Hadiri pelantikan Rektor IPB, Gubernur Khofifah mengharapkan kerjasama yang lebih besar dengan Jatim
Kamis, 19 Januari 2023 | 05:53 WIB
| penulis :
Buku catatan : tobari
Surabaya, InfoPublik – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menghadiri pengukuhan Prof Arif Satria sebagai Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) periode 2023-2028 di Graha Widya Wisuda, Kampus IPB Dramaga, Bogor, Rabu (18/1/2023).
Sebagai rektor IPB terpilih, Prof. Dr. Arif Satria langsung dari Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) IPB, Prof Tridoyo Kusumastanto, MS pada sidang pleno terbuka Majelis Wali Amanat IPB.
Wakil Ketua MPR RI, Menko Polhukam dan beberapa jajaran menteri di Kabinet Indonesia Maju, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, beberapa gubernur, bupati, walikota dan anggota Dewan IPB dari Wali Amanat .
Usai menghadiri pelantikan, Gubernur Khofifah mengucapkan selamat kepada Rektor IPB yang kedua kalinya kepada Prof Arif Satria.
Menurutnya, Prof Arif Satria merupakan pribadi yang dapat menjadikan IPB sebagai kampus unggulan di Indonesia dengan berbagai inovasinya.
“Beliau adalah orang yang memiliki rekam jejak tertentu sebagai pribadi dan sebagai pemimpin sebuah institusi. dengan Prof. Arif, IPB mampu terus melakukan inovasi yang berkontribusi bagi kemajuan bangsa,” ujarnya.
Gubernur Khofifah mengatakan Prof Arif Satria membawa kemajuan IPB melalui kerja nyata akar rumput di segala aspek.
Hal ini menjelaskan capaian IPB dalam segala hal, mulai dari sisi akademik, kemahasiswaan, tata kelola hingga jaringan kerjasama yang sangat luas.
“Atas nama masyarakat Jawa Timur, kami mengucapkan selamat atas kembalinya Anda ke kantor Rektor IPB. Semoga Allah SWT memberikan keberkahan, kelancaran dan keselamatan. Dan semoga di bawah bimbingan Prof. Arif, IPB semakin maju dan terus memberikan kontribusi yang lebih besar untuk Indonesia,” ujarnya.
Menurutnya, sektor pertanian saat ini menghadapi tantangan besar, terutama akibat perubahan iklim global. Berbagai analisis menunjukkan krisis pangan yang membayangi umat manusia. Peluang ini bisa dimanfaatkan Indonesia dengan menjadi kekuatan baru di bidang pangan.
Karena itu, ia berharap IPB bisa memberikan solusi dan inovasi untuk pengembangan sektor pangan. Selanjutnya, intervensi ilmiah atau akademik diperlukan untuk membantu petani Indonesia mengatasi berbagai kendala dan meningkatkan hasil panen.
Kita berharap IPB mampu melahirkan insan-insan tani yang mampu melakukan perubahan dengan ide-ide baru yang segar.
“Bertani tidak bisa lagi dilakukan dengan cara tradisional, sekarang lebih kompleks. Bukan hanya penanaman, ada hal lain seperti hulu dan hilir untuk memasarkan produknya,” ujarnya.
Gubernur Khofifah juga berharap kedepannya dapat lebih memperluas kerjasama dengan IPB, seperti yang telah dilakukan selama ini antara Pemprov Jatim dan IPB.
“Kita membutuhkan IPB untuk mendukung pemberdayaan pembangunan desa dan pertanian Jawa Timur. Dengan terpilihnya Prof. Arif, kami berharap kerjasama yang sudah terjalin dalam hal lain yang terkait dapat dilanjutkan dan diperluas,” ujarnya.
Pemprov Jatim dan IPB, kata Gubernur Khofifah, telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) oleh Gubernur Khofifah dan Panitera IPB pada Januari 2022.
MoU tersebut meliputi kerjasama di bidang pendidikan, penelitian, kepegawaian dan pengembangan kepegawaian.
MoU ini juga merupakan bagian dari penguatan program One Village One CEO. Program CEO Satu Desa Satu adalah program yang dirancang untuk mengidentifikasi kekhususan suatu desa secara lebih rinci dengan keterampilan manajerial yang lebih baik. Harapannya ke depan dapat mendorong desa menjadi desa yang maju dan mandiri.
