Dosen UIN Pekalongan Karya Tegal Raih Penghargaan Makalah Terbaik Kedua di ICON UCE – Panturapost.com - WisataHits
Jawa Timur

Dosen UIN Pekalongan Karya Tegal Raih Penghargaan Makalah Terbaik Kedua di ICON UCE – Panturapost.com

PENCERAMAH UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan dari Desa Kemuning RT 01/RW 02 Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal yaitu Syamsul Bakhri, M.Sos mendapatkan penghargaan sebagai Penulis Artikel atau Makalah Terbaik ke-2 pada International Conference on University – Community Engagement (ICON UCE) ke-2 ) anggaran tahun 2022.

Ia menerima penghargaan tersebut bersama rekannya Dr. Muhammad Rifa’i Subhi, M.Pd.I. dari Desa Danasari, Kabupaten Pemalang.

ICON UCE adalah acara internasional dua tahunan yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama. UCE ICON pertama diadakan di UIN Alauddin Makassar (2014), kemudian di UIN Sunan Ampel Surabaya (2-5 Agustus 2016) dan di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang (8-10 Oktober 2018). ICON UCE ke-4 akan berlangsung dari tanggal 24-26 Oktober 2022 di IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Ada empat rangkaian kegiatan di ICON UCE 2022 yaitu, forum konferensi internasional, pameran atau pameran karya pengabdian PTKI di seluruh Indonesia, kursus pelatihan metode pengabdian kepada masyarakat (PAR dan ABCD), serta seleksi pelayanan terbaik, berikut ini termasuk kategori pelaksanaan KKN terbaik, karakter inspiratif dalam program PKM dan PKM terbaik.

“Alhamdulillah penghargaan ini saya persembahkan untuk masyarakat Desa Linggo Asri dan UIN Gusdur Pekalongan. Terima kasih banyak kepada pemerintah desa Linggo Asri, terutama Pak Taswono (Pemangku Murni dan sekretaris desa) yang banyak membantu saya untuk menguatkan diri. Terima kasih kepada pimpinan UIN Gusdur yang telah mendukung dan memfasilitasi serta kepada masyarakat Linggo Asri yang sangat baik kepada tim pemberdayaan kami. Semoga makalah pemberdayaan yang kami tulis ini dapat memberikan masukan ilmiah bagi para peneliti dan pemberdayaan topik moderasi beragama di Indonesia,” ujarnya kepada PanturaPost, Rabu (26/10/2022).

Pada acara ini, ia menulis artikel atau makalah berjudul, “Pemberdayaan Elit Strategis dalam Membangun Moderasi Beragama dan Kesadaran Kerukunan. Desa, Pilot Project Desa Linggo Asri, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan.”

Desa Linggo Asri dipilih sebagai pilot project karena merupakan desa yang memiliki perbedaan agama yaitu Islam, Hindu, Kristen dan Budha.

“Bahkan dalam satu keluarga pun banyak yang berbeda agama,” ujarnya.

Metode yang digunakan adalah metode ABCD (Asset-Based Community Development), yang berbasis pada potensi masyarakat. Masyarakat di Desa Linggo Asri memiliki modal sosial yang digunakan untuk hidup berdampingan dengan pemeluk agama yang berbeda.

Ibukota simbolik masyarakat Linggo Asri ini dianggap sebagai ikon wisata di Kabupaten Pekalongan dan memiliki Pura Lingga (tempat ibadah umat Hindu) yang cukup besar.

Selain itu, desa Linggo Asri juga memiliki simbol sebagai desa agama dan toleran terhadap umat beragama. Modal budaya masyarakat desa Linggo Asri adalah pengetahuan agama Islam, Hindu, Budha dan Kristen. pengetahuan di bidang hortikultura; dan pengetahuan tentang manajemen pariwisata.

Modal ekonomi Masyarakat Desa Linggo Asri melalui perdagangan wisata Linggo Asri dan mengelola sektor kapulaga yang menjadi andalan. Selain durian, jengkol, petai, jagung dan nasi.

“Jadi yang kami lakukan adalah membantu merumuskan kesepakatan bagi warga Linggo Asri yang selama ini dilakukan, seperti saat hari raya Nyepi, agar azan tidak menggunakan pengeras suara, perayaan Ogoh Ogoh akan dilakukan bersama-sama go keluar dan bahkan banyak warga muslim yang berpartisipasi, dan memperingati hari libur nasional lainnya. Setelah itu, kami membantu warga untuk merumuskan kelembagaan dan sistem untuk menginternalisasi nilai-nilai moderasi beragama yang telah ditanamkan kepada generasi muda desa.”

Menurutnya, peran elit strategis di desa moderasi beragama dan kesadaran kerukunan adalah untuk menciptakan kesadaran masyarakat agar saling menghormati ketika melakukan kegiatan memperingati hari besar, mengadakan pertemuan pemimpin komunitas lintas agama, merayakan kerajaan dan memperingati hari besar nasional. peringatan bersama.

“Kedepannya pemberdayaan ini akan dikembangkan bagi masyarakat Linggo Asri untuk mengadakan festival budaya religi, fasilitasi keagamaan bagi siswa beda agama di tingkat SMA, dan menjadikan Linggo Asri sebagai desa binaan keagamaan dan sadar kerukunan. . “

Penerbit : Muhammad Abduh

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button