BPDAS Solo dan Dinas Kehutanan Jatim mengembangkan sentra alpukat dan mangga - WisataHits
Jawa Tengah

BPDAS Solo dan Dinas Kehutanan Jatim mengembangkan sentra alpukat dan mangga

– Iklan –

BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Staf Ahli Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Eka Widodo Soegiri diperiksa kemarin (24/11).

Eka Widodo juga melakukan penanaman bibit produktif dan kehutanan bersama Direktur Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Solo dan Direktur Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur. Desa Napis merupakan salah satu proyek percontohan pengelolaan hutan sosial. Termasuk Desa Babad dan Desa Pejok, Kecamatan Kedungadem.

Pada tahun 2022, BPDAS Solo akan mendukung tiga pemegang izin IPPHS di Bojonegoro. Angkanya 121.500 bibit. Terdiri dari bibit tanaman produktif berupa tailing, alpukat, mangga dan matoa dengan total 22.000 batang. 99.500 batang kayu dari pembibitan, terdiri dari kayu jati, balsa dan lamtoro. Juga 300 paket pupuk, 3 unit bahan metalurgi dan 3 unit bahan papan nama.

– Iklan –

Eka Widodo Soegiri mengatakan, kelompok pemegang izin IPPHS diberikan akses untuk mengelola kawasan hutan. Sehingga dibutuhkan komitmen bersama untuk mewujudkan hutan lestari dengan agroforestri kompleks yang dapat membawa kesejahteraan bagi kelompok IPPHS.

Strategi pengelolaan hutan dengan menggunakan JIP (jagung, ikan dan pohon) harus diterapkan di kawasan IPPHS. JIP yang dirujuk adalah J: Jagung. Artinya, hutan diharapkan dapat menghasilkan tanaman pangan untuk mendukung sumber pangan petani dan menciptakan nilai ekonomi.

I: Ikan, artinya lambang makanan bergizi yang dibutuhkan petani. T: (Pohon) berupa buah dan tumbuhan berkayu. Pengelolaan kawasan IPHPS dapat mencakup hasil hutan lainnya seperti buah-buahan dan desa wisata semi alam selain fokus pada hasil kayu (siklus panjang).

Kepala Dinas Kehutanan Jawa Timur Dr. orang Irlandia Jumadi, M.MT, mengimbau pemegang izin IPPHS untuk membuat rencana pembangunan yang komprehensif. Dengan demikian, klaster dengan pengembangan bahan baku yang unggul tercipta tidak hanya dalam jangka panjang tetapi juga dalam jangka pendek.

Ketika tanaman telah tumbuh, itu akan menjadi pusat produksi buah dan kayu serta pariwisata. Jadi sambil menunggu hasil panen yang bersiklus panjang, hasil pohon buah-buahan bisa dinikmati untuk menjaga arus kas tetap berjalan. Penanaman di areal IPHPS memberikan manfaat ekologis dan menyediakan oksigen. (*/tih)

SALAM LESTARI: Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Eka Widodo (tiga dari kiri) dan Kepala Dinas Kehutanan Jawa Timur Jumadi (tiga dari kanan), Kepala Badan Pemerintah Daerah, dan forkopimcam. (Ahmad Al Fatih/RDR.BJN)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button