Tiket Pulau Komodo Hingga 3,75 Juta, Ini Alasan Dan Kegunaannya! - WisataHits
wisatahits

Tiket Pulau Komodo Hingga 3,75 Juta, Ini Alasan Dan Kegunaannya!

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, kenaikan tiket Pulau Komodo menjadi Rp 3.750.000 itu untuk kepentingan biaya pelestarian nilai jasa ekosistem lingkungan di kawasan itu.

Dalam konferensi pers mingguan di Gedung Sapta Pesona Jakarta Pusat, Senin (7/11/2022), Sandiaga mengatakan biaya Rp3.750.000 itu merupakan biaya penuh untuk mempertahankan nilai ekosistem jasa selama satu tahun yang diperoleh melalui studi pakar.

Menparekraf menaikkan biaya masuk Taman Nasional Komodo untuk biaya konservasi jasa ekosistem, gambar oleh Andrea Maverick dari Pixabay Menparekraf menaikkan biaya masuk Taman Nasional Komodo untuk biaya konservasi jasa ekosistem, gambar oleh Andrea Maverick dari Pixabay

Nilai jasa ekosistem adalah sumber daya alam yang mendukung kelangsungan hidup makhluk hidup, seperti air, oksigen, sumber makanan, dan termasuk pengelolaan limbah yang dihasilkan oleh wisatawan.

Apalagi biaya tersebut juga sudah termasuk dengan tiket masuk kawasan Taman Nasional Komodo dan pemberian oleh-oleh buatan masyarakat di sekitar Pulau Komodo bagi wisatawan yang datang berkunjung.

“Adalah keinginan dari tugas dan tanggung jawab kita masing-masing untuk melestarikan apa yang telah dipercayakan kepada kita selama jutaan dan puluhan juta tahun yang akan datang karena Tuhan Yang Maha Esa telah memberi kita karunia kekayaan alam yang perlu kita jaga bersama”

kata Sandiaga.

Sandiaga meyakini kebijakan ini akan mampu menarik lebih banyak wisatawan yang menghargai upaya konservasi dan ikut membangun destinasi lain di Nusa Tenggara Timur sebagai destinasi wisata utama.

Sandiaga juga mengungkapkan bahwa biaya konservasi diharapkan dapat mendukung upaya pemerintah untuk melestarikan alam dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan Taman Nasional Komodo.

“Jadi saya kira kita akan fokus pada pengembangan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan dan tentunya ini akan membawa manfaat tidak hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga dari sisi pelestarian lingkungan dan segala aspek”,

dia berkata.

Sandiaga juga mengapresiasi Pemerintah Provinsi NTT dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan khususnya Balai Taman Nasional Komodo yang selalu berupaya melestarikan lingkungan di kawasan Taman Nasional Komodo.

“Menjadi tekad Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, bersama Pemprov NTT, KLHK dan Balai Taman Nasional Komodo, untuk terus berupaya mencari solusi pengembangan dan pelestarian pariwisata di Kawasan Nasional Komodo. kawasan taman”,

kata Sandiaga.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Balai Taman Nasional Komodo Lukita Awang Nistyantara menambahkan pihaknya juga bekerja sama dengan Pemprov NTT melakukan kajian yang menyimpulkan pentingnya pembatasan kunjungan wisata di Kawasan Nasional Komodo. Luas taman khususnya di Pulau Komodo dan Pulau Padar maksimal 200.000 orang per tahun agar kelestarian komodo tetap terjaga.

“Pembatasan wisatawan (bertujuan) untuk menjaga kelestarian komodo di masa depan,”

kata Lukita.

Kemudian, Koordinator Program Penguatan Fungsi di Taman Nasional Komodo, Carolina Noge menjelaskan bahwa biaya konservasi yang dibebankan kepada setiap pengunjung selanjutnya akan digunakan untuk program konservasi yaitu penguatan kelembagaan dengan meningkatkan kajian ilmiah dan pelatihan masyarakat sekitar, pengamanan dan pengawasan di kawasan konservasi, pemberdayaan wisata alam, seperti digitalisasi pengelolaan pariwisata, dan pemberdayaan masyarakat.

“Dalam biaya konservasi, sudah ada pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal yang kita bungkus bersama.

Salah satunya adalah oleh-oleh, sehingga setiap pengunjung akan mendapatkan oleh-oleh hasil kerajinan masyarakat setempat. Ini akan kami dukung dan tambah nilai ekonominya,”

dia berkata.

Source: www.piknikdong.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button