie dye-nya yang sempat menurun akibat dampak pandemi. Oh ya, selain menggeluti usaha ikat celup tulis sejak tahun 2017, Andik juga menjadi guru pendamping anak difabel di SLB Eka Mandiri Kota Batu untuk kegiatan celup celup sepulang sekolah.
Andik telah menggeluti bisnis ulat sutera selama dua tahun. Karena hasilnya cukup menjanjikan, bisnis ini semakin serius. Selain itu, ia kini menjadi salah satu pemasok tetap untuk Pabrik Pengolahan Sutra di Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.
Sutera untuk Pasokan Pabrik Pengolahan Sutera (Hasan Syamsuri/Z Creators)
Di pabrik, sutra petani diolah menjadi berbagai produk seperti kain, selendang, tas, kalung, pakaian dan sepatu. Produk kolaborasi ini bahkan sudah digunakan oleh beberapa selebriti Tanah Air, seperti artis Helmy Yahya dan Staf Khusus Presiden Angkie Yudistia.
“Kultivasinya sangat mudah. Jadi kami (pergi) hanya memberi makan jarak Cina, pagi, siang dan malam. Itu saja, yang terpenting adalah kebersihan tempat. Ini paling penting karena fesesnya mengandung zat asam,” kata Andik.
Ulat Sutera Andik (Hasan Syamsuri/Z Creators)
Untuk siklus panen budidaya ulat sutera atau peternakan bisa dilakukan dua kali dalam sebulan. Andik saat ini bisa mendapatkan rata-rata 6 kilogram sutera. Dimana setiap kilogramnya bisa dijual antara Rp 250.000 hingga Rp 300.000 tergantung kualitas sutra yang dihasilkan.
Andik ingin perusahaannya menjadi destinasi wisata edukasi (Hasan Syamsuri/Z Creators)
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, Andik masih berusaha menambah jumlah ternak ulat suteranya sambil melanjutkan usaha tie dye. Andik ingin tempat ini menjadi tujuan wisata edukasi bagi hewan-hewannya di masa depan. Baik untuk masyarakat umum maupun untuk pelajar.
Artikel menarik lainnya:
Buat cerita lucumu sendiri dan dapatkan berbagai hadiah menarik! Mari bergabung Z Pencipta dengan satu klik di sini.
Z Pencipta
Source: www.indozone.id