Ekonomi Terancam Resesi 2023, Bagaimana dengan Jogja? - WisataHits
Yogyakarta

Ekonomi Terancam Resesi 2023, Bagaimana dengan Jogja?

Harianjogja.com, JOGJA — Landasan ekonomi Jogja dinilai stabil menghadapi krisis ekonomi yang mengancam dunia pada 2023.

Dipahami bahwa sektor jasa yang menggerakkan roda perekonomian Jogja dapat terus dijadikan tumpuan dan harapan karena terus membaik menuju kenormalan akibat pandemi Covid-19.

Direktur Utama BPD DIY Santoso Rohmad mengaku optimis kondisi ekonomi akan tetap kondusif pada 2023. Libur akhir tahun dan peringatan hari besar keagamaan harus dijadikan sebagai pendorong untuk merevitalisasi perekonomian Kota Jogja.

“Di tengah ancaman resesi global di tahun 2023, kami yakin perekonomian Jogja akan terus tumbuh dengan baik. Apalagi dengan adanya musim liburan akhir tahun yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar,” ujarnya dalam acara Investasi Bank BPD DIY oleh Pemkot Jogja, Jumat (18/11/2022).

BACA JUGA: Dosen UAD mengajari ibu-ibu cara membuat sabun

Santoso menjelaskan perekonomian Jogja yang tumbuh melalui kegiatan pariwisata dan pergerakan masyarakat masih akan bertahan jika mobilitas tidak dibatasi. Ancaman resesi yang diduga akibat krisis keuangan, pangan, dan energi global berbeda dengan kondisi pandemi Covid-19.

“Kami optimis tahun 2023 mendatang karena Jogja adalah daerah yang tumbuh melalui pergerakan masyarakat. Dengan membayangi resesi global, semoga ada budaya silaturahmi di masyarakat, tidak terlalu terpengaruh, lalu ditambah dengan hari raya,” jelasnya.

Pemkot Jogja telah menanamkan modal sebesar Rp 61 miliar untuk bank BPD DIY. Penyertaan modal dimaksudkan untuk memicu penyaluran kredit dan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

Plt Wali Kota Jogja Sumadi mengatakan, investasi tersebut merupakan amanat Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2018. Berdasarkan peraturan tersebut, Pemprov DKI wajib memberikan modal kepada BPD DIY senilai Rp400 miliar secara bertahap sampai dengan jangka waktu delapan tahun terhitung sejak peraturan tersebut diundangkan.

“Februari lalu kami juga menyetorkan Rp 30 miliar, jadi kami mengunci total modal Rp 91 miliar tahun ini,” katanya.

Alasan lain penambahan modal tersebut, menurut Sumadi, adalah pertumbuhan ekonomi yang semakin bergerak menuju normalitas pasca badai pandemi Covid-19. Ia yakin investasi baru BPD DIY ini akan dikelola secara optimal untuk pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat.

“Semoga ini bisa terus dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat Jogja. Kita akan mengisi celah investasi ekuitas nanti karena batasnya delapan tahun sampai 2025 dan kita berharap ekonomi Jogja bisa tumbuh dan bergerak,” jelasnya.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button