Bandara Trunojoyo setelah Citilink-Wings Air tidak beroperasi - WisataHits
Jawa Timur

Bandara Trunojoyo setelah Citilink-Wings Air tidak beroperasi

Kabar mengejutkan datang dari Bandara Kelas III Trunojoyo Sumenep. Dua maskapai yang mengoperasikan penerbangan Surabaya-Sumenep, yakni Wings Air dan Citilink, memutuskan berhenti terbang mulai Agustus tahun ini.

AIRLINES Yang pertama menyerahkan pembatalan di Bandara Trunojoyo adalah Wings Air, maskapai yang mengoperasikan penerbangan domestik itu meninggalkan Kota Keris sejak 1 Agustus. Alasannya dari sisi bisnis tidak menguntungkan.

Kemudian dipastikan Citilink tidak akan beroperasi di Sumenep pada 14 Agustus mendatang. Anak usaha Garuda Indonesia itu mengoperasikan penerbangan terakhir rute Sumenep-Surabaya kemarin (7/8). Alasannya sama, minat masyarakat untuk menggunakan transportasi udara masih rendah.

Keberangkatan kedua maskapai itu dikonfirmasi oleh Kepala Unit Pengelola Bandara (Bandara) Kelas III Trunojoyo Sumenep M. Arqodri Arman. Kini satu-satunya bandara di Pulau Madura hanya melayani penerbangan perintis dan tidak lagi penerbangan komersial.

Jauh sebelum Bandara Trunojoyo berdiri megah seperti sekarang, rencana pembangunan Bandara Trunojoyo dimulai pada tahun 1975. Lebih khusus lagi, pada masa pemerintahan Bupati Raden Soemaroem atas gagasan Abd Karim, pendiri Sekolah Penerbangan Surabaya.

Konstruksi kemudian dimulai pada tahun 1976. Saat itu, landasan pacu memiliki panjang 850 meter dan lebar 23 meter. Bahkan pernah digunakan untuk penerbangan haji Sumenep-Surabaya pada tahun 1979 dengan pesawat jenis Cassa. Penerbangan saat itu hanya dioperasikan satu kali dan tidak bisa dilanjutkan karena kurangnya personel (SDM) di bandara.

Kemudian dibangun gedung perkantoran pada tahun 2000–2001 dengan harapan bandara dapat beroperasi kembali. Pengembangan bandara dilanjutkan dengan pembuatan Rencana Induk Bandara Trunojoyo pada tahun 2007 yang dipimpin oleh Bupati KH Moh. Ramdlan Siraj.

Pada tanggal 20 Februari 2008, Sumenep menjadi Bupati Sumenep KH Moh. Ramdlan Siraj mengirimkan surat kepada Menteri Perhubungan perihal permohonan bantuan pengoperasian Bandara Trunojoyo Sumenep. Permohonan tersebut langsung disetujui dengan melengkapi fasilitas untuk memenuhi standar operasional Bandara Trunojoyo. diantara mereka, overlay atau landasan pacu dan pemenuhan fasilitas navigasi pada tahun 2010.

Tahun ini Bandara Trunojoyo akhirnya bisa melayani penerbangan kembali yaitu melayani”pelatihan penerbangan‘ dari Sekolah Pilot Merpati. Dan selanjutnya dengan beberapa sekolah penerbangan lainnya. Enam sekolah percontohan terdaftar. Antara lain Merpati Pilot School, API Banyuwangi dan Bali International Flight Academy (BIFA). Ketiga sekolah penerbangan itu masih ada sampai sekarang. Kemudian Nusa Flying International, Aviaterra dan Global Aviation.

Humas Bandara Kelas III Trunojoyo Sumenep Romzy Sarengat Sani mengatakan, karena fasilitas yang lebih memadai dan SDM yang terus bertambah, pada tahun 2015 Bandara Trunojoyo akhirnya dapat menawarkan penerbangan dengan pesawat Cessna 208 Grand Caravan berkapasitas 12 penumpang. Perintis rute Sumenep–Surabaya dan Sumenep–Jember pulang pergi (PP).

“Pertama kali adalah maskapai Susi Air 2015-2016 dan selanjutnya dengan pesawat Twin Otter berkapasitas 15 penumpang Airfast 2017-2018,” kata Romzy kemarin.

Selain penerbangan perintis, Wings Air membuka penerbangan komersial pada September 2017. Maskapai yang satu grup dengan Lion Air ini akan mengoperasikan penerbangan rute Sumenep-Surabaya PP hingga April 2020. Namun, karena pandemi Covid-19, penerbangan akhirnya dihentikan.

Kemudian, pada April 2022, Wings Air membuka kembali layanan penerbangan komersial. Itu bertepatan dengan masuknya maskapai Citilink. Namun kedua maskapai itu tidak bertahan lama. “Wings Air mundur dari Sumenep pada awal Agustus. Sedangkan Citilink, penerbangan terakhir hari ini (kemarin, Red),” kata Romzy.

Meski kedua maskapai tersebut sudah mundur dari Bandara Trunojoyo Sumenep, bukan berarti kedua maskapai tersebut sudah berangkat. Karena sejauh ini, kedua maskapai belum mencabut Jendela waktu-miliknya. “Hanya bisacel flSayaGhai hanya satu hari bisa kembali lagi. Dengan catatan, jumlah penumpang ramai,” katanya.

Saat ini, kata Romzy, yang ada hanya penerbangan perintis dengan Susi Air, rute yang dilayani adalah Sumenep-Bawean, Pagerungan, dan Banyuwangi. Selain itu juga digunakan untuk sekolah penerbangan. “Hanya pionir ketika komersial hilang,” katanya.

Sementara itu, Kepala DPRKP dan Perhuubgan Sumenep Mohammad Jakfar mengatakan Citilink dan Wings Air sudah berpamitan. Namun hanya Menggugurkan Penerbangan hanya. “Itu kewenangan maskapai. Tapi yang jelas, kami berusaha untuk membuat penumpang tetap sibuk,” katanya.

Langkah-langkah tersebut antara lain perbaikan akses jalan menuju bandara, pembebasan lahan dan juga promosi pariwisata. “Semua untuk menarik pengunjung. Tapi kembali ke kesadaran calon penumpang,” kata Jakfar. (itu/han)

Source: radarmadura.jawapos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button