Desa Asale Kebon Klaten, Bekas Perkebunan Keraton Solo - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

Desa Asale Kebon Klaten, Bekas Perkebunan Keraton Solo – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Warga berjalan melewati kantor Desa Kebon di Kecamatan Bayat, Jumat (15/7/2022). Desa Kebon diyakini merupakan bekas perkebunan milik Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, Klaten — Asal usul Desa Kebon, Kecamatan Bayat tidak lepas dari masa lalu desa setempat. Nama Kebon berasal dari daerah desa yang awalnya merupakan perkebunan.

Kepala Desa Kebon (Kades), Sukaca, mengatakan, awalnya tidak ada permukiman di Desa Kebon. Kawasan Kebon digunakan sebagai perkebunan oleh Keraton Surakarta Hadiningrat. Ada berbagai pohon buah-buahan di perkebunan.

Promosi Bayar Rp 1 Juta Bawa Pulang Mobil Toyota Baru, Begini Caranya

“Hasil panen dari perkebunan di sini digunakan untuk kebutuhan buah-buahan di keraton. Itu dari sejarah Wanita dan priakata Sukaca saat ditemui di Desa Kebon, Jumat (15.7.202).

Nenek moyang desa setempat juga merupakan tokoh Keraton Surakarta Hadiningrat. Tokoh tersebut bernama Tumenggung Sabdo Bloko. Makamnya berada di Dukuh Serut, Desa Kebon.

Sukaca menjelaskan bahwa sebelumnya ada tanah yang tersisa di desa Kebon, yang merupakan tanah keraton. Seiring berjalannya waktu, tanah tersebut kini menjadi tanah pribadi.

Baca Juga: Bukit Jeto Bayat Klaten Akan Disulap Jadi Kawasan Wisata

Dari tahun ke tahun penduduk Desa Kebon terus bertambah. Saat ini mencapai 2.500 jiwa. Hingga 60 persen masyarakat yang tinggal di Desa Kebon bermata pencaharian sebagai petani.

Luas desa sekitar 110 ha, dimana 47 ha adalah pertanian dan 63 ha pemukiman. Secara geografis, Desa Kebon dikelilingi oleh perbukitan.

Salah satu bukit di Desa Kebon adalah bukit purba. Dikenal oleh penduduk desa sebagai Bukit Jiwan, bukit ini sering menjadi lokasi penelitian bagi mahasiswa geologi. Tak hanya dari Jerman, mahasiswa dari luar negeri juga kerap melakukan penelitian di pegunungan.

Selain Kebon, perbukitan lain di kawasan Bayat juga merupakan perbukitan purba, seperti di kawasan desa Gununggajah. Mengutip informasi dari esdm.go.id, Bayat memiliki struktur geologi yang dianggap unik dibandingkan dengan tempat lain di Indonesia. Salah satunya adalah situs batuan yang berumur pra-Tersier, menjadikan Bayat sebagai situs kunci bagi evolusi tektonik pulau Jawa.

Baca juga: Kenapa Banyak Umbul di Klaten?

Singkapan geologi telah ditemukan di Bayat dengan berbagai variasi batuan yang mengandung informasi penting tentang kondisi geologi di Indonesia yang tersebar di sepanjang Perbukitan Jiwo.

Beberapa tahun belakangan ini gundukan purbakala dikembangkan menjadi objek wisata oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Kebon bersama warga. Bukit itu bernama Bukit Pertapan. Namun, objek wisata Bukit Pertapan terhenti akibat pandemi Covid-19.

Source: www.solopos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button