Konservasi bibit mangrove di Bali, bagaimana mengajak generasi muda peduli lingkungan - WisataHits
Jawa Barat

Konservasi bibit mangrove di Bali, bagaimana mengajak generasi muda peduli lingkungan

jakarta

Djarum Foundation terus berupaya menjaga lingkungan melalui program Djarum Trees For Life (DTFL). Salah satunya adalah menanam dan memelihara hutan bakau di pesisir Indonesia.

Djarum Trees For Life didirikan pada tahun 1979. Diawali dengan penghijauan di kota Kudus, program ini telah menanam lebih dari 2 juta pohon.

Program ini memiliki nursery center untuk mendukung program penanaman trembesi, konservasi pantai dan juga konservasi hutan.

Berbagai program terus berjalan dan saling melengkapi demi masa depan lingkungan Indonesia yang lebih baik.

Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Restorasi Hutan (PDASRH), Ir. Dyah Murtiningsih, M.Hum. mengatakan bahwa mangrove memiliki manfaat yang sangat penting.

Tidak hanya secara ekologis, tetapi juga secara sosial dan ekonomi.

“Kami berusaha, dengan manfaat yang besar, untuk melestarikan mangrove di daerah yang baik dan cocok sebagai kawasan mangrove. Kami berusaha untuk merehabilitasi mereka,” katanya pada acara penanaman dan konservasi 5.000 Bibit Mangrove untuk Perlindungan Ekosistem Pesisir di Provinsi Bali, Rabu (31/8/2022).

“Bersama-sama kita harus melestarikan mangrove, bukan hanya untuk tumbuh, tetapi karena kita menyadari betapa pentingnya manfaatnya, tidak hanya secara sosial, tetapi juga secara ekonomi dan lingkungan,” tambah Dyah.

Keberadaan hutan mangrove di Bali

Gubernur Provinsi Bali, Dr. orang Irlandia I Wayan Koster, MM dalam keterangan tertulisnya menyatakan bahwa Provinsi Bali memiliki hutan mangrove seluas 3.000 hektar.

Dari jumlah tersebut, 44% (1.373,50 ha) berada di kawasan hutan Tahura Ngurah Rai. Kawasan hutan Tahura Ngurah Rai memiliki 17 jenis mangrove sejati dan 16 jenis mangrove ikutan, selain itu juga terdapat berbagai jenis burung, kepiting dan ikan yang hidup di kawasan ini.

“Seiring berjalannya waktu, luas hutan mangrove Tahura Ngurah Rai semakin berkurang karena berbagai hal antara lain konservasi kawasan hutan untuk berbagai kepentingan umum dan program nasional yang tidak dapat dihindari,” jelasnya.

Hal ini dikarenakan letak kawasan Tahura Ngurah Rai yang sangat strategis di pusat berkumpulnya industri pariwisata di kawasan Sanur, Kuta dan Nusa Dua.

Manfaat hutan mangrove

Gubernur juga menjelaskan hutan mangrove yang memiliki fungsi penting bagi lingkungan, yaitu:

– Jaga agar garis pantai tetap stabil

– Melindungi pantai dan sungai dari erosi dan abrasi

– sebagai tempat biota laut mencari perlindungan dan mencari makan

– menghasilkan oksigen

– menahan angin kencang dari laut ke darat

– Memerangi perubahan iklim

– menyerap karbon

Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk memperbaiki dan melestarikan hutan mangrove. Prosedurnya adalah sebagai berikut.

1. Penanaman kembali hutan mangrove

2. Penataan ruang wilayah pesisir

3. Penuntutan pelanggaran hutan

4. Membersihkan dan membersihkan mangrove dari polusi plastik yang mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan mangrove.

“Konservasi kawasan mangrove di Bali tidak hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi Bali, tetapi merupakan kewajiban seluruh elemen masyarakat dan pemangku kepentingan untuk ikut serta dalam upaya pelestarian sesuai Pergub No. 24 Tahun 2020 untuk melindungi sungai, mata air dan danau ikut dan laut,” jelasnya.

Nilai Pemanfaatan Hutan Mangrove

Menurut Gubernur Bali, Dr. Soni Trison, S.Hut., M.Si., Akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB), juga mengungkapkan bahwa hutan mangrove Indonesia seluas 3.364.076 ha berpotensi memiliki nilai penilaian hutan mangrove nasional sebesar Rp 156 triliun per tahun.

Total luas hutan mangrove nasional saja bisa menyerap total 3,15 miliar ton per tahun.

Pemanfaatan hutan mangrove di lokasi penelitian meliputi pengambilan hasil laut/air payau berupa perikanan, kepiting dan kerang, budidaya ikan/kepiting dan pengembangan pangan nabati/fauna dari mangrove.

Mangrove juga memiliki nilai guna dan nilai seleksi. Manfaat tidak langsungnya adalah pemanfaatan hutan mangrove sebagai pemecah gelombang untuk pengembangan pariwisata.

Sedangkan nilai pilihan adalah utilitas untuk menopang penggunaan barang, jasa dan sumber daya lingkungan di masa depan. Nilai total penilaian ekonomi ini bisa mencapai Rp 104 juta.

“Penanaman yang dilakukan dengan 5.000 bibit di Bali ini dapat menghasilkan mangrove yang mampu menyerap 468,69 ton karbon per hektare,” kata Soni.

“Mari kita lakukan aksi nyata, khususnya bagi mahasiswa. Mari kita kembangkan bersama (untuk gerakan konservasi mangrove),” imbuhnya.

Pasukan sayang dalam perlindungan mangrove

Sementara itu, Vice President dan Director Djarum Foundation FX Supanji mengapresiasi keberadaan Darling Squad yang terlibat aktif dalam mendukung pelestarian lingkungan di kawasan pesisir Bali ini.

Supanji percaya bahwa anak muda harus dihargai karena semangatnya karena mereka dapat membawa hal-hal baik kepada orang lain.

“Semangat yang bisa Anda tanamkan pada anak-anak muda lainnya. Anak muda memiliki komunikasi yang baik. Mereka sangat antusias menjadi bagian dari program konservasi ini,” ujarnya.

“Kami berharap semangat mereka terhadap lingkungan terus terpicu untuk menjaga lingkungan. Semoga bisa dipercepat sekitarnya kita semakin baik,” pungkas Soni.

Tonton video “Bersantai sejenak dan menghabiskan waktu di Ekowisata Mangrove Oesapa”
[Gambas:Video 20detik]
(faz/nwy)

Source: www.detik.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button