Di Tungkubumi, mata dan lidah menemukan kehangatan - WisataHits
Jawa Tengah

Di Tungkubumi, mata dan lidah menemukan kehangatan

Mengambil foto adalah pemandangan yang sangat umum di Tungkubumi |  foto: langit

Mengambil foto adalah pemandangan yang sangat umum di Tungkubumi | foto: langit

Di Tungkubumi, mata dan lidah menemukan kehangatan

Wisata kuliner menemukan arti sebenarnya di Tungkubumi.

Minggu 17 Juli 2022 | 21:32 WIB – tes rasa
Pengarang : Penaka Kemalatedja. Penerbit: Kuaka

ORANG SPANYOL mata dan lidah. Ini janji Tungkubumi, Bandungan, Kabupaten Semarang. Dan janji itu tidak dilanggar. Restoran ini, yang baru dibuka baru-baru ini dan segera mendapatkan popularitas besar, adalah wisata kuliner dalam arti kata yang sebenarnya. Pengunjung berwisata, menyerap keindahan suasana sambil menikmati kelezatan makanan.

Berjarak 57 menit dari Semarang, restoran ini memang sangat menggoda untuk dikunjungi. Pertama, tentu saja pesona Bandungan. Ini adalah kawasan wisata yang sudah lama terkenal. Jadi, Tungkubumi langsung tertangkap oleh image Bandungan yang keren, cantik, ramah dan murah. Dan itu tidak bisa disangkal.

BERITA TERKAIT:
Di Tungkubumi, mata dan lidah menemukan kehangatan
Coro Jamu khas Demak, minuman panas favorit raja
Gets Hotel Semarang Hadirkan Sweet Corner, Ini Menunya
Sudahkah Anda mencoba semuanya? Ini dia makanan khas Idul Fitri dari berbagai daerah di Indonesia
Bakmi Jowo Bu Citro juga, Jokowi singgah disini

Restoran ini dirancang untuk menangkap keindahan itu sepenuhnya. Ada dua bangunan yang bisa dijadikan sebagai tempat makan dan area outdoor. Di area outdoor ini, mata pengunjung bisa mengembara ke segala arah dan hanya hal-hal indah yang tertangkap. Apalagi di pagi hari, saat kabut belum sepenuhnya terangkat, Anda bisa melihat Tuhan bermain dengan kuasnya dari lantai dua restoran. Hamparan sawah terasering yang hijau, deretan pohon kelapa yang diselimuti kabut, terhampar indah dengan tenunan kapas di langit. Sesekali, ketika angin bertiup kencang, kabut menghilang, memperlihatkan barisan pegunungan di kejauhan.

pemandangan yang indah Juga ajaib.

Maka tak heran jika pengunjung berlomba-lomba mengabadikan momen di depan kamera dan menggunakan kanvas Tuhan sebagai backdrop.

“Saya sudah dua kali ke sini. Tadi sebelum subuh, wah, bagus sekali. Langit seperti gadis remaja yang sedang jatuh cinta, merah saat matahari perlahan terbenam. Langit terlihat seperti hujan pagi ini, hujan membuatnya terlihat sangat bersih. Saya rekam semuanya,” kata Rinai, salah satu pengunjung yang membawa keluarganya untuk kedua kalinya.

antrian makanan
Rinai tidak melebih-lebihkan. Hampir setiap sudut restoran ini layak dijadikan tempat berfoto. Di pojok kanan belakang terdapat gubuk kecil yang menambah aksen imut. Di sebelah kanan adalah kolam kecil yang penuh dengan ikan mas yang kecepatannya memberi pengunjung lagu mereka sendiri. Apalagi saat pengunjung memberi makan, mereka hanya perlu membayar Rp 5000, kemudian kepakan ikan-ikan yang berlomba-lomba mengambil pakan itu lebih mengingatkan pada pagi yang berkabut.


Dengan konsep resto kayu, Tungkubumi berusaha menjaga warna Jawa dengan maksimal. Namun pengunjung disuguhi kecanggihan restoran modern. Parkir luas, meja berselera tinggi mumi Karena tidak ramai, ada banyak outlet yang tersedia dan wifi juga kencang. Pokoknya betah, punya kamera tanpa khawatir ponsel kehabisan daya. Ada mushola, toiletnya juga bersih. tempat bermain juga tersedia untuk anak-anak.

Bagaimana dengan makanannya?

Dengan konsep seperti itu tentu bisa dibayangkan masakan rumahan, lauk tradisional yang disajikan. Tidak terlalu bervariasi, tapi cukup untuk menghangatkan perut. Ada lodeh, ada oblok-oblok, omelet tertentu, sop, gereh layur dan juga daun pepaya goreng. Ini adalah makanan siap saji. Restoran ini juga menyediakan sate kambing, opor, tengkleng, tongseng, rawon dan lain-lain, serta aneka minuman.

Itu terasa seperti? Harga?

Menu ala rumahan tentu tidak akan mengecewakan Anda. Seperti masakan ibu di rumah. Tidak membosankan, selalu temukan tempat di lidah kita. Harganya juga pasti tidak mahal. Kurang dari Rp 50.000 untuk satu porsi dengan lauk lengkap plus minuman.

Kalau kurang asyik, cuma satu: pengunjung harus sabar mengantre, terutama saat jam makan siang. Itu bisa lama dan lama. Ini karena area mengumpulkan makanan dan membayar dalam satu baris, sehingga proses penghitungan dan pembayaran menahan tamu yang lain.

“Harus ada mekanisme agar pengunjung tidak harus mengantri seperti itu. Tidak bagus, begitu penuh dan panjang. Yang bawa anak kecil atau orang tua juga kasihan,” keluh Sinta, pengunjung asal Salatiga.

Nah, bagi Anda yang ingin memanjakan mata dan lidah, segeralah menuju ke Tungkubumi. Buka dari pukul 10.00 hingga 22.00, Anda bisa menginap di sana, dari fajar hingga senja, dari langit berubah menjadi jingga, menjadi biru, lalu berubah menjadi merah saat senja, hingga jelaga gelap. Yakinlah hanya keindahan yang akan dirasakan. yuks…

Source: kuasakata.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button