Desa Kauman Sidayu, desa terkecil di Indonesia dengan Masjid Kanjeng Sepuh - WisataHits
Jawa Timur

Desa Kauman Sidayu, desa terkecil di Indonesia dengan Masjid Kanjeng Sepuh

Koranmemo.com – Jika sebuah desa umumnya memiliki luas lebih dari satu RT/RW, desa di Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, Jawa Timur ini sebenarnya hanya seluas satu RT. Desa ini adalah Desa Kauman yang disebut sebagai desa terkecil di Indonesia.

Lokasi Desa Kauman berada di sebelah barat Alon-alon Sidayu. Luas Desa Kauman hanya 4,06 hektar. Desa ini hanya berpenduduk 673 jiwa dengan 137 kepala keluarga. Jika Anda melewati desa ini dan menghitung jumlah rumah, hanya 99 rumah yang dihuni hingga tahun ini.

Namun, masyarakat Desa Kauman sangat produktif. Penduduk desa terkecil di Indonesia ini menghasilkan makanan khas Gresik, yaitu bonggolan. Mereka juga memproduksi kerupuk Sidayu yang laris manis di pasaran.

Baca Juga: Album ‘Born Pink’ BLACKPINK Terjual 1 Juta Kopi Hanya Dalam Sehari, Pertama dalam Sejarah Girl Group K-POP

Pada masa jayanya, Desa Kauman dikenal sebagai daerah penghasil Sarang Burung Walet. Maka tidak heran jika banyak masyarakat adat di Desa Kauman memiliki taraf ekonomi yang sangat baik.

Ada juga wisata religi di Desa Kauman yaitu Masjid Kanjeng Sepuh. Salah satu sumber mengatakan masjid ini dibangun pada tahun 1759 M. Pendirinya adalah penguasa Sidayu, Raden Kromo Widjojo, dan dilanjutkan oleh RAA Soeroadiningrat III, yang kemudian dikenal sebagai Kanjeng Sepuh. Sosok Kanjeng Sepuh dimakamkan di belakang masjid bersama para penguasa Sidayu lainnya.

Baca Juga: Yunita Rafika Sari, Pengacara Cantik Yang Juga Ketua TP PKK, Ternyata Ini Hobinya

Karena lokasinya yang sangat nyaman dan dekat dengan banyak madrasah atau pondok, Desa Kauman juga memiliki banyak siswa yang tinggal di rumah warga. Misalnya di rumah Kaji Khuluq. Hingga saat ini, ia masih menampung beberapa anak usia sekolah dasar di rumahnya.

Kaji Khuluq dikatakan telah membimbing banyak siswa sejak kecil hingga lulus. Meski tidak seramai dulu, Kaji Khuluq dan beberapa warga lainnya masih dengan senang hati menjaga anak-anak Santri dari madrasah atau gubuk sekitar hingga saat ini.

Source: www.koranmemo.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button