Cuaca ekstrim, acara di luar ruangan harus dipindahkan ke dalam ruangan - WisataHits
Yogyakarta

Cuaca ekstrim, acara di luar ruangan harus dipindahkan ke dalam ruangan

Harianjogja.com, JOGJA – Asosiasi Pariwisata Do-It-Yourself (Dispar) menangani orang-orang kreatif dan penyelenggara acara untuk mewaspadai kondisi cuaca ekstrim yang terjadi selama beberapa hari terakhir.

Acara dengan pertemuan besar orang harus diadakan secara teratur dalam atau di dalam ruangan untuk menghindari potensi insiden.

Ketua Dispar DIY Singgih Raharjo mengaku sudah memediasi pekerja acara untuk mempersiapkan perlindungan sipil jika aktivitasnya di luar ruangan.

DIDUKUNG:

Pada pembukaan IKM di Umbulharjo, Dinas Perinkopukm Jogja berharap IKM naik peringkat

Dengan kondisi cuaca ekstrim yang masih mengancam, dikhawatirkan akan terjadi insiden yang tidak diinginkan selama acara berlangsung. Sedapat mungkin dan memungkinkan, kegiatan juga dilakukan di dalam ruangan guna meminimalisir potensi bencana.

“Ini sudah kita bagikan kepada teman-teman, khususnya bagi penyelenggara, harus ada antisipasi dan kewaspadaan terhadap hal ini. dalam Saya pikir itu akan lebih baik, tetapi bahkan jika di luar Ya harus ada mitigasi dan rencana alternatif,” kata Singgih, Kamis (13/10/2022).

BACA JUGA: Kampung Ketandan, Perpaduan Budaya Jawa dan Tionghoa di Jogja

Menurut Singgih, kondisi cuaca ekstrem tidak perlu ditanggapi langsung dengan mematikan kegiatan dan acara kreatif. Hanya saja mengingat kondisi event yang sedang bangkit, diperlukan kewaspadaan yang optimal dari pihak penyelenggara event agar pengunjung dan wisatawan tetap nyaman menonton acara tersebut.

“Kita tentu tidak bisa menahan teman acara Ini perlu dihentikan dulu, tapi perlu waspada dan mengutamakan keselamatan dan kenyamanan bagi peserta dan wisatawan,” katanya.

Informasi lengkap tentang ramalan cuaca saat ini harus ada di tas penyelenggara sebelum acara. Maka batasan damage harus disiapkan sebaik mungkin. Hal yang sama berlaku untuk destinasi wisata yang berpotensi rawan bencana seperti kawasan pesisir.

Pengelola harus memperkenalkan prosedur baru dengan meminta pengunjung menjauh dari area pantai saat ombak tinggi. “Sebelum acara dimulai, tentu saja, harus dipersiapkan. Di tempat-tempat wisata yang ombaknya tinggi di pantai, menurut saya ini juga harus menjadi bagian antisipatif, misalnya daerah yang bisa dilalui pengunjung bisa lebih menonjol ke arah daratan,” kata Singgih.

Selain itu, Singgih menjelaskan keadaan pariwisata DIY pada triwulan III 2022, kondisinya hampir sama dengan waktu normal atau sebelum merebaknya pandemi.

Dibandingkan situasi sebelum pandemi, jumlah kunjungan wisatawan saat ini 85 persen. Ia berharap hingga akhir tahun jumlah pengunjung kembali melonjak dan pariwisata kembali normal.

“Selanjutnya saya berharap dengan adanya wacana transisi ke endemik ini bisa segera terwujud. Sekarang di PPKM level 1, kami selalu melakukannya acara melibatkan banyak orang, tidak akan ada peningkatan Covid-19. Ini tentu menunjukkan bahwa masyarakat kita telah membentuk kekebalannya dan melunak dengan prosesnya,” katanya.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita

Source: jogjapolitan.harianjogja.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button