Gudang Nasi Jagung dan Gereh Hancur: Menjadi Makanan Pokok Era 80-an - WisataHits
Jawa Tengah

Gudang Nasi Jagung dan Gereh Hancur: Menjadi Makanan Pokok Era 80-an

BOYOLALI – Nasi jagung pernah menjadi makanan pokok masyarakat lereng bukit Merapi-Merbabu. Keberadaan nasi jagung dapat ditemukan di pasar tradisional dan beberapa warung makan khas Jawa hingga saat ini.

Butir kasar nasi jagung masih memikat. Apalagi kalau ada lauk gudang dan abon gereh. Disajikan dengan sambal orek pedas dan krambil atau kuah kelapa muda. Kenikmatan bertambah saat Anda makan dengan megah alias dengan tangan. Namun dibalik kenikmatan rasanya, ternyata ada proses pembuatan nasi jagung yang tidak mudah.

Warga lereng Merapi, tepatnya Dusun Randu, Jelok, Cepogo, Siti Kiptiyah, 57, mengatakan nasi jagung pernah menjadi makanan pokok. Sejak kecil hingga 1980-an, nasi jagung menjadi energi utama masyarakat lereng Merapi-Merbabu. Saat itu ketersediaan jagung sangat mencukupi. Mengingat mayoritas masyarakat di lereng gunung lebih memilih bercocok tanam sekunder.

Selain itu, jagung juga mengandung karbohidrat yang membuat Anda kenyang dan memberikan energi. Namun, proses pembuatan nasi jagung ternyata tidak mudah. Jagung yang digunakan adalah jagung putih dan dikeringkan. Lanjutkan saja proses bebak atau hancurkan dalam lesung kayu.

“Satu sisi kulit jagung hilang, jagung perlu direndam semalaman. Buatlah mudah untuk digiling. Di pagi hari kami membersihkan dan kemudian mencuci. Melanjutkan proses menumbuk yang dulu, sekarang saya menggunakan grinder untuk menghaluskannya hingga menjadi tepung. Tepung jagung yang dipindahkan ke anyaman anyaman bambu,” jelasnya Jawa Pos Radar SoloJumat (15/7).

Air kemudian ditambahkan secara bertahap ke tepung jagung saat diayak. Proses ini harus dilakukan sampai tepung berubah menjadi butiran kecil. Setelah itu, butiran tepung jagung dipindahkan ke kerucut bambu. Proses pengukusan pertama dilakukan hingga tepung jagung matang sempurna.

“Kalau sudah matang (matang, merah), masukkan kembali ke dalam rol bambu. Kalau masih panas harus diremas Lanjutkan meme (tenang, merah). Karena kalau sudah dingin nasi jagungnya cenderung alot. Proses menguleni memakan waktu lama karena butiran tepung jagung harus terlihat lagi,” jelasnya.

Setelah itu Anda masuk ke tahap steam kedua dengan tumpeng bambu. Proses pengukusan kurang lebih 10 menit. Setelah itu, karon atau nasi yang setengah matang diletakkan kembali pada piringan ayakan dan diratakan. Pada tahap ini, Karon harus disiram secara bertahap dengan air panas hingga merata. Lalu diamkan sampai airnya meresap. Lanjutkan vape ketiga selama 30-40 menit.

“Nasi jagung sudah menjadi makanan pokok sejak kecil. Biasanya dengan pelengkap sambal yang tumpang tindih, parutan gerh, dengan sambal kelapa muda, orek pedas dan gudangan. Karen terutama menanam jagung di lereng Merapi-Merbabu yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat,” jelasnya.

Siti menjelaskan, peralihan dari beras ke tanaman pokok terjadi pada 1980-an. Namun, banyak orang tua lebih suka makan nasi jagung daripada nasi. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat dewasa kini lebih memilih yang praktis. Nasi tidak hanya mudah dimasak, tetapi juga dianggap mengenyangkan. Tapi Anda harus bekerja keras bagaimana membuat nasi jagung.

Meski keberadaan nasi jagung masih ada hingga saat ini. Tidak mudah menemukan orang yang menjadikan nasi jagung sebagai makanan pokok. Atau buat nasi jagung sendiri. Di sisi lain, nasi jagung masih bisa ditemukan di sejumlah pasar tradisional di Cepogo, Musuk dan sekitarnya. Baik dalam bentuk siap makan lengkap dengan lauk pauknya atau Karon.

“Sekarang cari nasi jagung masih ada. Kadang juga harus pesan. Untuk harga karon sekitar Rp 18.000 per kilogram sudah ceting kecil-kecilan. Kalau beli yang lengkap juga ada yang ceting. gudang dengan gereh, geprek dan sambal. Harganya Rp 3.000/bungkus. Sekarang nasi jagung tidak sebanyak dulu karena sudah diganti nasi,” jelasnya. (rgl/adi/bendungan)

Source: radarsolo.jawapos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button