Coop TLM Indonesia melatih generasi muda membuat furniture dari bambu - WisataHits
Yogyakarta

Coop TLM Indonesia melatih generasi muda membuat furniture dari bambu

Kupang — Sebanyak 13 pemuda dari Kabupaten Kupang dan Ngada, NTT, mengikuti pelatihan pembuatan mebel bambu yang digelar di Balai Latihan Kerja (BLK) Desa Oepo sejak kemarin.

Pelatihan dilakukan oleh Coop Tanaoba Lais Manekeat (TLM) Indonesia bersama Yayasan Bambu Lestari dan PT Bambu Bos sebagai bagian dari upaya peningkatan keterampilan generasi muda dalam pembuatan mebel bambu karena hampir semua kabupaten dan kota di NTT memproduksi kawasan bambu. NTT juga tercatat sebagai sentra industri olahan bambu nasional.

Para pengajar didatangkan dari Yogyakarta oleh para perajin bambu dan memberikan pelatihan mulai dari konservasi bambu, pengolahan bambu menjadi mebel, perawatan dan perhitungan modal yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk mebel bambu.

Elvys Datty, General Manager Coop TLM Indonesia, mengatakan setelah mengikuti pelatihan, anak-anak muda sudah mahir membuat mebel bambu, seperti: B. Pengawetan bambu yang biasanya memakan waktu lebih dari satu bulan, kini bisa diselesaikan dalam dua hari.

“Untuk membuat Nyiru dari bambu yang biasanya memakan waktu berbulan-bulan, bisa lebih cepat membuat produk bambu setelah pelatihan,” ujarnya di Kupang, Sabtu (10/9/2022).

Menurutnya, pelatihan ini merupakan bagian dari penguatan anggota Koperasi TLM Indonesia karena produk mebel bambu diproduksi di Kota Kupang, meski bahan baku bambu masih didatangkan dari Kabupaten Ngada.

Dalam pelatihan ini, sebanyak empat orang menandatangani kontrak pembuatan mebel bambu untuk kebutuhan unit usaha lainnya seperti La Cova Restaurant and Bar yang sedang dibangun di Desa Pantai Wisata Lasiana.

Produk yang dihasilkan dalam pelatihan ini adalah sofa, kursi, meja dan satu set rebung. “Ini adalah suami dan anak anggota Coop TLM Indonesia. Setelah pelatihan, mereka ditugaskan untuk menyiapkan furniture dan merchandise untuk kebutuhan La Cove,” ujarnya.

Namun ke depan, dengan anak-anak muda terdidik, mereka bisa membuat produk bambu untuk meningkatkan perekonomian keluarga.”Tentu tidak sebatas pendidikan, tapi kami akan dukung mereka melalui program simpan pinjam Koperasi TLM Indonesia,” ujarnya.

Disebutkannya, Koperasi TLM Indonesia memiliki 158.000 anggota, semuanya perempuan, tersebar tidak hanya di NTT tetapi juga di provinsi lain.

Direktur Bambu Bos Jajang Agus Sonjaya mengatakan, pelatihan ini merupakan langkah awal dalam mengembangkan furnitur bambu dan bambu di NTT. “Mimpi kami ke depan adalah menjadikan pellet dari limbah bambu sebagai bahan bakar pengganti solar. Jadi pelatihan ini merupakan langkah awal,” ujarnya saat memberikan sambutannya secara online.

Ia optimistis bisnis mebel bambu NTT akan berkembang, dan pengembangan produk mebel bambu dan bambu lainnya mendapat lampu hijau dari anggota DPR RI Julie Laiskodat dari Partai NasDem.

Direktur Eksekutif Sustainable Environment Bamboo Foundation Monica Tanuha juga optimistis masa depan industri bambu di NTT sangat cerah. “Akan ada lanjutannya setelah pelatihan ini, dan saya optimis pelatihan ini akan membawa manfaat bagi para peserta,” kata Monica Tanuha. (*/gm)

komentar Anda?

Source: www.lintasntt.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button