Bengawan Jazz Festival, Mencari Petunjuk Jalan Peradaban Jawa - WisataHits
Jawa Tengah

Bengawan Jazz Festival, Mencari Petunjuk Jalan Peradaban Jawa

Bengawan Jazz Festival, Mencari Petunjuk Jalan Peradaban Jawa

Lamongan (beritajatim.com) – Untuk pertama kalinya, Kabupaten Lamongan menggelar Festival Jazz Bengawan bertajuk “Menapaki Jalan Peradaban Jawa” pada Rabu (10/8/2022) malam kemarin di Taman Kendalfornia, Desa Kendal, Kecamatan Sekaran, Lamongan.

Kegiatan ini berlangsung tepat di tepi sungai yang mengalirkan air dari Daerah Aliran Sungai (DAS) seluas kurang lebih 16.100 kilometer persegi, dimulai dari Pegunungan Sewu di barat daya Surakarta dan berakhir di Laut Jawa di Surabaya utara, melewati saluran sekitar 600 km.

Selain itu, kegiatan ini juga diadakan untuk memberikan penghormatan kepada Tim Ekspedisi Sungai Bengawan Solo yang tergabung dalam Komunitas Dayung Berdiri Indonesia (SUP.ID) yang saat ini sedang menyelidiki status sungai terpanjang di Jawa Timur saat ini.

Dalam kesempatan itu, perwakilan Tim Ekspedisi Bengawan Solo Tofan Ardi mengatakan kondisi sungai dalam kondisi kritis. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya banyak sampah dan pencemaran di sungai selama ekspedisi.

Festival Jazz Bengawan bertajuk “Menapaki Jalan Peradaban Jawa” digelar Rabu (10/10) lalu di Taman Kendalfornia, Desa Kendal, Kecamatan Sekaran, Lamongan.

Karena itu, ia berharap, semangat melestarikan Bengawan Solo terus tumbuh di masyarakat. Sehingga sungai dapat kembali menjalankan fungsinya sebagai pengairan, penghidupan dan transportasi.

Belum cukup, kata Tofan Ardi, timnya dan tim juga mendorong Desa Kendal untuk memiliki destinasi wisata bahari.

“Kami akan mendorong Taman Desa Kendalifornia untuk memiliki destinasi wisata bahari. Saat mendayung bersama teman-teman kami melihat bahwa airnya tenang dan anginnya juga kencang. Tempat ini keren untuk dijadikan arena wisata internasional dan menarik tamu luar biasa,” jelasnya.

Sementara itu, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi yang juga hadir dan membuka Bengawan Jazz Festival mengucapkan terima kasih kepada tim ekspedisi yang menemukan fakta bahwa kondisi sungai yang menjadi urat nadi kehidupan ini sangat kritis.

Menanggapi hal tersebut, Bupati Yuhronur mengaku akan mengeluarkan peraturan daerah (Perda) untuk menjaga lingkungan, khususnya untuk melindungi Sungai Bengawan Solo.

“Mulai saat itu, kami Kabupaten Lamongan akan menyusun peraturan daerah tentang perlindungan lingkungan, yang nantinya akan diberlakukan peraturan di setiap desa di Lamongan yang dekat dengan bantaran Sungai Bengawan Solo, seperti larangan membuang sampah ke sungai, dan lain-lain. ” dia berkata.

Orang nomor satu Lamongan itu juga menegaskan, pihaknya akan terus menggali potensi Sungai Bengawan Solo sebagai pengungkit ekonomi dan destinasi wisata di Lamongan.

“Kendal luar biasa karena berbatasan langsung dengan sungai warisan leluhur kita ini. Padahal, banyak potensi yang bisa digali, mulai dari potensi ekonomi hingga potensi wisata. Mari kita atasi bersama, karena kita tidak bisa melakukannya sendiri,” katanya.

Festival Jazz Bengawan bertajuk “Menapaki Jalan Peradaban Jawa” digelar Rabu (10/10) lalu di Taman Kendalfornia, Desa Kendal, Kecamatan Sekaran, Lamongan.

Tak berhenti sampai di situ, Bupati terus mengajak warga sekitar untuk melestarikan Sungai Bengawan Solo. Karena itu, sungai menjadi urat nadi warga untuk melakukan kegiatan irigasi pertanian, jual beli hingga transportasi.

Ia juga berharap agar Bengawan Jazz Festival mendapat respon yang baik dari masyarakat dan menjadi ajang promosi pariwisata tahunan di Kabupaten Lamongan. “Jika respon masyarakat baik, mudah-mudahan kita jadikan agenda tahunan untuk mempromosikan pariwisata di Kabupaten Lamongan,” pungkasnya.

Sebagai informasi: Misi ekspedisi ini dilakukan untuk mempelajari Bengawan Solo dari berbagai sisi termasuk ekologi, lingkungan, budaya, warisan dan potensi di sekitar sungai, dimulai di Wonogiri dan berakhir di Gresik.

Rencananya tim ekspedisi akan melakukan kegiatan di 3 (tiga) lokasi di Lamongan, antara lain Desa Kendal, Kecamatan Sekaran, Desa Pringgoboyo, Kecamatan Maduran dan Desa Mayong, Kabupaten Karangbinangun. Ekspedisi ini ditempuh dengan menggunakan papan dayung (paddled) dengan jarak tempuh 462 km melalui 12 kabupaten di 2 provinsi. [riq/but]

Source: beritajatim.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button