Cerita Akhir Pekan: Merawat pohon melalui wisata alam dan kafe - WisataHits
Jawa Barat

Cerita Akhir Pekan: Merawat pohon melalui wisata alam dan kafe

ilustrasi pohon

Perbesar

Ilustrasi Pohon (Gambar oleh Peter H dari Pixabay)

Sebelum terkenal sebagai tempat wisata seperti sekarang ini, masyarakat Benculuk lebih mengenal hutan ini dengan sebutan Tapel Pelas. Tapel Pelas selama puluhan tahun digunakan sebagai tempat penyimpanan kayu (TPK) dan hasil hutan yang dikelola oleh Perhutani.

“Lingkungan hutan kini telah ditata ulang agar menarik untuk dikunjungi dan menghilangkan stres, dengan ratusan meter jalan tanah, pagar pohon trembesi raksasa, dan tambahan fasilitas toilet dan musala,” kata Panca. Ada juga bangku jati di beberapa sudut. Pengelola juga menawarkan pengunjung sudut yang indah untuk mengambil foto dengan latar belakang pohon Trembesi besar.

Wisata alam lainnya yang ditanami pepohonan dan aneka tanaman adalah Omah Kecebong di dusun Sendari, Cebongan, Tirtoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta. Omah Kecebong menawarkan berbagai kegiatan wisata kembali ke alam, mulai dari membajak sawah hingga Traveling dengan gerobak sapi. Sebagai destinasi wisata yang indah, Omah Kecebong mengajak pengunjung untuk lebih mengenal budaya dan alam Jawa melalui kerjasama dengan warga setempat.

Bagi Hasan, konsep ramah lingkungan sangat bermanfaat, karena ia bisa menjaga baik tempat wisata itu sendiri maupun pengunjung dan pengelolanya. “Dulu tempat kami dianggap kering, tapi sekarang banyak pohon dan itu bisa menjadi sumber oksigen yang baik. Bersama kami, sampah organik seperti sisa sayuran atau kulit buah dapat diolah menjadi eco-enzyme yang sangat bermanfaat, seperti membersihkan kamar mandi dan menyuburkan tanaman,” jelas Hasan.

Awalnya, Omah Ketabong didirikan untuk mengembangkan tanaman hortikultura di kawasan Sendari Cebongan. Saat mendirikan perusahaan hortikultura ini, sang pemilik, Hasan Setio Prayogo, mendapat masukan dari pelaku pariwisata internasional untuk mengembangkannya menjadi tempat wisata budaya lokal dengan konsep pedesaan ramah lingkungan dengan pilihan akomodasi klasik.

Sampai saat ini Omah Kecebong cukup dikenal di mancanegara karena sebagian besar pengunjung ingin mempelajari budaya dan kearifan lokal masyarakat Jawa khususnya Yogyakarta. Bagi Hasan, konsep eco-friendly ini sangat menguntungkan karena dirinya bisa menjaga tempat wisata itu sendiri maupun pengunjung dan pengelolanya.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button