Wisata Rasa Mangkunegaran - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

Wisata Rasa Mangkunegaran – Solopos.com

Wisata Rasa Mangkunegaran – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Tika Sekar Arum (Dokumen Khusus/Pribadi)

Solopos.com, SOLO – Awal tahun ini, Pemkot Solo tancap gas dengan perda skala besar. Dua proyek besar di Kota Solo akan diresmikan Januari ini, yakni Taman Pracima atau Pracima Tuin di Kompleks Candi Mangkunegaran yang akan dibuka untuk umum pada 21 Januari 2023, dan Safari Solo hasil revitalisasi Taman Taru Jurug Tiers. – yang akan dibuka pada 27 Januari 2023.

Kedua entitas ini berpotensi menjadi hub bisnis baru di Kota Solo. Keindahan Taman Pracima telah menyebar ke publik dan membuat mereka takjub gumam. Di Taman Pracima, tak hanya keindahan taman yang tertata rapi di antara jalur pejalan kaki.

Jangan lewatkan promo menariknya, Mercedes-Benz punya promo akhir tahun yang menarik

Ada sejumlah bangunan yang bukan sembarang bangunan. Sejarah panjang dikaitkan dengan sejumlah bangunan dan kolam di taman. Taman Pracima adalah sebuah taman dengan rumah tukang cukur dan kolam pada masa pemerintahan Mangkunagoro VII pada tahun 1920-an.

Beriklan dengan kami

Gusti Nurul, putri Mangkunagoro VII, disebut sering berenang di kolam tersebut. Taman Pracima berfungsi sebagai lapangan sepak bola, taman anggrek, bahkan lapangan tenis pada masa pemerintahan Mangkunagoro VIII.

Kanjeng Ratu Timur, Permaisuri Mangkunagoro VII, konon pernah mengajar tari kepada para siswa di Sekolah Putri Mangkunegaran dan mengizinkan mereka menggunakan kolam renang dan lapangan olah raga. Saya berkesempatan melihat langsung keindahan Taman Pracima pada Jumat malam tanggal 23 Desember 2022.

Pada forum diskusi masyarakat bersama Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa, saya dan para tamu terkagum-kagum dengan keindahan taman tersebut. Di bawah langit malam, Taman Pracima terlihat megah dan menakjubkan dengan taman, bangunan, air mancur, dan lampu warna-warni Mriyayeni.

Di Pracima Tuin terdapat bangunan utama bernama Pracimasana, kemudian ada Pracimawisik, Pracimaloka, kolam Gusti Nurul dan air mancur di tengah taman. Dalam wawancara dengan sejumlah media beberapa waktu lalu, KGPAA Mangkunagoro X mengatakan gedung Pracimasana akan difungsikan sebagai restoran.

Beriklan dengan kami

Rumah makan ini akan memberikan sajian kuliner yang menjadi menu favorit para raja Mangkunegaran kepada masyarakat umum. Tentunya dengan syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi. Saya pernah mendengar cerita tentang masakan Mangkunegara ketika saya mendapat kesempatan untuk membagikannya acara makan malam kerajaan di Candi Mangkunegaran pada tahun 2011.

Saat itu banyak wisatawan mancanegara dari Jerman, Belanda, Italia dan Prancis yang datang ke Indonesia dengan kapal pesiar mencoba makanan khas Mangkunegaran. Para turis mancanegara itu menikmati bistik, garang asem, pecel Kutu, Lodho Pindang dan aneka dessert seperti puding gula gosong dan puding tapai.

Chrisana Pangastuti dan Endang Purwatiningsih dalam buku tersebut Hidangan Puro Mangkunegaran menjelaskan bahwa setiap raja Mangkunegaran memiliki makanan kuliner favorit. Mangkunagoro I (1757-1795) suka Dhahara (Makanan) Campuran desa-desa yang dikunjungi selama perang melawan Belanda.

Dia suka tumpeng Wow, sekul golong pecel pitik tidak meraba-raba, Dendeng Umur, Walangan, Ayam Semur, Jenang Katul. Dendeng berumur merupakan olahan daging sapi sejak zaman raja-raja Mataram. Mangkunagoro VII (1916-1944) menyukai puding ketan, babi tuhanku Sup Brenebon Nyah Lelah wedang selakroti putih mentega terbang, saudara-saudaradan digoreng Glathik.

