Budaya sunda perlu di lestarikan pada tempatnya sendiri, bisa ikut pariwisata jika di rawat dengan baik - WisataHits
Jawa Barat

Budaya sunda perlu di lestarikan pada tempatnya sendiri, bisa ikut pariwisata jika di rawat dengan baik

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmas Mauludin.

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG– Pelestarian budaya sunda, hal ini harus diciptakan karena budaya sunda ini harus dilestarikan pada tempatnya masing-masing. Promosi budaya juga meningkatkan pariwisata.

Hal itu diungkapkan Boy Worang, Ketua Panitia Seminari Sunda Ketahanan Budaya, usai acara di Gedong Budaya, Soreang, Kabupaten Bandung, Junat (18/11/2022).

Boy mengatakan, pihaknya akan meluluskan seminar tersebut, kemudian akan diserahkan ke pihak berwajib.

Baca Juga: Menikmati Porsi Kuliner Khas Sunda, Sepiring Ketan Bakar dan Ayam Ketan Baby Liwet

“Terserah dia suka atau tidak, tapi kami berusaha untuk memenangkan pihak swasta, yang pasti percaya melestarikan budaya Sunda dan tertarik untuk fokus pada itu.” Ini perlu diciptakan karena budaya Sunda ini perlu dilestarikan di tempatnya masing-masing,” kata Junge.

Muda mengungkapkan perlu membangun kesamaan, toleransi, bagaimana mempromosikan budaya.

“Dengan kemajuan budaya, kita memiliki seni budaya dan pariwisata, yang juga akan meningkat. Sekarang tinggal mencari tahu apa yang kurang, kalau cukup dan menarik, tinggal memikirkan bagaimana cara mengemasnya,” kata Boy.

Karena yang kurang adalah kemasannya yang inferior.

“Bahkan sangat mungkin kalau kemasannya bagus, kita tidak sadar bahwa budaya kita itu keren,” ucapnya.

Boy berkata jika mereka bermain bersama dan membawa kembali orang barat, tidak peduli seberapa bagus mereka bermain, mereka akan tetap menjadi No. 10 karena sudah terbiasa memainkannya.

“Tapi kalau kita jelek memainkan tradisi kita sendiri, pasti kita dinilai bagus karena dianggap sebagai orang baru, apalagi dibungkus dengan kemasan tertentu,” katanya.

Selama acara, Boy mengatakan semua orang sangat mendukung.

“Kita tidak bisa berdiam diri, dan kita tidak boleh membenturkan budaya dengan agama, a, b, c, d,” katanya.

Juga, jangan menyebut budaya itu bagian dari agama itu, jangan menghinanya.

“Budaya ini sangat inklusif dan milik semua orang,” katanya.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button