Habib Ali Al-Habsyi, penulis Maulid Simtudduror, yang jejaknya... - WisataHits
Jawa Tengah

Habib Ali Al-Habsyi, penulis Maulid Simtudduror, yang jejaknya…

LANGIT7.ID – Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi adalah salah satu ulama yang paling dihormati di negeri ini. Barang rampasan penulis buku Maulid Simtudduor di Solo, Jawa Tengah selalu dipadati ribuan umat Islam.

Tahun ini, puncak Haul Habib Al-Habsyi ke-111 jatuh pada Selasa (15/11/2022). Acara yang digelar di Kompleks Masjid Riyadh, Jl Kapten Mulyadi, Solo ini digelar mulai pukul 09.00 hingga 12.00 WIB. Acara ini ditetapkan sebagai salah satu wisata religi di kota Solo.

Baca Juga: Haul Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi Dikunjungi Ulama Terkemuka

Nama lengkap Habib Ali adalah Al-Habib Al-Imam Al-Allamah Ali bin Muhammad bin Husain Al-Habsyi. Ia lahir di Qasam pada hari Jumat 24 Syawal 1259 H/18. Lahir Nopember 1843 M. Qasam adalah sebuah kota di Hadhramaut.

Silsilah Habib Ali datang kepada Rasulullah SAW. Lengkapnya, yaitu Ali bin Muhammad bin Husein bin ‘Abdullah bin Syekh bin Abdullah bin Muhammad bin Husein bin Ahmad Sahib Asy-Syi’b bin Muhammad Ashgar bin Alwi bin Abu Bakar al-Habsyi bin Ali bin Ahmad bin Muhammad Asadullah bin Hasan at- Turabi bin Ali bin al-Faqih al-Muqaddam Muhammad bin Ali bin Muhammad Sahib Mirbath bin Ali Khali’ Qasam bin ‘Alwi bin Muhammad bin Alw bin Ubaidillah bin al-Muhajir Ahmad bin Isa bin Muhammad Naqib bin Ali al-Uraidhi bin Ja’far as -Sadiq bin Muhammad al-Baqir bin ‘Ali Zainal Abidin bin Husein bin Fatimah az-Zahra binti Muhammad SAW bin Abdillah.

Baca Juga: Kisah Ayah Habib Ali Al-Habsyi: Ajak Siswa Bekerja di Sawah Agar Petani Bisa Hafalkan Al Quran

Menurut penuturan Habib Novel Alaydrus dalam websitenya, ayah Habib Ali hijrah ke Mekkah pada usia 7 tahun bersama tiga anaknya yang lain yaitu Abdullah, Ahmad dan Husein. Ketika berusia 11 tahun, ia dan ibunya pindah ke Seiwun Yaman untuk memperdalam ilmu fikih dan ilmu-ilmu lainnya. Hal itu dilakukan sesuai petunjuk Habib Umar bin Hasan bin Abdullah Al-Haddad.

Ketika dia berumur 17 tahun, dia pergi ke Mekkah atas perintah ayahnya. Dia tinggal di kampung halaman Nabi Muhammad selama dua tahun. Ia kemudian kembali ke Seiwun sebagai seorang alim dan ahli pendidikan.

Keahliannya ini membuat Habib Ali menjadi pusat perhatian. Dia kemudian ditugaskan untuk memimpin pertemuan ilmiah, lembaga pendidikan, dan pertemuan besar yang diadakan saat itu.

Baca Juga: Apakah Habaib Lebih Mulia Dari Hamba Allah Lainnya?

Dia menjalankan amanah dengan baik. Ia berhasil menghidupkan kembali ilmu agama yang sebelumnya terlupakan, dan ia mengumpulkan, membimbing, dan mendidik para santri untuk menuntut ilmu.

Ketika berusia 37 tahun, Habib Ali membangun ribath (pesantren) pertama di Hadramaut. Ribath melayani pelajar ilmu di dalam dan luar kota. Ribath menyerupai masjid yang terletak di sebelah timur pelataran Masjid Abdul Malik. Dia membebaskan siswa yang belajar di tempat ini.

Baca juga: Syekh Ibrahim Musa Parabek, Ulama Pembaharu dan Pejuang dari Minangkabau

Ketika berusia 44 tahun, beliau membangun Masjid Riyadh di kota Seiwun pada tahun 1303 H. Pada bulan Syawal 1305 H beliau menulis puisi tentang Masjid Riyadh. Dia berkata: “Di Masjid Riyadh ada cahaya rahasia dan berkah dari Nabi Muhammad SAW.”

Saat berusia 68 tahun, Habib Ali menulis buku ulang tahun berjudul Simtudduror. Buku tersebut terkenal dan dibaca dari Hadramaut, Indonesia hingga Afrika. Ia menyusun kitab tersebut pada hari Kamis 26 Shafar 1327 H dan menyempurnakannya pada 10 Rabiul Awal 1327 H.

Ia mengutip situs resmi Pesantren Al-Itqon dan selain kitab Maulid Simtudduror, ia juga memiliki karya lain yang disusun langsung oleh santri, pengikut atau keturunannya. Diantaranya adalah kitab-kitab kumpulan amalan yang berisi wirid, hizib, ratib dan sebagainya. Sebagian besar bersumber dari Al-Qur’an, Hadits dan amalan para ulama terkemuka

Dua tahun sebelum kematiannya, Habib Ali kehilangan penglihatannya. Hingga Minggu siang, 20 Rabi’ul Akhir 1333 H/7. Februari 1915 M, beliau meninggal di kota Seiwun, Hadramaut. Jenazahnya disemayamkan di halaman Masjid Riyadh pada hari Senin 21 Rabi’ul Akhir 1333 H dan dimakamkan di sebelah barat Masjid Riyadh.

Baca juga: Muhammad bin Chakroun, Penerjemah Alquran dan Penafsir Pertama Bahasa Prancis

Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi meninggalkan lima anak dari dua istri. Salah seorang anaknya tinggal di Solo, Jawa Tengah, yaitu Habib Alwi bin Ali Al-Habsyi, pendiri Masjid Riyadh Solo.

Nama masjid yang dibangun di Solo ini sama dengan nama masjid yang didirikan Habib Ali di Hadramaut. Habib Alwi juga sering menyimpan barang jarahan Habib Ali di kota Solo. Setiap tahun angkutan ini dikunjungi oleh ribuan peziarah.

Selain Haul, Habib Alwi juga menyelenggarakan kegiatan ibadah dan taklim di Masjid Riyadh Solo. Hal ini membuat masjid ramai dikunjungi orang beriman hingga saat ini.

(jqf)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button