Reformasi perkotaan, realisasi visi dan misi 2022-2027 • Radar Jogja - WisataHits
Yogyakarta

Reformasi perkotaan, realisasi visi dan misi 2022-2027 • Radar Jogja

RADAR JOGJA – Hamengku Buwono X dan Paku Alam X menjadikan kelurahan sebagai salah satu prioritas visi dan misi mereka. Tepatnya untuk jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIJ) periode 2022-2027. Fokusnya adalah pada upaya reformasi di tingkat pemerintah Kelurahan.

Sekda DIJ Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, bentuk reformasi birokrasi pemerintah. Mempromosikan proses yang lebih modern dan efektif. Dalam hal menghilangkan proses birokrasi yang terlalu panjang dan bertele-tele.

“Jadi kami berharap reformasi desa-kota ini akan menjadi lebih modern di masa depan. Birokrasi bisa mengejar ketertinggalan kabupaten dari provinsi atau memperbaiki birokrasi yang ada,” jelasnya usai rapat paripurna di DPRD DIJ, Senin (8 Agustus).

Visi dan misi ini dimulai dengan pemetaan terlebih dahulu. Untuk menemukan kesenjangan yang muncul. Dari administrasi hingga mekanisme rutin.

Setiap kesenjangan akan dicatat dalam program di kemudian hari. Berupa penilaian yang dibandingkan dengan perbaikan sistem. Alhasil, proses birokrasi selanjutnya berjalan dengan bersih dan efisien.

“Jika itu terjadi maka kita harus berurusan dengan manajemen birokrasi Kelurahan, yang dijamin,” katanya.

Meski demikian, Aji memastikan implementasi kebijakan tersebut tidak merata. Dalam artian setiap daerah memiliki kondisi yang berbeda-beda. Jika ada kesenjangan, reformasi birokrasi akan menjadi program prioritas.

Oleh karena itu akan dilakukan pemetaan terlebih dahulu. Sehingga kebijakan saat ini menjadi lebih efektif. Langkah ini merupakan bentuk reformasi birokrasi di Jogjakarta.

“Kami tidak akan mengejar kebijakan yang seragam. Yang perlu dilakukan misalnya mengisi celah birokrasi, kalau sudah diisi tidak perlu lagi kan,” ujarnya.

Aji mengatakan hasil akhir dari visi dan misi ini adalah birokrasi yang lebih terorganisir. Baik antar instansi maupun lembaga dengan masyarakat. Sehingga pelaksanaannya di masyarakat menjadi lebih efektif dan efisien.

“Ini bagian dari memastikan desa ini baik-baik saja secara ekonomi. Masyarakat menjadi lebih mandiri, kemudian terbentuklah desa-desa yang berbeda. Ada desa budaya, desa mandiri, desa wisata karena sesuai dengan karakter masing-masing desa,” ujarnya.(Bi)

Source: radarjogja.jawapos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button