7 Gunung di Jawa Barat Nomor 5 Disebut Uga Siliwangi Sebagai Tanda Bencana Besar - WisataHits
Jawa Barat

7 Gunung di Jawa Barat Nomor 5 Disebut Uga Siliwangi Sebagai Tanda Bencana Besar

BANDUNG, iNews.id – Pegunungan di Jawa Barat selalu menarik untuk dikaji karena keunikan dan legenda yang melekat di dalamnya. Banyaknya pegunungan di Jawa Barat menjadikan daerah ini terkenal subur sehingga memungkinkan tumbuhnya segala jenis tanaman.

Namun, di balik kesuburannya terdapat risiko yang tidak menyenangkan, yaitu letusan gunung berapi dan gempa bumi. Pasalnya, terdapat banyak gunung berapi dan masih aktif.

Berikut keunikan pegunungan di Jawa Barat yang dirangkum dari berbagai sumber:

1. Gunung Ceremai

Pemotretan Gunung Ciremai dari Desa Cibuntu, Cigandamekar, Kuningan, Jawa Barat (Foto: Okezone.com/Hantoro)Pemotretan Gunung Ciremai dari Desa Cibuntu, Cigandamekar, Kuningan, Jawa Barat (Foto: Okezone.com/Hantoro)

Gunung Ceremai merupakan gunung api berbentuk kerucut yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kabupaten Kuningan dan Majalengka di Provinsi Jawa Barat. Letak geografis puncak berada pada 6° 53′ 30″ Lintang Selatan dan 108° 24′ 00″ Bujur Timur, dengan ketinggian 3.078 m di atas permukaan laut. Gunung ini merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat.

Keunikan gunung ini adalah memiliki kawah ganda. Kawah barat dengan radius 400 meter terpotong oleh kawah timur dengan radius 600 meter. Pada ketinggian sekitar 2.900 m di lereng selatan merupakan bekas titik letusan yang disebut Gowa Walet.

Gunung Ceremai merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) yang luas totalnya sekitar 15.000 hektar.

Nama gunung ini berasal dari kata cereme (Phyllanthus acidus, sejenis tumbuhan perdu dengan buah yang kecil dan berasa asam), namun sering juga disebut Ciremai, sebuah gejala hiperkoreksi karena banyaknya nama tempat di wilayah Pasundan yang gunakan awalan “ ci-” untuk nama tempat.

2. Gunung Galunggung

Gunung Galunggung (Foto: disparpora.tasikmalayakab.go.id)Gunung Galunggung (Foto: disparpora.tasikmalayakab.go.id)

Gunung lain di Jawa Barat yaitu Gunung Galunggung. Gunung berapi ini memiliki ketinggian 2.168 mdpl, dengan puncak tertingginya adalah Puncak Beuti Canar yang memiliki ketinggian 2.240 mdpl. Hotel ini terletak kurang lebih 17 km dari pusat kota Tasikmalaya. Untuk mencapai bibir kawah Gunung Galunggung dibangun tangga dengan 620 anak tangga. Gunung ini memiliki dua puncak yaitu Puncak Tembok Ari dan Puncak Beuticanar, kedua puncak tersebut dapat dicapai dengan mendaki melalui jalur yang tersedia.

Beberapa tempat wisata ditawarkan di kawasan ini, antara lain objek wisata dan atraksi ekowisata seluas sekitar 120 hektar di bawah arahan Perum Perhutani. Objek lain dengan luas sekitar 3 hektar adalah pemandian air panas (Cipanas) dengan kolam renang, pemandian, dan pusaran air.

Selain itu, Gunung Galunggung juga memiliki Hutan Pegunungan setinggi 1.200-1.500 meter dan Hutan Ericaceous > 1.500 meter.

Gunung ini konon pernah meletus pada tahun 1822 lalu pada tahun 1894. Tahun ini terjadi letusan yang menghasilkan awan panas. Kemudian lahar mengalir di saluran aliran yang sama dengan lahar hasil letusan. Letusan kali ini menghancurkan 50 desa, beberapa rumah roboh akibat hujan abu.

Kemudian, pada awal Juli 1918, terjadi letusan lagi yang didahului gempa bumi. Letusan 6 Juli menghasilkan hujan abu setebal 2–5 mm yang terbatas pada kawah dan lereng selatan. Dan pada 9 Juli, terekam penampakan kubah lava di danau kawah setinggi 85 m berukuran 560 x 440 m, yang kemudian diberi nama Gunung Jadi.

Letusan terakhir terjadi pada 5 Mei 1982, disertai letusan, kobaran api, dan kilat. Aktivitas letusan berlangsung selama 9 bulan dan berakhir pada tanggal 8 Januari 1983. Selama periode letusan ini, sekitar 18 orang meninggal dunia, terutama karena sebab tidak langsung (kecelakaan jalan, usia tua, kedinginan dan kekurangan makanan). Estimasi kerusakan sekitar Rp 1 miliar dan 22 desa tidak berpenghuni.

