Gubernur Jawa Timur yang memiliki sebagian besar desa penghasil devisa di RI yakin kinerja ekspor UMKM akan meningkat - WisataHits
Jawa Timur

Gubernur Jawa Timur yang memiliki sebagian besar desa penghasil devisa di RI yakin kinerja ekspor UMKM akan meningkat

Gubernur Jawa Timur yang memiliki sebagian besar desa penghasil devisa di RI yakin kinerja ekspor UMKM akan meningkat

TEMPO.CO, jakarta – Gubernur Jawa Timur (Jawa Timur) Khofifah Indar Parawansa mengatakan desa devisa di provinsi yang dipimpinnya merupakan yang terbesar di Indonesia.

“Kami berharap dengan penambahan desa devisa di Jawa Timur ini dapat meningkatkan kinerja ekspor dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Khofifah dalam keterangan tertulis di Surabaya, Kamis, 3 November 2022.

Sehari sebelumnya, mantan Menteri Sosial itu meresmikan enam desa devisa baru di Jawa Timur bersama dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), di antaranya Desa Parengan penghasil tenun ikat di Kabupaten Lamongan, Desa Punjung (olahan jahe) di Kabupaten Pacitan. , Desa Minggirsari (Kendang Jimbe) di Kabupaten Pacitan Blitar, Desa Ngubalan (Kerajinan Akar Jati) di Kabupaten Ngawi.

Baca: Sandiaga Targetkan KTT G20 Bali Sumbang US$150 Juta dalam Devisa Pariwisata

Selain itu, ada dua desa di Kabupaten Tuban yang masing-masing memproduksi batik di desa Margorejo dan Tenun Gedog di desa Kedungrejo.

Sebelum menambah enam desa valas, LPEI telah mendukung 22 desa valas di Jawa Timur.

Gubernur optimistis mampu meningkatkan kinerja ekspor di Jawa Timur, khususnya dari pengusaha berbasis UMKM, yang dampaknya akan meningkatkan kesejahteraan pengrajin.

“Tujuan utama kampung devisa itu untuk meningkatkan pasar produk lokal agar bisa diekspor,” ujarnya.

Untuk itu, lanjutnya, disediakan mentor ahli di setiap kampung valas yang akan membantu para pelaku usaha untuk meningkatkan daya saing agar produknya laku di pasar ekspor.

“Melalui program Forex Village, kita dapat memetakan dan memprioritaskan daerah yang memiliki produk unggulan sejenis atau produk pelengkap. Dengan cara ini, kita bisa saling menguatkan dan menguatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Khofifah.

Kedepannya, Khofifah berharap dapat meningkatkan kuota desa devisa LPEI di Jawa Timur, karena secara tidak langsung ini menjadi jembatan bagi produk lokal untuk menjadi kunci pertumbuhan ekonomi Jawa Timur, bahkan di tingkat nasional.

“Ini merupakan upaya dukungan bersama kami untuk mencapai perluasan pasar dan meningkatkan daya saing produk UKM dan IKM kami di pasar global,” ujarnya.

Direktur Eksekutif Hubungan Kelembagaan LPEI, Chesna F. Anwar, memastikan desa devisa di Jawa Timur terbesar di Indonesia.

“Ini desa penghasil devisa terbesar di Indonesia. Dari sisi pembiayaan ekspor untuk segmen UMKM, LPEI telah menyalurkan pembiayaan ekspor sebesar Rp5,4 triliun hingga Juni 2022,” kata Chesna.

Baca: Meski Turun, Ekonom Sebut Cadangan Devisa Indonesia Masih Aman

Ikuti berita terbaru Tempo di Google News, klik di sini

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button