Berurusan dengan sabar dengan orang-orang yang mengantri untuk makan di hotel | PWMU.CO - WisataHits
Jawa Timur

Berurusan dengan sabar dengan orang-orang yang mengantri untuk makan di hotel | PWMU.CO

SabarAntrian makan siang di Hotel Anjum Mekkah. (Tjatur/PWMU.CO)

Bersikap sabar menghadapi orang-orang yang mengantri makan di hotel yang dilansir dr. Tjatur Prijambodo, Direktur RS Aisyiyah Siti Fatimah Sidoarjo dari Mekkah.

PWMU.CO – Selama haji atau umroh, pemandu wisata selalu mengingatkan jamaah untuk bersabar. Karena di Tanah Suci, jutaan orang asing bertemu dengan adat dan disiplin budaya yang berbeda. Mungkin ada saat-saat ketika Anda mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan. Jadi bersabarlah.

Saat menjalani umrah bersama jemaah, PT Relasi Laksana Wisata, biro perjalanan milik Muhammadiyah Jawa Timur, menikmati menikmati hanya selama di Madinah dan Mekah. Pemandu wisata yang baik dan Muthowif yang berpengalaman dan sabar.

Rombongan umrah kali ini terdiri dari 60 orang dari Surabaya, Sidoarjo dan Nganjuk. Perjalanan dari Bandara Juanda mendarat langsung di Madinah. Ziarah di Madinah selama empat hari. Hari terakhir setelah Mekkah dan niat Umroh oleh Miqat di Masjid Dzulhulaifah Birr Ali.

Menginap di Mekah di Hotel Anjum. Hotel bintang lima ini berjarak 8 km sebelah barat Masjidil Haram. Untuk pembukaan umrah pada bulan Agustus setelah musim haji, banyak jemaah yang datang.

Beberapa biro perjalanan Indonesia juga memilih hotel ini. Jamaah haji Indonesia sering kita jumpai saat akan keluar atau masuk hotel. Tamu lainnya berasal dari Timur Tengah. Bersama-sama kami pergi ke Masjidil Haram untuk sholat Subuh sambil mengucapkan kalimat Talbiyah.

Berjalan-jalan santai ke Masjidil Haram, sekitar 10 menit lurus melalui Jalan Umm al-Qurra. Itu bersinar hijau terang menuju Menara Masjid Agung dan Menara Zamzam yang menjulang tinggi. Seru rasanya mengingat kata-kata Talbiyah di jalanan sebelum Subuh.

Saya dan keluarga menghabiskan waktu di masjid setelah shalat Subuh. Baca Quran, dzikir, sholat dhuha. Atau jika melihat Ka’bah dan membayangkan sejarah pembangunannya pada zaman Nabi Ibrahim dan Ismail, penyerangan pasukan Ibrahim dikalahkan oleh burung Babil, pemasangan Hajar Aswad oleh Nabi Muhammad.

Atau berjalan-jalan di sekitar masjid besar ini. Kenali setiap sudut dan 120 pintunya. Pergi ke lantai atas. Tawaf di sini juga asyik.

Atau bandingkan arsitektur masjid lama dan perluasannya yang baru. Banyak orang percaya tidur di masjid tua. Sepertinya mereka peziarah backpacker. Tidak perlu menginap di hotel.

Setelah sholat dhuhur kami kembali ke hotel untuk makan siang. Menu untuk sore ini, Sabtu (27/822), pilihan hidangan lezat. Sop buntut, buncis goreng, opor ayam, mie goreng dan tak lupa kerupuk. Minumannya adalah es krim buah dan aneka jus.

Pada musim puncak umrah ini, sekitar seribu orang menempati hotel tersebut. Ruang makan ada di restoran. Lima tempat terpisah disediakan. Orang bisa memilih. Menunya sama. Tapi semuanya selaras. Hampir sama panjang. Makanan ini menguji kesabarannya.

Saat Fayza dan Naura, anggota PT Relasi Laksana Wisata, sedang mengantre mengobrol, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh seorang ibu yang tampak tidak merasa bersalah dan mengantri di depannya. Aksennya berasal dari luar Jawa.

Segera setelah mereka ditangkap, mereka berdua berkata: “Audzubillahhiminasy-syaitonir-rojiim…” Sambil tertawa dan menggelengkan kepalanya. Orang percaya lainnya, melihat ini, juga menggelengkan kepala dan tertawa. “Sabar..”

Ketika ditanya mengapa mereka membaca ta’awudz, keduanya menjawab bahwa jin harus menghilang dalam tubuh orang tersebut.

Di Mekkah dan Madinah sopan bila petugas meminta atau memerintahkan izin untuk selalu mengucapkan, “Haji…haji…haji…” Lalu tangannya menunjuk sebuah perintah.

Misalnya, ada pekerja hotel yang membawa truk makanan dan meminta izin untuk meninggalkan orang, dia hanya mengatakan “Haji…haji…haji…” Begitu juga Asykar di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi, jika Anda bertanya kepada jemaah, untuk minggir, itulah yang mereka sebut.

Ibu seharusnya meniru sopan santun di sini. Katakan saja, “Haji… Haji… Haji,” dan ular akan membuka jalan baginya. Daripada main serobot bukannya bikin pergi dengan Orang.

editor Sugen Purwanto

Source: pwmu.co

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button