Bhumi Atsanti Borobudur memperkaya ruang ekspresi kelompok seni
MAGELANG (ANTARA) – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang menyebut keberadaan tempat bernama Bhumi Atsanti di kawasan Candi Borobudur telah memperkaya ruang ekspresi berbagai kelompok seni di kawasan tersebut.
“Bangga dan hormati Bhumi Atsanti yang telah memberikan tempat dan mengakui seni budaya Kabupaten Magelang,” kata Mantep Sudarsono, Kepala Dinas Kebudayaan, Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang, saat pelantikan Bhumi Atsanti di Dusun Bumi Segara, Desa Borobudur , Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, sekitar sebulan lalu, kilometer barat Candi Borobudur di Magelang, Minggu malam (18/9).
Bhumi Atsanti berada di bawah Yayasan Atma Nusvantara Jati, sebuah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk budaya, pendidikan dan pariwisata berbasis kearifan lokal.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang mencatat saat ini terdapat sekitar 2.700 kelompok kesenian di wilayah tersebut, yang meliputi 21 kecamatan.
Ia mengaku tidak bisa sepenuhnya mendukung perkembangan kelompok seni yang berbeda ini sehingga membutuhkan keterlibatan berbagai pihak.
Ia juga mengapresiasi Bhumi Atsanti atas program-programnya yang membawa ruang dan semangat budaya Indonesia ke tempat tersebut.
“Agar budaya nusantara yang sebenarnya menjadi budaya yang luhur dapat dilestarikan oleh generasi bangsa,” ujarnya.
Camat Borobudur Subiyanto menyatakan, kehadiran Bhumi Atsanti di kawasan Candi Borobudur tidak hanya memperkaya warna pariwisata lokal secara berkelanjutan, tetapi juga bagian dari kemajuan peradaban.
“Dengan hadirnya rumah, ruang dan cita rasa menjadi semangat bersama untuk memajukan Borobudur. Semoga membawa kemajuan, berkah dan kesejahteraan bagi masyarakat Borobudur,” katanya.
Dalam kesempatan itu, beliau juga berbicara tentang kemajuan peradaban di masa lalu sehingga bisa membangun Candi Borobudur yang megah dan membanggakan.
kemajuan budaya
Ketua Yayasan Atma Nusvantara Jati (Yayasan Atsanti) Nilo Wardhani menyatakan bahwa kehadirannya di kawasan Borobudur mendukung pemajuan budaya dalam berbagai kegiatan melalui kerjasama dengan berbagai pihak dan berbagai kreasi dan inovasi untuk memuliakan budaya Peradaban masa lalu relevan dengan masa kini dan masa kini. masa depan.
Dijelaskannya, Bhumi Atsanti merupakan jembatan, wadah dan sarana pendidikan yang membuka ruang seluas-luasnya bagi semua orang, terutama generasi muda yang ingin belajar tentang budaya nusantara.
Terutama yang terinspirasi dari nilai-nilai luhur Candi Borobudur dan kearifan lokal masyarakat kawasan Borobudur, ujarnya.
Bhumi Atsanti, katanya, dikandung tidak hanya sebagai bangunan fisik, tetapi terutama sebagai rumah dan ruang bersama untuk eksplorasi, untuk menemukan, mengenali dan mencintai rasa budaya yang muncul melalui proses dialog dan dialog kacau antara pengunjungnya muncul. .
Komunitas budaya dan masyarakat luas dapat menggunakan beberapa fasilitas di masa depan, antara lain balai budaya sebagai ruang komunitas, panggung terbuka sebagai ruang bebas untuk berbagai kegiatan seperti tari, musik dan pertunjukan seni lainnya, termasuk kegiatan kebugaran dan kesehatan.
Kedepannya, pihaknya akan melengkapi situs tersebut dengan fasilitas studio audiovisual, Borobudur Tourist Information Center, UMKM Center, Kafe Kuliner Indonesia dan wisma untuk menyediakan ruang publik bagi kegiatan budaya.
“Gerakan pemajuan budaya adalah gerakan kolektif, sehingga semua pihak harus terbuka untuk bekerja sama untuk mencapai hasil dan resonansi yang maksimal,” ujarnya.
Peresmian Bhumi Atsanti Borobudur dihadiri oleh warga, tokoh masyarakat, seniman, budayawan, pejabat pemerintah daerah, dan perwakilan dari sejumlah universitas mitra Atsanti, antara lain Universitas Atmajaya Yogyakarta, Universitas Atmajaya Jakarta, Universitas Tarumanegara Jakarta, ISI Yogyakarta, dan ISI Surakarta yang dimeriahkan dengan rangkaian pertunjukan seni dan musik rakyat.
Source: jateng.antaranews.com