3. Gunung Guntur

Gunung Guntur (Foto: visitgarut.garutkab.go.id)Gunung Guntur (Foto: visitgarut.garutkab.go.id)

Gunung Guntur merupakan gunung berapi kerucut aktif di desa Pananjung dan Pasawahan, Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat dan memiliki ketinggian 2.249 mdpl.

Gunung Guntur pernah menjadi gunung berapi teraktif di pulau Jawa pada abad ke-18. Namun, sejak itu, aktivitas mereka kembali menurun. Letusan umumnya disertai lelehan lava, lapili, dan benda fisik lainnya. Letusan Gunung Guntur yang tercatat adalah 1847, 1843, 1841, 1840, 1836, 1834-35, 1833, 1832, 1832, 1829, 1828, 1827, 1825, 1818, 1816, 1815, 1809, 1807, 18033, 18033, 18033, 18033, 18033, 18033, 18033, 18033, 18033 18033 , 18033, 18033, 1803 1803. 1780, 1777, 1690.

4. Gunung Tangkuban Parahu

Tangkuban Perahu (Foto: Instagram@ridzafadli)Tangkuban Perahu (Foto: Instagram@ridzafadli)

Gunung di Jawa Barat ini selalu dikaitkan dengan legenda Sangkuriang yang menceritakan tentang seorang anak yang jatuh cinta pada ibunya, Dayang Sumbi/Rarasati. Untuk menggagalkan niat anaknya untuk menikahinya, Dayang Sumbi Sangkuriang mengusulkan untuk membangun danau dan perahu dalam semalam. Ketika usahanya gagal, Sangkuriang marah dan menendang perahu tersebut hingga terbalik. Perahu inilah yang kemudian membentuk Gunung Tangkuban Parahu.

Gunung Tangkuban Parahu merupakan gunung berapi aktif yang statusnya terus dipantau oleh Direktorat Vulkanologi Indonesia. Beberapa kawah masih menunjukkan tanda-tanda aktivitas gunung berapi. Tanda-tanda aktivitas vulkanik ini antara lain munculnya gas belerang dan sumber air panas di kaki gunung, salah satunya di kawasan Ciater, Subang. Gunung Tangkuban Parahu mengalami letusan kecil pada tahun 2006, menyebabkan 3 orang luka ringan.

Keberadaan gunung ini dan bentuk topografi Bandung yang berupa cekungan dengan perbukitan dan pegunungan di setiap sisinya memperkuat teori keberadaan sebuah danau besar yang menjadi kawasan Bandung saat ini. Para ahli geologi percaya bahwa kawasan Dataran Tinggi Bandung, sekitar 709 m dpl, merupakan sisa danau besar yang terbentuk dari Bendungan Citarum akibat letusan gunung berapi purba yang dikenal sebagai Gunung Sunda dan Gunung Sunda purba Gunung Tangkuban Parahu yang masih aktif.

Fenomena ini bisa dilihat di Gunung Krakatau di Selat Sunda dan di wilayah Ngorongoro di Tanzania, Afrika. Maka dari itu, Legenda Sangkuriang yang merupakan cerita rakyat daerah tersebut diyakini sebagai catatan masyarakat purbakala daerah Gunung Sunda tentang peristiwa pada masa itu.

5. Gunung Salak

Gunung Salak (Foto: Instagram/@affandihaki)Gunung Salak (Foto: Instagram/@affandihaki)

Gunung Salak adalah salah satu gunung di Jawa Barat yang terletak di kompleks vulkanik di selatan Jakarta di Pulau Jawa. Daerah pegunungan ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Sukabumi dan Bogor.

Gunung Salak relatif tua dan karenanya memiliki banyak puncak. Geoposisi puncak tertinggi gunung ini adalah 6°43′ LS dan 106°44′ BT dan disebut Puncak Salak I dengan ketinggian puncak 2.211 meter di atas permukaan laut.

Banyak yang mengira bahwa nama salak berasal dari tanaman salak, tetapi sebenarnya berasal dari kata Sansekerta salaka, yang berarti “perak”.

Pegunungan ini termasuk daerah yang harus dihindari oleh penerbang, baik pesawat kecil maupun besar. Kondisi geologi dan topografi dengan banyak lembah yang ditumbuhi tanaman dan perubahan cuaca yang sangat cepat (terutama kabut yang turun) sangat berbahaya bagi penerbangan.

Di kalangan penerbangan, gunung ini tergolong gunung berbahaya karena sejarah panjang kecelakaan pesawat. Insiden terbaru dan terbesar adalah jatuhnya pesawat sipil Sukhoi Superjet 100 di tebing gunung pada tahun 2012.

Penerbit : Asep Supiandi

Bagikan artikel:

Tombol berbagi baris

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button