Beriklan dengan kami

Kembali ke makanan lokal

Ternyata, selera para penguasa Praja Mangkunegaran juga dipengaruhi oleh keadaan pada masa pemerintahannya. Kebangkitan Pracima Tuin yang salah satunya menjadikan Pracimasana sebagai rumah makan kuliner unik di Mangkunegaran membuka mata kita betapa kayanya warisan kuliner Mangkunegaran.

Beberapa kuliner kini sudah jarang ditemukan. Terpikir oleh saya kenapa potensi kuliner ini tidak kita kemas menjadi objek wisata kita sendiri. Ungkapkan dengan mengadakan Festival Wisata Rasa Mangkunegaran.

Kota Solo dikenal sebagai kota buta huruf dengan menu utama satai dan olahan kambing, aneka sop, nasi liwet dan cabuk rambak hingga oleh-oleh seperti serabi dan sosis. Kuliner Mangkunegaran berpotensi memperluas pilihan kuliner di kota Solo, apalagi kuliner Mangkunegaran memiliki sejarah yang menarik.

Wisatawan kini sangat menyukai destinasi yang memiliki cerita unik. Mereka rela mengeluarkan uang untuk menyantap makanan lezat yang punya cerita menarik, ketimbang makanan lezat yang sekadar enak tanpa ada lika-liku cerita.

Ide mengembangkan magnet wisata kuliner ini tentu bukan tanpa dasar. Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif Sandiaga Uno pernah mengatakan pada tahun 2021 bahwa perhotelan merupakan subsektor penyumbang terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB) industri kreatif.

Subsektor kuliner menyumbang Rp 455,44 triliun atau sekitar 41% dari total PDB industri kreatif yang mencapai Rp 1.134 triliun pada tahun 2020. Subsektor kuliner mampu menampung 9,5 juta tenaga kerja dan ini paling banyak dibandingkan subsektor lainnya.

Perkembangan kuliner Kota Solo sebagai destinasi wisata sangat relevan dengan karakter ekonomi kota ini. Berdasarkan data Produk Domestik Regional Bruto Daerah Kota Solo yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), sektor usaha penyediaan akomodasi dan makan minum menjadi sektor yang paling berkembang di tahun 2021 atau setelah pertama kali dilanda pandemi Covid19.

Pada tahun 2020, perekonomian kota Solo mengalami keterpurukan dengan laju pertumbuhan minus 1,74%. Sementara itu, ekonomi Solo ditargetkan tumbuh 4,01% pada 2021. Industri akomodasi dan catering mengalami pertumbuhan yang luar biasa, dari minus 16,20% di tahun 2020 menjadi 8,43% di tahun 2021.

Pertumbuhan sektor ini pada tahun 2021 akan menjadi yang tertinggi dibandingkan sektor lainnya yang keduanya tumbuh pada tahun ini. Potensi kuliner Mangkunegaran sayang jika dibiarkan begitu saja. Wisata rasa Mangkunegaran perlu dikemas dengan baik untuk menghasilkan pendapatan bagi warga Kota Solo dan sekitarnya.

Kebangkitan dan pembukaan Pracima Tuin sebagai magnet utama seharusnya mendorong pemerintah daerah, pengusaha kuliner dan pelaku pariwisata untuk mengembangkan paket wisata di Kota Solo yang salah satunya bertujuan untuk menikmati wisata cita rasa Mangkunegaran dengan sejarah khusus yang hanya bisa ditemukan. untuk menemukan kota Solo.

Secara makro, pengembangan kuliner Mangkunegaran, kuliner lokal yang menggunakan bahan-bahan lokal, akan menjadi kampanye positif untuk mengajak masyarakat kembali mencintai kuliner lokal.

Pada gilirannya, kampanye ini akan menjadi cara untuk memuliakan sektor pangan dalam negeri. Penduduk Indonesia tidak perlu khawatir dengan risiko resesi global yang antara lain dipicu oleh krisis pangan dunia. Kecintaan terhadap makanan lokal bisa dimulai dengan wisata cita rasa Mangkunegaran. Salam buta huruf!

(Esai ini diterbitkan pada Harian Solopos edisi 16 Januari 2023. Penulis adalah jurnalis Solopos Media Group.)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button