“Program ini sepenuhnya melibatkan perguruan tinggi untuk mendukung desa dalam mengembangkan potensi, menggali ide, menganalisis lingkungan dan membantu pelaku ekonomi desa merencanakan usaha berdasarkan potensi desa,” ujarnya.
Tidak hanya itu, kerjasama antara IPB dengan Pemprov Jatim sudah berlangsung lama dan berjalan cukup baik. Termasuk pengembangan varietas padi IPB3S di Banyuwangi, Malang dan Blitar.
Kemudian pengembangan inovasi nanas PK1 di Kediri dan pengembangan sekolah peternakan rakyat di Bojonegoro dan Jombang. Serta mengembangkan teknologi gelembung halus udang dan inovasi sampah plastik yang diolah dengan teknologi dari IPB menjadi sumur resapan di Lamongan.
Nanas PK-1 ini merupakan produk hortikultura lokal Jawa Timur berkualitas produksi IPB yang dikembangkan di Kecamatan Ngancar, Kediri.
Nanas memiliki keunggulan yaitu memiliki rasa yang manis, tidak berduri tajam dan dapat dimakan tanpa dikupas. Nanas PK-1 ini bahkan diekspor ke Singapura dan Jepang.
“Mengupas nanas ini juga cukup mudah, tidak seperti nanas lainnya. Bahkan duri di kulitnya pun tidak tajam. Soal rasa, sangat enak dan segar. Jadi kualitas nanas ini luar biasa,” ujarnya.
Mengembangkan riset dan inovasi di sektor pertanian, kata Khofifah, merupakan bagian dari komitmen Jawa Timur untuk mewujudkan ketahanan pangan dan kedaulatan pangan.
“Kami terus mendukung pengembangan varietas pertanian lokal agar dapat menghasilkan pangan yang berkualitas. Karena kami ingin mendorong ketahanan pangan,” jelasnya.
Rektor IPB, Prof DR Arif Satria, SP, MSi mengatakan, tantangan saat ini berbeda dengan tahun lalu. Perubahan terjadi begitu cepat akhir-akhir ini. Kecepatan perubahan ini adalah suatu keharusan. Ada perubahan yang datang tiba-tiba dan ada perubahan yang direncanakan.
Hal ini mendorong kemampuan beradaptasi kita menjadi sebuah kebutuhan agar kita benar-benar dapat mengubah cara kita bekerja dan cara berpikir kita.
“Inilah mengapa konsep ketangguhan atau ketangguhan menjadi penting. Kemampuan kita beradaptasi terhadap perubahan dan kemauan untuk bisa merespon perubahan itu sangat penting,” ujarnya.
Untuk itu, lanjutnya, visi IPB 2023-2028 adalah menjadi universitas yang inovatif dan tangguh untuk kemajuan bangsa yang berkelanjutan dengan membangun universitas techno-socio-entrepreneurial yang berkiprah dalam skala global di bidang pertanian. , ilmu kehidupan kelautan dan tropis.
“Universitas techno-socio-entrepreneurial ini menggabungkan business enterprise dan social enterprise serta kombinasi techno dan socio-entrepreneurial university,” katanya.
Saat ini, IPB juga sedang mengembangkan IPB Innovation Valley yang menggabungkan konsep riset, pendidikan, perjalanan belajar pertanian dan bisnis dengan kata kunci riset dan inovasi.
IPB, lanjutnya, juga banyak membangun pusat belajar masyarakat dengan banyak program seperti One Village One CEO, Precision Village, Sekolah Peternakan Rakyat, Taman Teknologi Agribisnis, Farmer Center, Fisherman Center, IPB Innovation Valley, dan Kuliah Kerja Nyata.
“Hasilnya, IPB hadir di 4.258 desa di 29 provinsi di Indonesia. Artinya, IPB sudah hadir di 5,7 persen desa di Indonesia. Kemudian program One Village One CEO, para CEO adalah mahasiswa dan alumni IPB yang telah berkunjung ke 439 desa di 33 kabupaten/kota di 9 provinsi. Sebagian sudah diekspor ke 11 negara,” pungkasnya. (MC Diskominfo Prov Jatim/non-sti/toeb)
Anda dapat mengirim ulang, menulis ulang, dan/atau menyalin konten ini asalkan sumbernya disebutkan InfoPublik.id
Source: news.google.com