Buat macrame dari utas bekas - WisataHits
Yogyakarta

Buat macrame dari utas bekas

mandi

Bali terkenal dengan pulau wisatanya. Namun di sisi lain, Bali memiliki keunikan tersembunyi yang juga perlu dibagikan kepada publik, baik masyarakat Bali lokal sendiri, masyarakat Indonesia pada umumnya maupun internasional.

Oleh karena itu, wisata Green Tour merupakan salah satu potensi yang dilirik oleh wirausaha sosial Sebumi dalam mengkampanyekan Green Tour yang sehat: Workshop Zero Waste Craft.

Dyandra Nafisah, ECO Travel Coordinator Sebumi, mengatakan pelatihan yang ia lakukan merupakan yang pertama dilakukan di Bali. Menurutnya, Bali tidak hanya dikenal dengan wisata malamnya, tetapi juga wisata penyembuhan seperti wisata jalan kaki kota, yang pihaknya lakukan dengan melibatkan masyarakat perkotaan.

“Pasar Legian ini adalah hidden gem Bali yang ada pariwisata seperti ini dan ini di Legian,” kata Dwinda kepada detikBali di pasar Legian, Kuta, Badung, Bali, Minggu (11/6/2022).

Kunjungan hari ini ke healing green walking tour adalah menjelajahi tempat-tempat terkenal di Kuta dan Legian, Pasar Legian. Peserta Healing Journey mendapatkan pelatihan, seperti hari ini Sebumi memberikan pelatihan pembuatan kerajinan makrame, dengan melibatkan pedagang sekaligus pengrajin makrame.

“Dia orang pertama atau tangan pertama yang membuatnya kemudian mendistribusikannya ke toko-toko di Pasar Legian,” kata Dwinda.

“Kehadiran kami diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian para pedagang di pasar Legian,” imbuhnya.

Menurutnya, kerajinan makrame merupakan salah satu kerajinan yang menggunakan barang bekas dengan modal minim namun bisa menghasilkan uang. Barang bekas seperti benang bekas disulap menjadi barang cantik yang bernilai jual.

Oleh karena itu, di Bali, Sebumi bekerjasama dengan Neo Kuta Hotel dan berkomitmen untuk mempromosikan green tour. Selain di Bali, pihaknya belum lama ini melakukan tur yang sama di kota-kota lain seperti Jogja dan Jakarta.

Chitra Patricia, 31, peserta dari Jakarta, mengaku mengikuti pelatihan pembuatan makrame karena menyukai seni.

“Wah kebetulan saya di Bali, jadi weekend semua kosong. Dan menurut saya itu tantangan, ternyata butuh kesabaran dan waktu yang kita butuhkan,” ujarnya di sela-sela latihan.

Menurutnya, minatnya mengikuti pelatihan tersebut hanya untuk iseng saja. Dia menyadari bahwa hanya bahan tali yang bisa menjadi bahan kerajinan.

“Dan itu reuse ya, dengan modal tali bisa menghasilkan sesuatu yang berguna dan berguna bisa jadi uang,” kata Chitra.

Tonton video “Pilihan hotel yang nyaman dengan harga yang aman di kantong Anda, Bali”.
[Gambas:Video 20detik]
(atau/dpra)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button