Bentuk pengorbanan rakyat untuk mengusir penjajah - WisataHits
Jawa Barat

Bentuk pengorbanan rakyat untuk mengusir penjajah

BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA – Bandung Lautan Api adalah sebuah peristiwa Kota Bandung yang berlangsung pada tanggal 23 Maret 1946.

Saat itu, sekitar 200.000 warga Bandung membakar rumahnya dalam waktu tujuh jam. Kemudian mereka pindah dari Bandung ke pegunungan selatan Bandung.

Peristiwa itu merupakan bentuk pengorbanan manusia untuk mengusir penjajah Belanda. Orang-orang siap membakar rumah mereka untuk mencegah pasukan Sekutu dan tentara NICA Belanda merebut kembali kota Bandung sebagai markas militer.

Keputusan untuk membakar Bandung diambil melalui musyawarah Majelis Persatuan Perjuangan Priangan (MPPP). Untuk memperingati peristiwa ini, didirikan Monumen Perjuangan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung dan Tegallega Kota Bandung.

Pada masa Perang Bela Kemerdekaan, pertempuran terbesar pecah di desa/kelurahan Dayeuhkolot selatan kota Bandung. Sebuah depot amunisi besar Angkatan Darat Sekutu terletak di situs ini.

Dalam pertempuran ini, Mohamad Toha dan Muhamad Ramdhan, dua anggota milisi Front Rakyat Indonesia, terlibat dalam misi penghancuran gudang amunisi. Mohamad Toha dan Muhammad Ramdhan berhasil meledakkan gudang dengan dinamit dan tewas.

“Sebuah monumen pertempuran didirikan di lokasi bekas depot amunisi untuk memperingati insiden tersebut. Selain itu, lubang bekas ledakan kini menjadi kolam besar,” kata Muhamad Edi, ketua RT setempat.

Selain patung Mohamad Toga, monumen itu juga mencantumkan nama-nama pahlawan yang gugur saat pertempuran pecah di Dayeuhkolot.

Saat ini, menurut Muhamad Edi, lokasi bekas depot amunisi yang diledakkan oleh Muhamad Toha dan Muhammad Ramdhan menjadi tempat wisata.

“Apalagi banyak orang yang berziarah ke tempat ini,” kata Muhamad Edi.

Tidak hanya di Dayeuhkolot, sebuah monumen atau tugu pertempuran juga didirikan di Taman Tegallega di kota Bandung untuk memperingati Lautan Api Bandung.

Istilah Bandung Lautan Api muncul setelah ditulis oleh wartawan Ace Bastaman dan dimuat di Harian Suara Merdeka pada 26 Maret 1946.

Saat itu, Ace menyaksikan pemandangan Bukit Leutik Bandung yang terbakar di sekitar Pameungpeuk Garut. Kejadian ini menginspirasi Ismail Marzuki untuk menggubah lagu Halo Halo Bandung.

Penerbit : Rizal Fadillah

Source: bandungraya.inews.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button